"Asha!!"
Suara itu memecahkan lamunanku, aku mencoba menguasai diriku kembali setelah terlonjak kaget saat mendengar suara yang cukup melengking itu.
"Iihh..apaan sih, gangguin orang aja!"
Jawabku sambil bersungut."Dicariin dari tadi,eehh ternyata...malah masih ngelamun disini!"
"Emang ada apa, kok tumben nyariin aku. Ooh...aku tauu, kamu kangen kan sama akuu.Hayoo...ngaku aja dehh!"
"Hihh...ngapain juga kangen sama kamu, ini tuh udah jam 19.00 kamu mau aku tinggalin di kantor ini sendirian ??!" Cercanya bersungut-sungut.
"Hehe...ya maaf. Emangnya kamu tega apa ninggalin princess secantik aku disini sendirian? " tanyaku jahil seraya membereskan barang-barangku.
Tetapi ia hanya diam sambil menatap jendela kaca ruang kerjaku. Aku sudah hafal dengan kelakuan manusia yang satu ini, jika sudah kesal ia hanya akan diam tanpa menjawab satu pun pertanyaan yang aku lontarkan. Ya, begitulah sifat dari seorang Abiyan Raka Fahlevi.
"Iyaann...jangan marah dong!" Bujukku dengan nada sedikit manja.
Tapi ia hanya menjawabnya dengan berdeham dan terus berkonsentrasi menyetir mobil, maklum saja malam ini kota sejuta gemerlap lampu, Semarang, sedang diguyur hujan yang lumayan lebat."Iyaan...jangan marah dong, ntar aku traktir kamu siomay kesukaan kamu di ujung gang rumah aku dehh." Bujukku dengan memelas.
Tetapi ia tetap tak bergeming.
Tiga detik kemudian, tiba -tiba saja ia berbicara kepadaku,
"Mobil kamu yang di bengkel gimana? " tanyanya dengan nada datar, sangat datar seperti jalan tol yang baru diaspal.
"Enggak gimana-gimana, mungkin hari Rabu udah jadi. So,besok Rabu kamu nggak perlu deh repot-repot anter-jemput aku lagi."
"Ooh...kita mampir ke warung bakso biasa dulu ya, aku laper nih."
"Oke, tapi ada satu syarat!"
"Apaa?"
"Kamu enggak boleh ngambek lagi sama aku!"
"Iyaa...iyaa bawelll!"
"Nahh...gitu dong, kalo gak marah kan tambah..." ucapku terputus ketika ia mulai memperhatikan ekspresi wajahku yang konyol.
"Tambah apa?? Tambah ganteng kan? " tawanya pun meledak.
"Eeehh...PeDe amat luu, orang aku cuma mau bilang kalo tambah jelekk"
Matanya mulai melotot kepadaku, tapi aku hanya cekikikan di sebelahnya.
Malam ini dan malam-malam sebelumnya terasa lebih menyenangkan ketika aku bersama dia. Entahlah, itu hanya perasaanku saja atau memang sebenarnya begitu ?
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" Tanyanya penasaran.
"Eeh...engga kok." Jawabku tergagap.
"Udah sampe nihh di warung bakso."
Aku sedikit berlari menuju warung bakso favorit kita berdua. Kita? Ahh, aneh sekali rasanya menyebut kata 'kita'.
Rintik -rintik hujan masih turun membasahi bumi pertiwi ini. Namun tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang janggal diatas kepalaku, tidak ada tetesan air lagi, ketika aku melihat ke atas, ternyataa...Ia memayungiku dengan dengan sejuta cintanya. Eh pake payung maksudnya . Ettdahh, apa lagi ini? Mulai gak jelas lagi deh.
"Permisi mas,mbak, mau pesan apa? " tanya salah satu pelayan di warung bakso itu.
"Eeemm...aku bakso komplit satu dan jeruk hangat satu ya mbak." Ucapku enteng.