Happy reading
"Semua yang kita dengar adalah opini, bukan fakta. Semua yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran."
~ Marcus Aurelius ~_______________________________________________
Di sebuah kamar bernuansa abu-abu, seorang gadis masih tertidur nyenyak di atas kasur queensize nya. Suara alarm yang terus berbunyi, matahari pun sudah terbit.
Dengan perlahan seorang wanita paruh baya memasuki kamar lalu membuka gorden. Cahaya matahari pun perlahan masuk melalui jendela ruangan itu.
Merasa silau karena cahaya matahari, gadis itu terbangun sambil beberapa kali mengejapkan matanya.
"Sweetheart, wake up kamu udah kesiangan lohh." Wanita paruh baya itu menepuk pelan pipi anaknya agar terbangun.
"Huaaaa....morning Bun ." Gadis itu menggeliat bangun.
"Kamu ini sempet-sempat nya bilang morning, liat udah kesiangan tuh." Wanita paruh baya itu menatap tak percaya anaknya.
Gadis itu mulai tersadar, ia lalu melihat jam weker nya. Wanita paruh baya itu sudah tau apa yang akan dilakukan anaknya, ia lalu menutup kupingnya, dan
"AAAAA...oh my god, kesiangan lagi." Gadis itu berteriak kencang, saking kencangnya bisa membuat gendang telinga orang yang mendengarnya pecah. Ia terkejut karena waktu sudah menunjukan pukul 7.
Lagi dan lagi gadis itu kesiangan, seperti sudah menjadi kebiasaanya setiap hari Senin. Gadis itu bernama Zara Falisha Zafirah, dan wanita paruh baya tadi adalah bunda nya bernama Dinda Alviana Mahendra.
"Kamu ini kebiasaan teriak terus, udah sana kamu siap-siap nanti makin kesiangan," tegur Dinda dan menyuruh anaknya untuk bersiap.
Zara pun mengangguk lalu beranjak ke kamar mandi.
Dinda menggeleng pelan melihat anaknya yang satu ini. Lalu ia pun pergi meninggalkan kamar itu.
☀️~~🌙
Zara tersenyum memandang pantulan dirinya dari cermin"Ya Allah...gw ternyata emang cantik ya." Zara memuji dirinya sendiri.
Tapi sayangnya wajah cantik itu tertutup oleh make up tebal, dan juga bentuk tubuhnya yang terlihat karena seragam putih abunya yang ketat.
Setelah selesai Zara pun keluar menuruni anak tangga, pergi menuju dapur. Terlihat seorang wanita paruh baya tengah mencuci piring.
"Bi Tut, bunda di mana?"tanya Zara pada wanita paruh baya itu.
"Nyonya ada di ruang tamu, non,"jawab paruh baya yang dipanggil Bi Tut itu.
Paruh baya itu bernama Tuti, dia merupakan pengasuh Zara dan Kaka nya dulu sekarang dia bekerja membantu bunda membereskan pekerjaan rumah. Dia biasa di panggil Bi Tut.
"Oh yaudah, Zara ke sana ya Bi."Baru saja Zara melangkah, Bi Tut memanggil nya.
"Ehh,Non ini bekel nya, tadi Nyonya nitip,"panggil Bi Tut sambil memberikan kotak bekalnya.
"Makasih ya Bi." Zara pun pergi keruang tamu setelah memasukan bekalnya ke dalam tas.
"Bunda aku berangkat ya." Pamit Zara sambil menyalami tangan Bunda nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About My Hijrah
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA YAAA‼️ Berubah bukan untuk menjadi yang Terbaik , namun berubah untuk menjadi yang lebih baik. Tidak ada kata terlambat untuk seseorang yang ingin merubah dirinya menjadi lebih baik. Semua orang memiliki kesempatan untuk menjadik...