"Kamu perhatian banget sama orang mabuk."
"Gimana ya, ga suka aja liat orang mabuk nyetir," Rei tidak bohong tentang dirinya yang tidak suka dengan pemabuk, tapi Rei tidak mau membiarkan hal yang pernah ia alami terjadi kepada orang lain. Selagi bisa dicegah, kenapa tidak, pikirnya.
"Iyaa paham, maaf ya tadi saya ngga sadar kamu keluar," Jacob merasa tidak enak karena membiarkan Rei pergi sendiri dan harus berjalan kaki ke kantor polisi.
"Eh gapapa, kenapa jadi minta maaf, kan ga ada yang salah."
"Ya saya ngerasa ga enak aja, mampir 24/7 sebentar ya."
24/7 merupakan salah satu minimarket yang ada di kota ini. Di sini mereka menjual berbagai macam snack, sayur mayur, buah, dan beberapa perlengkapan lainnya.
Setelah beberapa saat, Jacob kembali ke mobil dan memberikan minuman yang ia beli untuk Rei. Rei segera membuka tutup botol dan meminum air yang ada di dalamnya. Entah karena terlalu bersemangat atau terlalu haus, Rei tidak sengaja menjatuhkan botol minum tersebut sehingga setengah airnya keluar membahasi celana dan juga tempat Rei duduk.
"Aduh! Pak Jacob maaf banget saya ga sengaja," Rei sangat panik dan terus-terusan mengucapkan kata maaf.
Jacob segera mengambil tisu dari glovebox mobilnya dan memberikan tisu tersebut kepada Rei, "Iyaa gapapa, ini keringin dulu pake tisu.".
Rei menerima tisu tersebut dan langsung mengeringkan jok mobil Jacob yang basah. Setelah dirasa cukup kering, Rei kembali duduk dan mengeluarkan segala sesuatu yang ada di saku celananya. Rei meletakkan HP, kartu ATM, uang, ID card, dan barang-barang lainnya ke dalam glovebox.
Rei bukan orang yang suka membawa tas apalagi dompet, ia lebih sering menyimpan semua barangnya di saku celana atau jaketnya.
Jacob mulai mengendarai mobilnya sambil beberapa kali memerhatikan Rei yang sedang mengeringkan beberapa kartu penting yang basah karena minuman tadi.
"Mau saya anter ke mana? Udah mulai gelap."
"Ke Davis aja, tadi saya parkir motor di sana." entah sejak kapan Rei mengikuti gaya bicara Jacob yang selalu menggunakan kata 'saya' .
"Saya anter ke rumah aja gapapa, motornya kamu ambil besok aja."
"Eh ga usah, Pak. Saya naik motor aja, Pak Jacob juga pasti capek."
"Ya ngga papa, udah malem juga masa kamu naik motor?"
"Saya udah biasa naik motor jadi ngga papa, Pak."
"Oke di Davis Station kan?"
"Iyaa, Davis."
Tidak perlu waktu yang lama, keduanya sudah sampai di Davis Station. Rei mengambil beberapa barangnya dari glovebox dan berpamitan kepada Jacob.
"Makasih banyak ,Pak Jacob."
"Iyaa sama-sama, saya duluan ya."
"Iyaa, Pak. Hati-hati, maaf ngerepotin."
"Ngga, santai aja. Kamu juga hai-hati," kata Jacob yang kemudian dibalas anggukan dari Rei.
Keduanya berpisah dan kembali ke rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Air
Genç KurguMemangnya apa yang lebih menakutkan dibanding melihatmu tenggelam