Part 4

3 3 0
                                    

Mereka berdua memasuki ruangan.
Valerie masih bertanya2 apa yang akan dilakukan Ceo nya itu.

"Duduklah" ucap Daniel.

Valerie pun menuruti ucapan Daniel dan duduk.

"Aku dengar kau sudah menikah? Tapi kenapa di biodata yang kau serahkan itu status mu masih lajang?" Tanya Daniel.

"I...itu karena saya takut tidak diterima karna saya sudah menikah tuan"! Jawab Valerie.

"Tapi kau sama saja berbohong, aku menerima mu kerja bukan karna kau sudah menikah atau belum"! Lanjut Daniel.

"....."Valerie tidak menjawab.

Daniel terus menatap wajah Valerie yg terlihat ketakutan, dia tidak tega melihat expresi wanita itu. Terlihat sedih dan murung.
Seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Sudahlah, aku hanya bertanya kenapa kau malah melamun seperti itu."ucap Daniel.

"Maaf tuan, maafkan saya. Saya tidak akan lagi mengilangi kesalahan saya." Ucap Valerie.

"Keluarlah, lanjutkan pekerjaanmu"kata Daniel.

Valerie melangkah keluar, tiba tiba....

Bruuuuuuuuuuuk.

Valerie terjatuh dan pingsan.
Daniel kaget dan mengendong nya ke sofa.

"Nona Valerie, bangunlah.
Aish ada apa dengan wanita ini. Apa aku terlalu keras padanya?"
"Amara, datang keruanganku dan bawa p3k cepat!!!!" Ucap Daniel.

Amara bergegas menuju ruangan Ceo nya.

"Apa yg terjadi tuan, kenapa dia pingsan?" Tanya Amara.

"Mana ku tau, bukannya tadi dia istirahat bersamamu!"
Keluarlah lanjutkan pekerjaanmu. Biar dia aku yang urus!" Jawab Daniel.

******

Pukul 18.00
Dikantor

Valerie masih belum tersadar, dia masih pingsan.
Seharusnya mereka sudah pulang dari jam 16.00.

"Betah sekali dia pingsan, mau sampi kapan. Menyusahkan ku saja"ucap Daniel.

Valerie pun tersada dan membuka matanya.

"Dimana aku?"sambil memegang kepala karna pusing.
Saat melihat yang ada di depannya adalah Ceo nya.

"Tuan, kau belum pulang dan masih disini?"tanya Valerie.

"Kau pikir aku tidak bosan menunggumu bangun, kau lihat sekarang jam berapa. Betah sekali tidurmu itu. Akan kupotong gajimu bulan depan karna sudah membuatku pulang larut"ucap Daniel.

"Maaf tuan, maafkan aku.
Terimakasih sudah menolongku aku akan segera pulang"ucap Valerie dengan raut wajah sedih lagi.membuat Daniel tak tega.

"Aku akan mengantarmu"ucap Daniel

"Jangan tuan, aku takut suamiku akan marah jika ada lelaki mengantarku pulang"tolak Valerie.

"Dan kau akan pulang dalam keadaan seperti itu? Kalau kau pingsan lagi bagaimana?" Ucap Daniel.

"Tidak, aku sudah lebih baik. Permisi!"
Berdiri dan beranjak pulang.

Daniel tak tega, dia mengikuti Valerie dari belakang. Dia menuju halte bus.
Daniel terpaksa mengikutinya naik bus.

"Kemana suaminya, kenapa tak menjemputnya, dan dia malah naik bus" batin Daniel"

Valerie masuk ke dalam bus.Dia hanya di bus dengan beberapa orang. Daniel masih mengikutinya dan duduk dibelkang Valerie karna kawatir.
Valerie pun tertidur saat akan besandar ke jendela kaca mobil, Daniel memberikan tangannya sebagai bantal. Dan menopang kepala Valerie.

"Sangat manis dan cantik saat tertidur."batin Daniel.

******

Pukul 20.00
Dikantor Ansel


Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari ruangan Ansel.

"Masuk"ucap Ansel.

"Tuan, ada berkas yang belum anda tanda tangani. Apakah malam ini anda berencana untuk lembur?" Ucap seorang wanita.

"Tidak, aku akan pulang secepatnya. Aku lelah".jawab Ansel tidak merespon.

Wanita itu mendekati Ansel, dan merangkul leher Ansel dari belakang. Membisikan sesuatu di telinga direkturya itu.

"Jika tuan lembur, aku bersedia menemani dan memuaskan tuan malam ini" bisik wanita itu lirih.

"Kau stupid Tasya, aku ini atasmu dan sudah punya istri. Apa kau ingin aku pecat!" Jawab Ansel marah.

Tasya tidak peduli dengan ucapan Ansel. Dia sudah memendam terlalu lama perasaanya pada Ansel.
Bagaimana tidak tergoda dengan direkturnya itu, tampan kaya mempesona. Tentu idaman semua wanita.Termasuk Tasya.

"Aku tidak peduli, asal hasratkumalam ini terpuaskan Tuan."ucap Tasya.

Dia mulai membuka satu persatu kancing baju nya, terlihat belahan dada nya, disana ada gunung kembar yang sudah merekah karna birahinya memuncak.
Tasya menggigit bibirnya sendiri penuh nafsu.

Dia memang berbada sexy, montok dan berisi. Mungkin sudah banyak pria yang ia ajak keranjang. Tapi belum ada yang seperti Ansel. Kekar berotor dan berisi.
Sungguh membuatnya penasaran.

Ansel yang melihatnya pun tidak merespon sama sekali, dia bukan laki2 yang dengan mudah nya bisa dibujuk oleh wanita jalang seperti Tasya.

"Pergi sekarang atau jangan datang ke kantor besok pagi!" Ucap Ansel marah.

"Maaf tuan, jangan pecat aku. Baiklah aku akan segera keluar." Ucap Tasya.

Tasya berlari keluar. Hari ini dia gagal merayu direkturnya itu.

"Kurang ajar, baru kali ini ada laki2 menolakku. Lihat saja nanti, jika aku tidak bisa mendapatkanmu. Istrimu juga tidak" batin Tasya.

*****

Bersambung


CINTA TERLARANG DENGAN CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang