01. Rabes

985 76 0
                                    

Tepat pukul 05.15, seorang lelaki berbadan kekar yang tengah tidur itu terbangun mendengar suara bising dari luar kamar nya. Siapa lagi jika bukan kedua adik nya yang terus terusan bertengkar memperebutkan kamar mandi.

Perlahan ia menapakkan kaki nya di lantai dan membuka pintu dengan kencang sehingga keduanya menoleh ke kamar sang kakak.

"Bisa gak? Sehari aja jangan berisik ributin kamar mandi mulu. Lagian jam segini apa gak kepagian kalau mandi?" Tanya sang kakak sambil sedikit berteriak dengan mata lesu nya.

Tak terima dengan jawaban kakak nya yang seakan meremehkan, adik tertua nya pun membalas, "Heh orang tua, gak tau apa kalau kita ini sama sama osis. Jadi ya harus bangun pagi lah buat jadi contoh kakak yang baik buat adik adik nya. Gak kayak situ."

Mendengar protes dari adeknya yang diakhiri kalimat ledekan diakhir, dengan sigap ia mengambil bantal lalu melempar kearah kedua adiknya itu. "Sembarangan kalau ngomong ini dua badak, gue gampar kopi panas juga lo berdua ya. Ngelunjak amat, sono mandi satu satu dulu."

Dengan tatapan sinis, si bungsu pun ikut meledek kakak tertuanya dengan menjulurkan lidah nya.

Setelah adanya pertengkaran kecil antara kakak dan adik di keluarga ini, jarum panjang yang tadinya masih menunjukkan jam pagi buta kini menuju angka 7 yang mengharuskan laki laki itu mengganti pakaian nya lalu pergi ke kampus kebanggaan.

"Bro! Wassupp??"

Merasa kaget karena tangan yang tiba tiba ada di bahu nya, ia pun sedikit memukul teman nya.

"Kaget gue, agak kacau hari ini. Lo sendiri?"

"Haha same!"
"Oh iya, lo bakalan dipilih jadi divisi komdis buat ospek maba bentar lagi ya?" Tanya nya.

Balasan angguk yang didapat membuat teman nya merasa kurang puas.

"Jay, lo seriusan ga berat gitu? Inget kita semester 5 sekarang."

Laki laki yang dipanggil Jay itu melirik ke teman nya dan memukul jidat secara pelan.

"Lo sendiri anak sponsor tolol?" Tanya nya balik.

"Hehe, ya gue kepilih sih. Kalau gak kepilih mah mana mau."

Jay menggelengkan kepala nya dan masuk ke kelas meninggalkan Rayhan.

"Kebiasaan bener gue ditinggal," gumam nya dan menyusul Jayden.

1 jam lebih kelas mereka akhirnya berakhir karena dosen ada keperluan rapat. Rayhan mulai bertanya tanya dengan Jayden karena penasaran. Ia benar benar merasa bingung karena sesuatu hilang dari usb nya.

"Jay, Jay, lo punya copy an proposal kemarin gak?"

"Gak punya, gue bukan ketua panitia. Emang kenapa?" Tanya Jayden dengan mata memincing.

"Hehe kagak, ini gue merasa ada yang ilang di file. Seinget gue udah di save kok!"
"Oh iya, Jay..."

"Gak usah cerewet, abis ini ada rabes. Jangan telat lo!" Potong Jayden.

Tanpa basa basi Jayden meninggalkan lelaki itu sendirian dan menghampiri tempat rapat besar yang akan dilaksanakan. Di tengah perjalanan, ada seorang wanita tiba tiba menghentikan langkah kaki nya.

Ia merasa tak asing dengan wanita itu, ternyata oh ternyata, ia adalah salah satu alumni dari sma nya dulu.

"Hai, Jayden!! Udah lama gak ketemu. Sekarang makin ganteng aja ya?" Puji sang gadis di depan nya sambil menunjukkan senyum nya.

"Halo, terakhir ketemu bukan nya tahun lalu ya? Hahaha, biasa saja kok. Lo juga kalau dilihat lihat makin cantik," balas Jay dan terkekeh ringan mendengar cara bicaranya yang selalu sama dan jahil.

DÈPART - JayHoon [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang