Prolog

641 61 15
                                    

















   Tanpa aba-aba, saat Alana hendak menaiki tangga menuju kelasnya, ia di lempari tepung dan kemudian di guyur oleh air hingga membuat badannya menjadi lengket.

   Pelakunya tertawa puas, tak mempedulikan Alana yang basah kuyup karena perbuatannya.

   Orang-orang di sekitarnya pun juga bertingkah sama.

   Bukan, hari ini bukan ulang tahunnya. Dan ini bukan prank yang di lakukan oleh sekolompok teman-teman Alana untuk memperingati hari lahirnya.

   Semua orang yang menonton kejadian itu bersorak ramai. Entah apa yang membuat mereka bersorak dengan menggebu-gebu.

   Satu hal yang pasti, para murid kini sedang berkumpul melihat Alana dengan seragam putih abu-abunya yang sudah basah dan kotor akibat lemparan tepung dan air.

   "Pulang sana! Kita ngga mau ngelihat muka Lo!" ucap salah seorang murid. Kata-kata itu di tujukan oleh Alana yang kini masih terpaku di tempatnya sejak tadi.

   "Nyali Lo gede banget ya Al, bisa-bisanya Lo masih berangkat ke sekolah dengan wajah sok lugu." Pelaku yang mengguyur air ke tubuh Alana perlahan mendekatinya.

   Jika boleh jujur, Alana berharap agar ada seorang pangeran yang menolongnya dari kejadian memalukan ini. Menarik lengannya dan membawanya ke taman belakang sekolah, lalu berkata jika ia menghawatirkan keadaanku.

   Mengelus pucuk kepalanya sambil mengatakan jika semua akan baik-baik saja.

   Sayangnya, itu mustahil bagi Alana.

   Tanpa aba-aba siswi yang sebelumnya mendekati Alana mendorong bahunya dengan kuat. Hingga membuat gadis yang di dorong itu jatuh terduduk dan membentur tembok.

   Para murid langsung heboh dengan apa yang mereka lihat barusan. Suara benturan tersebut terdengar sangat jelas, sang pelaku tak main-main dengan itu.

   Dari sekian banyak anak yang melihat kejadian itu, tak ada satu pun yang berniat menolong Alana.

   Tak sampai di situ, teman si pelaku kembali menumpahkan tepung pada Alana dan berucap "Gue penasaran, sampai kapan Lo akan bertahan."

   "Lo harus nanggung akibat dari perbuatan bokap Lo karena udah makan uang rakyat!" Merasa ada kesempatan, salah satu murid yang berada di kerumunan akhirnya berani bicara.

   "Dan secara sengaja atau enggak, Lo juga ikut makan uang haram itu tau nggak!?" Ucap murid lainnya yang tak mau kalah.

   Alana masih tak berkutik.

   Sudah dua minggu ia mendapatkan perlakuan seperti ini usai ayahnya menjadi tersangka korupsi yang kini telah menetap di balik jeruji besi.











°

°

°



Cakrabuana || Park Jeongwoo [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang