“Nek, hari ini Rei tidak ikut berkebun lagi ya.”
“Iyaa, tidak apa-apa, toh kamu sudah menemukan kegiatan lain yang cocok untukmu.”
“Hehehe, iyaa Nek, mengumpulkan sampah di kota itu pekerjaan yang seru untuk Rei. Hari ini mau Rei antar atau naik taxi, Nek?”
“Hari ini Pak Niko sudah mulai bekerja Rei, jadi Nenek tidak perlu mengecek kebun setiap hari,” jelas Nenek.
Rei hanya mengangguk dan ber-oh ria mendengar penjelasan Nenek.
Sudah 2 minggu Rei mengumpulkan sampah di kota. Pekerjaan yang tidak terlalu banyak diminati akan tetapi sangat cocok untuk Rei.
Selama bekerja, Rei bertemu dan berteman dengan banyak orang baru dari berbagai kalangan. Salah satunya Zea, Police Officer 2 di kota ini. Mereka berdua bertemu di salah satu tempat makan yang buka pada malam itu.
“Hallo mam,” sapa seorang wanita berseragam polisi.
“Mmm yes, hi,” jawab Rei dengan raut wajah bingung.
“What is your name?” tanya wanita tersebut.
“My name is Rei, what yours?”
“Ah Rei, nice to meet you, I’m Zea.”
“Nice to meet you too, Zea.”
“Are you alone?” tanya Zea membuka obrolan.
Begitu lah awal pertemuan Rei dan Zea. Zea sangat senang berkenalan dan mengobrol dengan orang baru, sehingga cukup mudah baginya untuk menyapa orang-orang dan berteman dengan siapapun.
Hari ini Rei akan bertemu Halley dan pergi mengumpulkan sampah bersama-sama. Rei baru bertemu Halley 2 hari yang lalu akan tetapi mereka sudah cukup dekat. Keduanya memiliki satu kesamaan, Rei dan Halley sama-sama tertarik dengan hal-hal yang berbau kecepatan.
Bedanya, Halley sudah sering mengikuti balapan sedangkan Rei sama sekali belum pernah. “Gimana mau ikut balapan, dulu mau belajar nyetir aja ga boleh,” gumam Rei dalam hati.
“Halley, udah sampe dari tadi ya? Maaf ya tadi aku isi bensin dulu.”
“Iyaa gapapa kok, ayo kita ngobrol di jalan aja.”
Rei bergegas masuk ke truk dan keduanya mulai pergi ke tempat-tempat di mana mereka harus mengambil sampah.
“Gimana? Besok jadi temenin aku balapan kan?” tanya Halley memastikan.
“Jadi dong, tapi kamu yakin ajak aku? Kalo kalah gimana?”
“Ga usah pikirin menang kalah, yang penting have fun aja, ini juga pertama kalinya aku ikut Rally Dakar kok,”
“Hah!? Tapi kamu tau kan teknis balapannya?”
“Mmm ya ga terlalu si, yang aku tau nanti kita dikasih roadbook terus kita tinggal jalan deh sesuai intruksi yang ada di buku.”
“O-kei…”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Air
Teen FictionMemangnya apa yang lebih menakutkan dibanding melihatmu tenggelam