Setelah kurang lebih 45 menit berada di luar, keduanya memutuskan kembali ke dalam restaurant untuk mengecek keadaan teman dan keluarga mereka. Rei yang pertama kali masuk dan melihat keadaan di dalam tiba-tiba berhenti. Dirinya terlihat shock sambil memperhatikan sekelilingnya.
Tidak begitu banyak pengunjung hari ini, hanya ada keluarga Zea, rekan-rekan Sang Mama, dan 3 pengunjung lain yang sama-sama sedang mabuk. Rei sangat terkejut karena melihat sebagian orang di restaurant itu sudah mabuk beraet, ya sebagian, termasuk beberapa pelayan yang bekerja di sana.
"Bukan hal yang aneh kalo kamu liat pelayan di sini ikut mabuk," jelas Jacob seakan mengerti apa yang sedang dipikirkan Rei.
"Emang pemilik restaurant-nya ga marah?"
"Ngga, malah kadang ikut mabuk juga. Tapi beberapa pelayan udah diminta buat ga ikut minum-minum dan ngurusin mereka-mereka yang mabuk biar ga membahayakan."
"T-terus ini gimana?"
"Ya udah biarin aja sampe sadar," jawab Jacob santai sambil berjalan ke arah meja yang kosong.
Rei masih mematung sambil memerhatikan sepasang suami istri yang sekarang sedang berjalan ke arahnya dan terlihat akan pergi pulang karena salah satu dari mereka mengeluarkan kunci mobil.
Rei merasa tidak tenang membiarkan orang mabuk mengendarai mobil sendiri, ia memutuskan untuk membuntuti keduanya sampai ke parkiran mobil.
Benar saja, keduanya berhenti di depan mobil Kuruma hitam yang terparkir di samping mobil Jacob. Sesaat setelah keduanya memasuki mobil, Rei menghampiri mobil tersebut dan mengetuk kaca pintu mobilnya.
"Permisi, Pak, Bu. Kalian mau pulang ke mana ya?"
Bapak-bapak tersebut kemudian menurunkan kaca jendelanya dan menanggapi pertanyaan Rei, "Saya? Ke apartment, kenapa kamu tanya-tanya? Mau ikut hah?"
"Ah kebetulan saya juga mau ke apartment, Pak. Tapi sepertinya bapak kelelahan untuk menyetir dan masih mabuk, mau saya pesankan taxi?"
Setelah 5 menit menunggu, taxi yang Rei pesan akhirnya datang. Rei memapah pasangan suami istri itu untuk masuk ke dalam taxi dibantu oleh supir taxi tersebut. Setelah aman, Rei ikut masuk ke dalam taxi dan memberitahu tujuan mereka.
Sesampainya di apartment, Rei memanggil satpam apartment untuk membantu membawa pasangan tersebut ke kamar mereka dan menjelaskan singkat apa yang terjadi. Rei tidak lupa untuk membayar taxi sesuai argo dan juga memberikan sedikit tip.
Di restaurant, Jacob sibuk mendengarkan lagu sampai-sampai dirinya tidak sadar bahwa Rei sudah menghilang dari penglihatannya. Jacob pergi ke luar dan mengecek parkiran mobil di mana ia menemukan Rei sebelumnya, namun nihil.
Jacob memutuskan untuk menyewa beberapa kamar di restaurant tersebut untuk tempat istirahat Zea sekeluarga malam ini. Restaurant ini cukup luas sehingga mereka memanfaatkan lahan kosong yang ada dengan membuka hotel untuk bermalam beberapa tamunya yang mabuk.
Setelah selesai mengurus segala administrasi hotel, Jacob kembali ke mobilnya dan memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum pulang, Jacob mencoba berkeliling kota mencari keberadaan Rei yang entah di mana.
Di sisi lain, Rei terlihat sangat lelah dan putus asa lantaran baterai handphone-nya habis dan sisa uang yang ia bawa tidak cukup untuk memesan taxi. Mau tak mau ia harus berjalan kaki ke Davis Station untuk mengambil motornya.
Jarak dari apartment ke Davis Station lebih dekat dibanding kembali ke Rooster Rest, maka dari itu, Rei berniat mengambil motornya kemudian kembali ke restaurant karena ia belum sempat berpamitan dengan Zea dan yang lainnya.
Di tengah perjalanan, secara kebetulan Jacob melihat seorang perempuan sedang berjalan di trotoar. Jacob mengenali pakaian yang perempuan itu kenakan, ia kemudian mendekatkan mobilnya ke pinggir jalan dan memanggil perempuan itu.
"Rei!"
Yang dipanggil menoleh ke arah datangnya suara. Ia tidak menyangka bisa bertemu Jacob di sini.
"Ayo bareng," ajak Jacob.
Rei yang merasa sangat kelelahan segera masuk ke dalam mobil lalu memijat kakinya pegal.
"Kenapa ngga bilang mau pulang duluan?"
"Ngga kenapa-napa, tadi aku liat bapak-bapak sama ibu-ibu keluar restaurant tapi masih mabuk," Rei kemudian menjelaskan apa yang terjadi sampai-sampai dirinya pergi tanpa pamit dan berakhir jalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Air
Teen FictionMemangnya apa yang lebih menakutkan dibanding melihatmu tenggelam