Prolog

12 3 0
                                    

Kata orang jatuh cinta itu adalah hal yang wajar dialami umat manusia. Siapapun pasti akan merasakannya tak terlepas dari tua ataupun muda. Jatuh cinta juga ada beberapa jenis, tergantung orang itu sendiri.

Hari ini adalah pelajaran Olahraga. Beberapa siswa tengah bermain permainan bola voli, sementara yang lainnya duduk disamping menunggu giliran sambil beristirahat dari pemanasan sebelumnya.

Sembari memainkan botol minumnya, iris coklat Zenna terpaku pada tanah lapangan yang ada dihadapannya. Telinganya berusaha tidak mendengar apa yang terjadi disamping dirinya. Iya, temannya kembali melakukan adegan bucin didepannya.

"Mau ku beliin air minum?"

"Hm, boleh."

"Oke, tunggu sebentar ya."

Lelaki itu bergegas pergi kekantin untuk membelikan pacarnya minuman. Zenna melemparkan botolnya ke udara lalu menangkapnya dengan satu tangan, kemudian menoleh kearah temannya itu.

"Padahal punya kaki, uang, tangan, mata. Hobi banget nyusahin orang," sindir Zenna.

"Lo ga pernah ngalamin sih, jadi ga tau rasanya."

Zenna menaikkan satu alisnya. Ia sangat heran dengan temannya yang sedang dimabuk cinta ini. Bisa-bisanya ia begitu senang disaat Zenna merasa malu meminta orang untuk membelikan sesuatu ketika Zenna bisa membelinya sendiri.

"Lo kan ga pernah jatuh cinta."

***

Bel istirahat berbunyi, seluruh kelas memuntahkan bebannya tidak sampai semenit bel berhenti.

Zenna bersama Nila-teman Zenna berjalan dikoridor menuju kantin, mengisi perut mereka yang butuh diisi dengan beberapa makanan kantin yang terkenal enak dan murah. Apalagi batagor favorit mereka.

Baru saja membayangkan enaknya memakan batagor, hal yang Zenna tidak sukai muncul. Ya, Niel-pacar Nila datang menghampiri mereka bersama Gabny, teman Niel.

Zenna menghela napasnya saat Gabny menatap kearahnya, seakan memberi intruksi untuk pergi bersama dari dua makhluk bucin ini. Zenna menganggukkan kepalanya, berjalan perlahan kebelakang sebelum pada akhirnya berlari tanpa suara. Gabny menyusulnya dengan menggunakan trik yang sama.

Zenna dan Gabny berhasil tiba di kantin menggunakan jalan alternatif yang lebih jauh. Namun ini lebih baik daripada harus menunggu Niel dan Nila selesai dengan urusan mereka.

Sepiring batagor muncul di hadapan Zenna, lengkap dengan segelas teh tawar panas. Zenna mengucapkan terimakasih kepada pengantar makanan sebelum orang itu pergi. Matanya menatap sebentar Gabny yang duduk didepannya, asik dengan game online di handphonenya atau mungkin tengah menonton film animasi kesukaannya.

"Lo ga makan?" tanya Zenna.

"Menurut lo gue mending beli action figure waifu yang pertama atau yang kedua?" tanya balik Gabny tanpa memalingkan wajahnya.

"Gue nanya lo ga makan? Bukan nanya lo mau beli apa."

"Oh, ngga gue udah kenyang liat asupan gue," jawab Gabny.

Zenna menggelengkan kepalanya. Kembali berpikir mengapa ia bisa berteman dengan orang-orang yang aneh seperti Nila, Niel, dan orang yang lebih spesial dibanding dua bucin itu yang kini ada di hadapannya, Gabny.

Mungkin karena satu kebetulan di hari itu.



Tbc



SEPATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang