02. Gila

442 50 1
                                    

Rapat pembagian tugas per divisi sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Jam sekarang menunjukkan pukul setengah sepuluh, namun masih ada pria manis yang berdiri di depan pos satpam karena ban sepeda motor nya kempes. Sebenernya ia sudah memesan ojek sejak 15 menit yang lalu.

Nihil, jarum panjang terus berjalan dan tidak menunjukkan sosok ojek itu sejak tadi.

Tak lama, ada sebuah mobil berwarna abu abu berhenti di depan nya. Kaca gelap nya pun turun dan menunjukkan lelaki yang tadi membayari jajan nya di cafe depan.

Seakan paham tapi tidak mau kegeeran, dengan sopan ia bertanya kepada kating nya ini.

"Kak, kenapa gak jalan aja?"

Lirikan sinis didapat setelah pertanyaan itu dilontarkan Senara. Pria itu bingung, kenapa malah disinisin?

"Masuk!" Pinta nya.

"Hah? Ngapain kak? Gue nungguin ojek ini, ntar dia gak tau ka-"

"Masuk gue kata, cancel aja ojek lo," potong Jay.

Senara heran dengan nya, kenapa suka sekali memotong omongan orang?

"Bentar gue batalin dulu ojek nya," balas Senara sembari memegang gagang pintu mobil itu.

Jay setia menunggu kelakuan Senara yang tidak bisa diam mengotak atik hp nya dengan satu tangan tanpa melangkahkan kakinya untuk masuk ke mobil.

"Ting."

Suara hp Jay mengalihkan sebentar dunia nya dan berniat untuk membuka.

+62 719-1918-7173
Online

| Hai Jayden!!
| Ini gue yang tadi ketemu di depan aula
21.59

Ayla? Dapet nomor gue dari mana? |
22.00

| Gue minta temen, kebetulan punya nomor lo wkwk
| By the way, jangan lupa di save ya ini kontak
| Jangan lo anggurin
22.00

Ya |
22.02

Ia mematikan hp nya saat merasakan seseorang menutup pintu mobil di sebelah kursinya lalu menaruh hp itu di tas nya kembali.

"Ayooo!" Ajak Senara yang sedikit bersemangat karena mendapat tumpangan. Setidaknya uang jajan ia hari ini tidak habis karena menaiki ojek.

"Gue ke supermarket depan dulu, mau beli sesuatu," ucap Jayden tanpa menolehkan kepalanya.

Sesampainya di supermarket, Jayden turun tanpa berbicara apapun. Namun isyarat nya berkata ia akan pergi sebentar. Senara memahaminya, ia pun menetap di dalam mobil karena badannya yang sakit. Kurang dari 10 menit Senara malah tertidur di pangkuan jok mobil. Hingga saat Jay kembali ke mobil, ia bingung harus membawa Senara pulang ke mana.

Tangannya tak tega membangunkan pria manis ini untuk sekedar bertanya akan alamat rumahnya.

"Gak ada cara lain," pikirnya.

Jay menancapkan gas menuju rumah nya yang kebetulan sepi karena kedua adik nya ijin menginap di rumah teman mereka.

"Nyusahin," umpatnya sebelum menggendong Senara ala bridal style.

Kamar yang sengaja tidak ditaruh penghuni menjadi tujuan akhir Jayden untuk memulangkan sejenak pangeran tidur yang tampan.

"Ini dia tidur apa pingsan sih?" Pertanyaan Jayden yang terus muncul di benaknya melihat pemilik surai hitam ini tidak berkutik saat berada di gendongan nya.

DÈPART - JayHoon [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang