I

11 5 0
                                    

" Kenapa Harus Cantik, Peran utamanya? "

_Slju Aul-Putr

Saat kumbang dan kupu-kupu menguap melirik matahari dan suara Kokok ayam jantan sebagai jam, mereka bersiap bangun dari tidur malamnya,membersihkan diri dan bersiap keluar sarangnya, menjemput bunga cantik mana yang mereka tuju, hanya bunga cantik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kumbang dan kupu-kupu menguap melirik matahari dan suara Kokok ayam jantan sebagai jam, mereka bersiap bangun dari tidur malamnya,membersihkan diri dan bersiap keluar sarangnya, menjemput bunga cantik mana yang mereka tuju, hanya bunga cantik, yang mereka dan kawannya terjang dan nikmati rasa manis nektar dalam setiap tubuh mungil mereka, mereka membiarkan bunga buruk yang layu itu sendirian di antara bunga yang mekar lainnya, mereka telah terlahir dengan naluri untuk memilih bunga-bunga cantik itu, pikirmu mereka keterlaluan?.

"Mau kemana neng?", tanya seorang ibu pada seorang gadis didepan ku, sepertinya dia juga jogging pagi ini.

"Lari pagi bu",jawabnya sopan sambil sering melirik-lirik ponselnya lagi.

Tepat saat itu, ibu itu berpapasan denganku, aku sudah menyiapkan kata untuk menjawab sapanya.
Satu..dua..tiga, ia tak tampak Takan berucap.

"Abis dari mana ibu", tanyaku memulai pembicaraan, mama selalu mengajarkanku untuk ramah pada semua orang.

"Pasar", jawabnya sambil melengos tanpa melihat wajahku, berbeda dengan ekspresinya pada gadis di depan tadi.

Oh.. iya bu", kalimat andalanku untuk mengakhiri percakapan.

Matahari pagi diam-diam bersembunyi di saku kemeja ayah, hari ini hari Minggu, hari yang sama bagiku, hari berada di rumah dan aktivitas-aktivitas membosankan lainnya, setelah aktivitas lari pagi, lebih tepatnya jalan-jalan pagi, yang aku runtinkan untuk melihat aroma embun yang dingin menelisik jemari-jemariku, sudah sebulanan setelah kelulusan jalur covid season dua, aku belum mengambil keputusan.

Aku berjalan menelusuri setiap masa lalu yang ada dalam kepalaku, berharap semuanya dapat terikhlaskan dengan baik dan seksama.Kecewanya hampir sama seperti hancurnya harapan seeekor laba-laba dengan sarang yang ia bangun di pinggir jalan, di halang dedaunan melamun, kesakitan karena merasa di hidupnya terlalu banyak kesalahan, dosa memakan mentah-mentah serangga lain, menelan habis, tertawa kekenyangan, menyalahkan diri sendiri atas tindakan yang ingin di samakan dengan keenakan hidup sebangsa kawanannnya.

Nasibku tidak begitu buruk, jika aku sedang dalam kondisi baik-baik .Namun setiap kali orang-orang dari masalalu muncul dalam bayanganku, hidupku seolah sudah di cegat sana-sini, aku dibiarkan hidup dalam ruangan yang gelap, oleh pikiranku sendiri.

kala malam sebelum tidur, aku sudah bersiap dengan dongeng paling indah yang ku rancang, seperti semacam arsitektur mimpi, aku bangun rumah impian, traveling ke manca negara, menikah dengan seorang yang tampan dan tulus, lalu menghitung bintang bersama, menjadi seorang public figur yang di kenal banyak orang,  kehidupan yang sewajarnya diidamkan banyak orang, bahkan dalam bayanganku sendiri, tak kubiarkan wajahku saat ini menjadi pemerannya, aku berharap bisa memasuki tubuh seorang yang cantik untuk mewujudkan hasil bayanganku, ini mengecewakan memang.

Aku belum mengenalkan diriku ya...

   Namaku Salju, tapi nama seindah ini terlihat tak pantas bersanding dengan tubuhku, seperti putri salju yang hidupnya tampak selalu di menderitakan oleh takdir si penulisnya meski akhirnya kebahagiaan akan diraihnya atau awal dimana dongeng itu bisa bercerita panjang dan identik hingga hari ini karena kisah kekejaman dan obsesi tentang kecantikan yang ditampilkan ibu tirinya.
  
  Salju yang ini, wajahnya tidak seputih salju, yang turun di hari pertama, ia bahkan belum pernah sedetik menengadahkan tangannya di atas salju yang turun. Ia bukan sosok istimewa yang baik, serta beruntung karena dunia sudah dapat menebaknya sebagai peran utama.
    
Dia hanya salju, yang ingin kehidupannya berjalan seperti bayangannya dengan sebuah rahasia dan problematika dalam hidupnya, dia menderita tapi itu buah dari sebuah menderitakan, ini bukan drama, pertanyaan menyebalkan pada semesta yang kerap di teriakinya,
      
"Kenapa harus selalu cantik, pemeran utamanya?"

Apakah orang jelek memang tidak di desain untuk menjadi pemeran utamanya?...


___________Dari Penulis🌻

Hi friends,

Apakah ini cukup menarik untuk permulaan?
Kritik dan saran saya persilahkan, jika ini kelihatan cukup menarik, bantu share ya, temani saya untuk bisa berproduktif dalam menulis, saya sangat berharap dukungannya.

SALJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang