this is

98 17 0
                                    

Pagi yg cerah, matahari menyinar menembus celah dari sebuah jendela,membuat seseorang terbangun karena cahaya yg menyinar tepat di matanya. Tanpa berpikir panjang pria tersebut bangun dan melangkah menuju sebuah ruang yg jelas itu adalah kamar mandi. Selesai dengan acara mandinya pria tersebut pergi kebawah dan memasak sesuatu yg sangat harum. Selesai dengan kegiatan paginya ia bergegas menuju sekolah.

"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Jisung.

"Yah nyenyak." Jawab Jaemin.

"Benar sangat nyenyak hingga kau melupakan tas mu." Ejek Jisung yg melihat Jaemin keluar hanya dengan seragamnya tanpa tasnya.

"Ah iy aku lupa." Jaemin yg bergegas ke dalam rumahnya untuk mengambil tasnya.

Di luar Jisung terkekeh melihat tingkah sahabatnya,yg bukan hanya ia anggap sahabat. Jisung menganggap Jaemin lebih dari sahabat. Kakak? Bukan, lalu? Jisung menganggap Jaemin adalah hidupnya,walau ia tau Jaemin tidak menganggapnya lebih dari sahabat.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Sesampainya di sekolah Jaemin dan Jisung pergi ke ruang kepala sekolah. Menyelesaikan acara mendaftar Jaemin dan Jisung pergi ke kelas mereka masing-masing.

Dalam perjalanan Jisung bercerita banyak tentang keinginannya untuk satu sekolah dengan Jaemin ataupun tentang siswa yg ada di sini.

"Kau tau seharusnya kau bersyukur ayah dan ibu mu memilihkan sekolah yg bagus dan...."

"Berhenti!!" Belum selesai menjelaskan Jaemin memotong ucapan Jisung dan langkah mereka.

"Kenapa?" Tanya Jisung heran.

"Ah tidak sepertinya aku salah lihat." Gumam Jaemin.

"Apa kau melihat apa? Apa kau melihat hantu? Jaemin apa?" Tanya Jisung penasaran dengan apa yg Jaemin katakan.

"Tidak ayo kita sudah terlambat." Jaemin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ah baiklah." Pasrah Jisung.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Kelas Jaemin dan Jisung berbeda jadi mereka harus berpisah di depan salah satu ruang yg pasti itu adalah ruang kelas Jisung.

"Baiklah aku masuk jangan sampai tersesat." Ejek Jisung.

"Yak tidak mungkin aku tersesat." Bantah Jaemin.

Sesampainya di kelas Jaemin mengetuk pintu dengan sopan.

"Siapa?" Tanya guru yg sedang mengajar.

"Saya murid baru pindahan dari Amerika saem." Jelas Jaemin.

"Ah iy silahkan masuk,dan perkenalkan diri kamu." Perintah guru tersebut.

"Halo semua saya Na Jaemin kalian bisa memanggil saya Jaemin,semoga kita semua bisa berteman baik." Jaemin.

"Baiklah Jaemin kamu bisa duduk di bangku kosong di sebelah sana." Guru tersebut mengarahkan tangannya ke sebuah kursi kosong.

"Baik bu." Jaemin.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Kring..kring...kring

Bel pulang sekolah berbunyi,semua anak berlarian keluar kelas. Namun Jaemin memilih untuk keluar paling belakang karena ia tidak suka berdesakan.

Saat Jaemin akan keluar sebuah tangan mungil mencegah tangan kekar Jaemin,membuat Jaemin menoleh spontan.

"Aku ingin mengembalikan ini." Ucap pria mungil di depan Jaemin sembari menyerahkan sebuah buku kepada Jaemin.

"Ah dimana kau menemukannya?" Tanya Jaemin pada pria tersebut.

"Aku melihatnya jatuh dari tasmu dan tasmu masih terbuka." Jelas pria mungil tersebut.

"Ah terimakasih telah mengingatkan." Ucap Jaemin.

"Sama sama aku pergi dlu." Pria tersebut pergi setelah mengembalikan buku Jaemin.

'siapa dia? Seperti tidak asing?' Jaemin

"Hai sedang apa kau melamun? Sudahlah ayo pulang." Ajak Jisung yg dibalas anggukan oleh Jaemin.

Dear My Queen || JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang