3. Ryuu and Chikara

121 18 4
                                    


Sejak hari pelamaran itu, Ryuu selalu berangkat pagi buta. Apalagi kalau bukan demi bertemu sang pujaan hati, Chikara.

Memang sih, keduanya sudah bertukar nomor telepon maupun ID aplikasi pesan, namun rasanya belum lengkap kalau belum bertatap muka. Tiada hari tanpa bertukar pesan manis yang so sweet, atau saling menelepon hingga larut malam.

Apa daya author yang kena friendzone terus dihantam pandemi ini, hikd.

Nggak cuma author yang iri, Hisashi dan Yuu tidak kalah cemburu. Masalahnya, Ryuu yang biasanya berisik dan tidak tahu malu dalam mengambil porsi makan di istirahat siang kini sibuk berkutat dengan telepon genggamnya, dengan pipi merah dan mata melotot.

Mari, kita intip sedikit isi pesan kedua love bird ini.

Chikara♥☺☼
A-apaan sih?! -////-

Me
Loh kenapa?

Aku nggak salah kan, kamu itu malaikat yang jatuh dari surga

Makanya kutanya, sakit nggak pas jatuh?

Chikara♥☺☼
////

Udah ah!

Me
Udahan nih, chat-nya?

Yah, padahal aku masih kangen :(

Chikara♥☺☼
y-ya ngga gituu...

Me
Oke, kalau gitu lanjut!

Chikara♥☺☼
:]

Udahan, segitu aja, geli author bacanya.

Hisashi dan Yuu juga nggak kalah merinding pas ngintip pembicaraan Ryuu dengan Chikara. Heran, kali ya. Mereka berdua kira Chikara itu sejenis manusia elit yang susah dicapai, tinggi, cerah, bikin silau, mulia—

Apaan dah.

Ya pokoknya gitu, manusia elit yang jauh sekali, sama sekali bukan tipe orang yang bakal mampu digombali Ryuu.

Sementara kedua sohibnya sibuk memulai gosip 'Tanaka dan Pacar Elit-nya yang Misterius!' dengan teman-teman sekolah mereka yang lain—Futakuchi, Yahaba, Terushima, Yamamoto, Fukunaga, Nakamura, dan sisanya—orang yang menjadi objek berita itu justru sama sekali tidak sadar.

Ryuu masih sibuk dengan telepon genggamnya. Dia senyum-senyum sendiri, setelah itu akhirnya—AKHIRNYA!—menutup dan menyimpan benda persegi panjang itu di sakunya dan kembali ke dunia nyata.

"Yuu, Hisashi! Dengar, dengar!" Dengan ceria dan muka tak bersalah, Ryuu berlari riang ke meja kedua sohibnya. "Chikara dan aku akan kencan nanti!"

Sontak menghentikan kegiatan gosip mereka, Yuu dan Hisashi serentak berseru, "APAA?!" dan sisa teman sekolah mereka melongo di tempat, menyadari bahwa 'Pacar Tanaka yang Misterius' itu bernama Chikara.

Masih sambil mengunyah makanan di tempat duduknya, Ryuu kembali berbicara, "Ini sungguhan! Tapiii, dia bilang dia malu, jadi ini akan jadi double date!" Kentara sekali pemuda ini sedang sangat bersemangat, nasi dan makanan lain tanpa sengaja keluar dari mulutnya seiring dengan air liur. 

Hisashi menatap jijik cara makan Ryuu yang berantakan, sementara Yuu tidak ambil pusing dan bertanya, "Dengan siapa?"

"Chikara akan bawa satu orang temannya, dan aku juga akan bawa satu orang temanku. Kau mau ikut, Yuu?" Ryuu menjawab, matanya menyala dengan antusias.

Tanpa berpikir lagi, Yuu menggelengkan kepalanya, "Tidak! Maksudmu, ini akan jadi semacam kencan buta 'kan? Tidak, terimakasih! Aku akan selalu setia dengan Asahi-san!" Dia membuat pose berdoa. "Lagipula, nanti sore aku ada kerja kelompok dengan Kyoutani dan Futakuchi!"

Ryuu mengangguk paham, kemudian menoleh ke arah Hisashi. "Kalau kau, Hisashi? Mau 'kan? Tolong tolong tolong tolong sekali ini saja!!" Dia memohon kepada sahabatnya.

Meskipun sedikit ragu, Hisashi menjawab, "ng, baiklah...,"

"YES! Terimakasih, Hisashi-kun!" Ryuu memeluk pemuda bermarga Kinoshita itu erat, tak mempedulikan raut risih sahabatnya.


*


"Chikara!" Sepulang sekolah, sesuai yang dijanjikan Ryuu, dia dan Hisashi bertemu dengan Chikara dan temannya di halte bus. Si pemuda nyaris botak lagi-lagi mengabaikan sahabatnya, sibuk memeluk ehem, pacarnya, sama sekali tidak sadar bahwa wajah sang pacar tercinta sudah memerah bak kepiting rebus.

Hisashi mengamati interaksi kedua orang itu dengan tatapan mata datar, tak habis pikir dengan kelakuan tak tahu malu sahabatnya.

Di sisi lain, setelah akhirnya berhasil melepaskan pelukan Ryuu, Chikara menepuk punggung teman yang dibawanya, kemudian berkata, "Perkenalkan, ini teman baikku, namanya—"

"Ennoshita, sudah kubilang aku bisa berkenalan sendiri," 'Teman' itu menyela, menunjukkan raut lelah. "Dan tolong berhenti bertingkah seperti ibuku. Mengerikan sekali rasanya ada dua orang ibu mengintai di hidupku."

Ha, Hisashi suka orang ini.

"Ahaha, benar juga, maaf." Walau bilang maaf, Chikara sama sekali tidak tampak menyesal. Dia hanya tertawa pelan, seolah sudah biasa dibilang seperti itu.

"Jangan khawatir Chikara, kau memang calon ibu dari anak-anak kita, jadi tidak masalah sesekali berbicara seperti itu!" Siapa lagi kalau bukan Ryuu.

Wajah Chikara kembali memerah hebat, dia memukul—harusnya sih, pelan—punggung Ryuu sambil tertawa malu, "Hahaha, apa maksudmu, Ryuu?"

"EHEM!" 'Teman' Chikara berdeham, hendak merebut kembali perhatian ketiga orang lainnya, dan hanya berhasil menarik perhatian dua orang. Hisashi dan Chikara langsung memusatkan mata mereka kepada sang 'Teman', sepenuhnya mengabaikan Ryuu yang punggungnya memerah akibat pukulan Chikara di belakang.

"Baiklah, kalau begitu, perkenalkan, namaku Narita Kazuhito, siswa kelas dua dari Akademi Luar Negeri FK." Pemuda yang bermodel rambut mirip dengan Ryuu itu berkata, tersenyum sopan.

"Halo, namaku Kinoshita Hisashi, siswa kelas dua SMA Kanae." Hisashi bergumam, mencoba tetap tenang, walau di dalam hatinya sedang berteriak tidak jelas.

"Baiklah, ayo kita mulai double date-nya!"




____________________________________________

Hisashi is having gay panic thoughts LOL

Nge-ship underrated chara itu rasanya, ugh mantab.

Where We Meet || TanaEnnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang