⛓️ 04. ☠️

440 156 99
                                    

Di sisi lain, kelompok dua yang berisikan Mark, Renjun, dan Chenle, mereka masih mencari-cari di mana keberadaan Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain, kelompok dua yang berisikan Mark, Renjun, dan Chenle, mereka masih mencari-cari di mana keberadaan Jisung.

Mereka melakukan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Mark, yaitu memberi tanda pada sesuatu apapun yang mereka lihat untuk memberitahu bahwa mereka sudah pernah melewati jalan itu.

Wajah Chenle terlihat sangat pucat, ia kelaparan, ia kehausan. Tak ada satu bekal pun entah itu makanan atau minuman yang mereka bawa, semuanya tertinggal di dalam mobil milik Jaemin di tepi jalan.

Sepanjang perjalanan mencari Jisung pun mereka belum menemukan makanan sedikitpun untuk mengisi tenaga mereka.

Sudah lebih dari dua jam mereka mencari keberadaan Jisung namun hasilnya nihil, mereka tak mendapatkan satu petunjuk pun.

"Le, lo masih kuat gak? Kalau gak kuat, kita istirahat sebentar di sini." ucap Mark khawatir melihat kondisi Chenle yang sangat lemas.

"Kita istirahat dulu aja, ya?" lirih Chenle.

"Gue pergi sebentar, nanti gue balik, kalian jangan pergi kemana-mana lagi," ucap Renjun yang segera meninggalkan Mark dan Chenle tanpa menghiraukan teriakan Mark yang sedari tadi terus menerus memanggil namanya untuk kembali.

Mark menghembuskan napasnya kasar. Ia segera menyuruh Chenle untuk duduk di bawah pohon besar yang menaungi mereka saat ini.

Hutan ini sangat menyeramkan.

Beberapa menit telah berlalu dan Renjun telah kembali sembari membawa beberapa daun berukuran besar, entah ingin digunakan untuk apa.

"Tadaaa! Gue bawa daun besar sebagai alas buat kita duduk atau tidur, supaya nyaman aja," ucap Renjun senang.

"Makasih, Jun," ucap Mark dan dibalas senyuman oleh Renjun.

Renjun pun segera menata daun yang ia bawa di tanah, setelah tertata dengan rapih, Renjun segera menyuruh Chenle untuk tiduran di atas daun yang ia bawa untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya kembali.

Chenle sudah terlelap. Meninggalkan Mark dan Renjun yang saling diam sembari menatap langit malam, mereka kalut dengan pikirannya masing-masing.

"Jisung sekarang lagi apa, ya?" tanya Mark tiba-tiba yang seketika membuat hati Renjun terasa dihantam bebatuan keras karena mengingat fakta bahwa salah satu temannya untuk saat ini hilang entah ke mana.

"Jisung kondisinya gima-"

"Tolong berhenti, Mark!" ucap Renjun kesal. "Jisung baik-baik aja, kelompok satu pasti udah menemukan keberadaan Jisung," lanjutnya berusaha menenangkan Mark, sejujurnya Renjun juga cemas, atau mungkin lebih cemas dari Mark.

Renjun perlahan mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, "Masih gak ada sinyal," ucapnya putus asa.

Mark menghela napas, "Mending kita tidur aja, besok pagi kita lanjut lagi," ucapnya yang segera merebahkan tubuh di atas daun yang telah dibawa oleh Renjun.

Besok pagi kita lanjut lagi. Entah apa yang dimaksud oleh Mark, besok pagi pun mereka tak punya tujuan ingin apa dan ke mana selain mencari di mana keberadaan Jisung.

Mereka benar-benar tak menyangka dengan semua kejadian yang perlahan mulai mendatangi mereka. Belum sampai di tempat tujuan pun semua kejadian berhasil membuat mereka frustasi.

Tiba-tiba, ponsel Renjun berdering memperlihatkan nama seseorang di layarnya.

Lee Jeno.

Renjun menghela napasnya, "Akhirnya ada sinyal juga," ucapnya senang.

"Jisung udah ketemu, lo dan yang lain ada di mana?"

Renjun benar-benar terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Jeno, baru saja ia mendengus kesal dengan keadaan, dan sekarang keadaan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Gue gak tau ini ada di mana," sahut Renjun sembari melihat ke sekelilingnya.

Jeno menghela napasnya, "Share loc. Cepat ya, Jun, sebelum sinyalnya hilang lagi."

Renjun segera memutus sambungan teleponnya dengan Jeno dan setelah itu ia mengirim lokasi tempatnya berada sekarang melalui pesan.

Ting!

Kalian jangan kemana-mana lagi, ya. Gue ke sana sama Jaemin nanti.

Renjun menghela nafas, ia perlahan memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku jaketnya.

Ia senang setelah menerima panggilan dari Jeno yang memberitahu bahwa Jisung telah ditemukan, dan balasan pesan dari Jeno yang mengatakan ia dan Jaemin akan menjemputnya dan dua temannya yang sedang tertidur pulas yaitu Mark dan Chenle.

Renjun berharap setelah kejadian tak menyenangkan ini tak ada kejadian yang lebih buruk yang menimpa mereka sehingga mereka bisa kembali ke tepi jalan menggunakan mobil milik Jaemin dan segera melanjutkan perjalanan menuju tempat camping yang sudah mereka rencanakan.

Renjun memutuskan untuk tidur, ia pikir nanti Jeno dan Jaemin akan membangunkannya jika mereka sudah tiba di tempat ini.

Baru saja Renjun ingin memejamkan matanya, ia mendengar suara tembakan yang tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

Keringat dingin mulai membasahi wajahnya, tubuhnya menegang, hal-hal buruk bermunculan dalam pikirannya.

"Itu apa, ya?" batin Renjun.

"Gue harus gimana? Bangunin Mark dan Chenle yang lagi tidur buat segera pergi dari sini atau apa?"

DOR!

Renjun menutup telinganya ketakutan.

"TOLONG KAMI! TOLONG-"

DOR!

Tanpa pikir panjang Renjun segera membangunkan Mark dan Chenle secara bergantian dengan suara yang sangat pelan, karena ia tau sumber suara tembakan tadi tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

"Mark, bangun," ucap Renjun membangunkan Mark, kemudian ia beralih membangunkan Chenle "Le, ayo bangun dulu, Le," ucapnya panik namun kedua temannya itu belum terbangun juga hingga membuat Renjun jengkel.

Renjun mendengar suara langkah kaki mendekat. Jantungnya berdegup kencang. Napasnya tak beraturan. Terdengar suara dua orang lelaki sedang membicarakan sesuatu.

"Dua korban tadi sudah kami selesaikan, dan organnya segera akan kami serahkan ke bagian yang mengurus hal itu."

"Kerja bagus. Kita harus mencari korban lainnya, siapapun itu. Semakin banyak korban, semakin banyak uang yang kita dapat dari hasil perdagangan ilegal tersebut."

"Lapor, zona B sudah-"

Renjun tak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh salah seorang dari lelaki itu karena tiba-tiba saja ponsel yang berada di saku jaketnya berdering menampilkan sebuah nama seseorang di layarnya.

Na Jaemin.

Karena deringan ponsel itu lah yang membuat dua lelaki tersebut memberhentikan pembicaraannya. Renjun segera mencari tempat bersembunyi meninggalkan Mark dan Chenle yang belum terbangun juga.

Renjun berlari sejauh-jauhnya dari tempat awal supaya keberadaan Mark dan Chenle tidak diketahui oleh dua lelaki tadi. Ia juga mengalihkan perhatian dua lelaki tadi supaya mengikuti arah berlarinya sehingga tempat Mark dan Chenle tetap aman.

Dengan cepat, dua lelaki itu mengejar Renjun sembari membawa senapan yang berada di masing-masing tangan mereka. Renjun berlari tak menentu arah dengan sekuat tenaga meski ia sebenarnya tak kuat karena belum makan dan minum sejak sore.

Renjun sekarang benar-benar dalam bahaya.

Apa ini akhir dari hidup gue? Gue akan mati setelah ini?

•••

CAMPING (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang