Oneirataxia.

531 62 12
                                    

tags ; 50s, semi baku, oneshoot, mystery/horror

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tags ; 50s, semi baku, oneshoot, mystery/horror.

• — •

Oneirataxia /'oniera 'taksia/ : ketidaksanggupan untuk membedakan khayalan dan kenyataan.

|||

Sorai pekikan lagu berkumandang memenuhi rungu Vincent, langkahnya menapaki tangga yang beralaskan karpet merah. Sontak seluruh mata yang menyaksikan ikut terbawa kepada sang pemuda.

Seluruh tamu yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing, kini membungkuk memberikan salam penghormatan. "Greeting, Kami memberi salam pada Matahari Kerajaan."

Vincent menganggukkan kepala menerima tiap salam dari para tamu, usai memasuki aula kerajaan. "Kalian bisa kembali"

Aula tersebut kian ramai dengan kedatangannya, hingga para putri bangsawan harus berlirikan dan menyembunyikan decak kagum mereka dibalik mulut.

Vincent berjalan gagah menyusuri sebuah meja kecil yang sudah diisi oleh beberapa orang. Netranya menemukan sang kakak dengan sang istri berbincang ramah dengan sang ibu.

"Kau datang." Sean menyapa sang adik dengan tenang. Menawarkan minuman, melupakan sejenak etiket kerajaan. Vincent mengulurkan tawaran minuman sang kakak, dan meneguknya perlahan sebelum mengucapkan sepatah kata.

"Aku tidak tahu kau hadir disini, Kak Se." sedangkan, sang lawan bicara yang tersenyum menyeringai mendengar basa basi Vincent. "Kau benar. Aku sangat membenci pesta."

"Tapi aku tidak bisa mengabaikan permintaan ibu hamil bukan?" tambahnya. Vincent mendengus, saat melihat Sean tertawa kecil melirik sang istri yang sibuk berbicara dengan Ratu.

"Oh! Vincent aku tidak menyadari kamu datang." Ratu Tiffany mencubit pinggang sang anak melihat bagaimana Vincent mengabaikan pesannya. "Aku pernah bilang padamu bukan anakku? kau harus membawa pasangan untuk acara pesta."

Sean dan Windys menikmati argumen antara anak dan ibu dihadapan mereka. Keduanya menunggu diantara siapa yang nantinya akan harus mengalah terlebih dahulu.

"Ibu! kau tahu aku tidak ingin membuang waktuku hanya berkencan dengan putri yang tidak kusuka" Vincent mendesis pelan, mengingat ibunya rajin sekali mendaftarkan perjamuan teh dengan para putri bangsawan.

Hingga sekretarisnya harus kelabakan mengatur ulang jadwal kegiatannya. Sebagai Putra Mahkota dari Kerajaan Breinnes dan sebagai Negara Adikuasa, Vincent memiliki segudang kesibukan yang selalu membuatnya pening tujuh keliling.

"Putraku, kau tidak lupa bukan besok adalah hari penobatanmu. Ibu tidak ingin kau naik takhta sendiri." jawaban lembut Tiffany tidak menyurutkan pendirian Vincent.

"Terserah ibu, tapi aku mohon jangan atur jadwalku dengan sembarangan. Harley bisa kelimpungan karena permintaan ibu, Oh ya! aku juga akan menemukan pasanganku sendiri. Tolong jangan temukan aku dengan putri bangsawan lagi."

Chimerical.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang