Hari ke-3

277 36 4
                                    

"Jeno.... ayo kita berbelanja di supermarket..."

"Renjun di kulkas mu masih banyak bahan makanan, kau ingin makan apa memangnya?"

Renjun menunduk membuat Jeno panik "Hei angkat kepala mu, kau bisa menjatuhkan mahkota mu"

Renjun mendongak dan malah mengerucutkan bibirnya membuat Jeno menahan untuk tidak menggigit Renjun

"Aku ingin membeli makanan ringan. Hari ini ayo kita berbelanja dan menonton film di sini." Ajak Renjun dan Jeno malah masuk kamar mereka dengan cepat

Renjun duduk di sofa sambil memanyunkan bibirnya kesal melihat kelakuan Jeno yang tidak mengabulkan keinginannya

Bantal sofa sudah ia berikan pukulan, kaki sudah beberapa kali ia hentakan, tv berulang kali berganti channel. Renjun sudah merasa kesal

Tepat dia berdiri akan menghampiri kekasihnya keluarlah Jeno dengan pakaian sudah rapih membuat Renjun hampir pingsan melihat ketampanan Jeno

Dia berpikir kenapa kekasihnya ini sangat tampan, Jeno memiliki tubuh yang atletis berbeda dengan nya. Dirinya terlihat wajah yang katanya manis, badan mungil, tapi dirinya harus ingat. Jeno pernah berkata dirinya ditakdirkan untuk Jeno, melengkapi kekurangan satu sama lain.

"Kenapa belum berganti pakaian? katanya ingin berbelanja?"

Renjun melemparkan bantal sofa ke arah Jeno "Kau tidak bilang bodoh." dia pun berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap

Jeno yang melihat kelakuan Renjun yang menurutnya sangat menggemaskan hanya tertawa

"Kau bahagia sekali, padahal kita hanya ke supermarket." Ucap Jeno tepat mereka setelah naik ke mobil, Jeno aneh melihat Renjun yang dari tadi tersenyum sendiri

Renjun tidak menjawab dan malah menggenggam tangan Jeno yang sedang mengambil minum

Jeno menoleh "Kenapa?"

"Kenapa apanya? aku hanya ingin menggenggam tanganmu. Kenapa? tidak boleh? cih" Renjun melepaskan tangannya dari tangan kekasihnya

"Jangan marah sayang. Aku sedang menyetir, pegangan tangannya nanti saja" Jeno mengusap rambut Renjun sambil menoleh sekilas

Renjun melirik Jeno yang sedang menyetir, dia kembali melamunkan Jeno yang sangat tampan ketika melakukan kegiatan menyetir, ketampanannya bertambah dua kali lipat. Dengan pakaian yang menurutnya membuat siapa saja melongo melihat kekasihnya

Mereka sudah sampai dan sudah berbelanja pula, mereka pun duduk di kursi yang disediakan supermarket tersebut

"Tidak ingin langsung pulang?" Tanya Jeno

Renjun menggeleng dan menoleh kepada kekasihnya "Aku ingin makan ramen disini saja boleh?"

Jeno tersenyum sambil mengangguk dan mengusap rambut Renjun "Sebentar aku buatkan dulu" Jeno mencium kening Renjun sebelum pergi

Tepat Jeno datang, Renjun yang sedang melamun pun kembali sadar

Mereka terdiam ketika makan ramen, Renjun menoleh kepada Jeno sambil memangku dagunya

"Jeno ingat? Supermarket ini tempat pertama kali kita bertemu.." Jeno menoleh kepada Renjun yang sedang tersenyum kepadanya

"Aku akan selalu ingat sayang, kau ketika itu sangat kekanak-kanakan, berebut makanan kucing dengan ku sampai ingin menangis karena aku yang mendapatkannya" Jeno tertawa mengingat kejadian tersebut

"Saat itu aku panik ketika kucing ku belum makan dua hari karena Baba tidak memberi makan, dan ternyata makanan nya habis.."

Jeno mendengar dengan seksama cerita Renjun yang menurutnya tidak pernah membosankan, Jeno bersyukur dirinya bertemu Renjun

Tempat ini dia bertemu kekasihnya.. Jeno ingin berterima kasih juga kepada kakak perempuan yang telah menyuruhnya untuk membeli makanan kucing tersebut

Jeno merasakan yang berbeda ketika melihat Renjun, dia sudah tahu bahwa orientasi seksual nya sudah menyimpang ketika melihat lelaki cantik yaitu Renjun

Dia berpikir siapa yang tidak tertarik kepada kekasihnya, lelaki yang memiliki wajah manis, menggemaskan, tubuh mungil.. Dia selalu berkata, memang Renjun ditakdirkan untuknya, karena bisa melengkapi kekurangan Jeno begitupun sebaliknya

"Kau melamun?" Tanya Renjun

"Aku hanya mengingat kenangan ketika kita pertama kali bertemu sayang.."

"Apakah kau bahagia bertemu denganku?"

"Sangat Renjun. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita.."

"Tapi kita salah Jeno.." Renjun menunduk

"Kau selalu saja menunduk Re. Aku tidak suka. Aku sudah bilang mahkota mu akan jatuh. Tegakkan wajahmu yang manis itu" Tegas Jeno

Renjun pun mengangkat wajahnya dan langsung menatap Jeno dengan sayu, Jeno yang melihatnya pun langsung memeluk Renjun "Kita tidak salah Renjun, perasaan tidak bisa kita salahkan dan tidak bisa tuju untuk siapa kita mencintai."

"Sudah. Setelah ini kau ingin apa lagi?" Lanjut Jeno sambil melepaskan pelukannya

Renjun menggeleng "Kita pulang saja. Aku sudah mengantuk"

"Katanya tadi ingin menonton film" Kata Jeno sambil membereskan bekas makanannya dibantu Renjun

"Aku sudah mengantuk hehe"

💙💛


Hai?
suka?

5 days with Lee Jeno [NOREN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang