"Makasih banyak Halley, kapan-kapan ajak aku lagi ya!" seru Rei bersemangat lantaran balapan pertamanya gagal.
"Pasti dong! Yaudah aku duluan yaa."
"Iyaa, hati-hati di jalan, Halley."
Sesampainya di Hayes, Rei berbincang dengan beberapa mekanik yang ada dan tidak lupa menanyakan kabar motornya yang sempat bermasalah beberapa hari yang lalu.
"Ini ga akan mogok tiba-tiba lagi kan?" tanya Rei ragu.
"Seharusnya ngga, tapi kalo tiba-tiba mogok, telpon aja," jawab Tony, salah satu mekanik di bengkel Hayes.
"Okee deh, kalo gitu aku pergi dulu ya, notanya SMS aja," kata Rei sembari menyalakan mesin motornya.
"Santai, jangan lupa isi bensin."
Rei mengacungkan ibu jarinya pertanda bahwa kali ini ia tidak akan lupa untuk mengisi bensin.
Saat ini Rei sedang mengendarai motornya menuju salah satu Police station yang ada di kota tersebut untuk bertemu Zea. Tadi ketika sedang mengobrol dengan Tony, Rei mendengar bunyi notifikasi dari Handphone-nya yang menandakan ada pesan masuk.
Sesampainya di Davis, Rei melihat Zea dan beberapa orang lainnya berada di parkiran. Segera ia memarkirkan motornya dan berjalan ke arah kumpulan orang tersebut.
"Hi, Reiii," sapa Zea sambil memeluk tubuh Rei. Zea sangat suka memeluk teman dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Rei pun balas memeluk Zea dan menanyakan kabarnya hari ini.
"Iyaa halo Zea, gimana patrolinya, lancar kan?"
"Yeah, not bad. Hari ini Zea cuma keliling kota, bosan sekali," jawab Zea dengan muka murungnya.
"Tapi tidak apa-apa, sekarang Zea mau makan-makan bareng keluarga Zea, Rei ikut kan?" sambung Zea, kali ini wajahnya terlihat sangat bahagia.
"Ikut dong, kalo makan gratis gimana nolaknya?" canda Rei.
"Ahahaha iyaa betul sekali, oiya Rei, ini mama papa Zea. Mama, papa, ini Rei teman Zea,"
Rei kemudian menjabat tangan kedua orangtua angkat Zea dan memperkenalkan dirinya singkat.
Awalnya, di kota ini Zea tinggal sendiri karena ada suatu masalah yang menimpa Zea dan keluarga di kampung halamannya. Kemudian, setelah beberapa bulan bekerja sebagai polisi, Zea diangkat menjadi anak oleh pasangan muda yang mana keduanya juga merupakan seorang polisi.
Tiba-tiba muncul seorang pria dari dalam mobil dan menginterupsi obrolan mereka.
"Mau makan di mana?" ucapnya datar.
"Ahh uncle! Rei ini uncle Zea, uncle Jacob," Zea menarik tangan Jacob agar bergabung mengobrol dengan yang lain.
"Oh halo, salam kenal, uncle Jacob?"
"Iyaa, salam kenal juga."
Jacob bukan sosok laki-laki yang cuek dan cool, dia orang yang biasa saja tapi bisa dibilang cukup asik untuk diajak ngobrol. Hanya saja, hari ini mood-nya sedang tidak baik, sehingga dia lebih banyak diam dan datar selama mengobrol.
"Hmm kemana ya? Mau ke Rooster Rest?" saran Zea.
"Boleh, di Rooster Rest juga ada sake kan?" sambung Mamanya.
"AAA iyaa betul, kita bisa minum-minum sedikit mama, Zea sudah lama tidak minum sake."
"Ya udah ayo Rooster Rest," kali ini Papa Zea yang berbicara dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Eh tapi papa, ini mobinya Cuma 4 seat, Rei bagaimana?" tanya Zea yang sadar saat ini ada 5 orang.
"Gapapa Ze, aku bawa motor kok, ketemu di Rooster Rest kan?"
"Jangan naik motor Rei, kita bersama-sama saja. Uncle ada mobil tidak?"
"Ada."
"Nah ya sudah, uncle bawa mobil sendiri saja sama Rei, Zea mau sama papa mama ya, tidak apa-apa kan?"
Yang di minta langsung pergi ke garasi kantor dan mengeluarkan mobilnya.
"Zea, aku sendiri aja, gapapa kok, serius," bisik Rei.
Tentu ada rasa tidak enak di dalam diri Rei. Rei membawa motor dan bisa pergi ke restaurant itu seorang diri, tapi temannya malah meminta pamannya untuk pergi bersama Rei.
"Tidak apa apa Rei, uncle juga tidak masalah," kata Zea.
"Ayo masuk aja, ketemu di Rooster ya," kata Jacob setelah menurunkan kaca mobilnya.
Rei hanya diam dan mengikuti instruksi Jacob yang memintanya masuk ke mobil. Kemudian, kedua mobil mulai berjalan beriringan menuju tempat yang sudah ditentukan.
Suasana hening mengisi mobil Jacob dan Rei, rasanya canggung sekali. Rei akhirnya mencoba membuka obrolan untuk mengisi perjalanan singkat menuju restaurant.
"Kalian emang sering makan keluarga di luar gini ya?"
"Kalo lagi kosong aja si, ini juga karena udah lama ngga kumpul."
"I see, kerja di Police Department juga?"
"Siapa?"
Bingung, Rei bingung harus memanggil orang di sampingnya ini dengan sebutan apa. Apakah ia harus memanggil Uncle Jacob seperti Zea, atau aku-kamu seperti biasa. Ah rasanya tidak sopan jika ia memanggil dengan sebutan aku-kamu, tapi Rei juga tidak terbiasa dengan panggilan uncle.
"Hmm, Pak Jacob?"
"Oh iyaa, sama kaya mama papanya Zea. Ayo masuk duluan aja, tadi Zea belok isi bensin dulu."
"Okee."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan dan Air
Teen FictionMemangnya apa yang lebih menakutkan dibanding melihatmu tenggelam