10

31 5 0
                                    


Haloooo,,,, aku minta maaf ya kalau ada kata-kata yang kurang pas atau tidak bisa di pahami



Tzuyu

"Areum, hari apa ini?" aku bertanya. Dia melihat kalender saat aku membuat kue.

"1 September, eomma."

Aku menghentikan kegiatanku. "Ambil mantel kita, sayang. Kita akan mengunjungi seseorang." Aku memberitahunya.

Matanya melebar juga saat dia mengingat hari ini hari apa. "Ara."

Aku menaurh kue di dalam kulkas terlebih dahulu dan menunggu Areum.

"Ini eomma." Aku meraihnya dengan kunci mobilku. Aku memakainya terlebih dahulu sebelum berjalan keluar rumah, menguncinya dan berjalan menuju mobil kami.

---

Jungkook

Para hyung menelpon dan mereka bilang mereka akan mengikutiku kesini. Dengan twice. Dan juga Yoongi hyung, dia juga akan ikut datang.

"Sayang, Kook, ayo kita—"

"Bisakah kau diam?" Aku memberitahunya. Persetan ini adalah hari terburuk yang pernah ada.

"Tapi sayang, kita belum—"

"Jadi? Kenapa kamu tidak bercinta dengan beberapa pria disana? Bagaimanapun juga, kamu memang pelacur." Aku mengatakannya dan keluar dari kamarku.

Sebelum dia mengikuti, aku membanting pintu hingga tertutup.

Sialan!

Aku pergi ketempat parker dan masuk kedalam mobilku.

Aku berdoa, semoga mereka berdua ingat bahwa ulang tahunku hari ini.

Aku menghentikan mobil Tzu muncul. Dia bersama Areum.

Aku piker mereka menuju kearahku, tetapi aku salah, sebaliknya mereka bergerak kearah lain.

Aku mengikutinya.

Sialan. Kemana mereka pergi?

Pikiranku sekarang bercampur saat kami memasuki area pemakaman.

Apa yang mereka lakukan disini?

Dia mengentikan mobilnya didekat gerbang. Aku mengikuti mereka dan mereka tidak sadar akan itu.

Kenapa mereka disini?

---

Tzuyu

"Ini bunganya, saying." Aku menyerahkan bunga yang kami beli dalam perjalan kemari.

"Selamat siang bu." Penjaga itu memanggil kami. Aku mengatakan kepadanya keperluan kami dan penjaga membiarkan kami memasuki pemakan.

Kami tiba disebuah rumah kecil tempat mayat berada.

Aku tersenyum. "Selamat ulang tahun, sayang." Kataku, Areum ikut berlutut dan meletakan bunga disamping namanya.

Bayi Jeon

1 September

Kamu akan dirindukan seperti biasa.

"Selamat ulang tahun sayang! Maaf jika noona dan unnie melupakanmu."

Setelah aku keguguran, sebelum kami terbang kesini 5 tahun yang lalu, aku bertanya keoadaa dokter apakan janin anak kedua kami yang meninggal, bias untuk ikut dengan kami. Mereka membiarkan ku jadi kami oergi dengan janin itu.

Kami menguburnya bayi Jeon disini.

Ya, bayi Jeon, karena kita tidak tau apakah itu perempuan atau laki-laki, maka Areum menamai janinnya 'bayi Jeon'.

Aku mendengar dia menghela naoas saat dia selesai menyalakan lilin. "Eomma, bayangkan jika bayi Jeon masih hidup."

"Bayi Jeon akan senang, tentu saja." Aku menjawab. "Tapi aku kehilangan bayi Jeon, tapi aku tahu bayi Jeon ada untuk membimbing kita."

"Bayi Jeontidak ingin dia atau kakak tertuanya sedihkan." Dia mengangguk. "Eomma juga."

Aku melingkarkan lenganku disekelilingnya. "Bayi Jeon bahagia oke. Dia bahagia karena kita bahagia."

Dia ersenandung saat ami melihat bagaimana api memakan lilin.

Ya, jika bayi Jeon ada disini. Kita harus menjadi keluarga yang bahagia sekarang.

Tapi Eunri..

"Tzu?"

Kami berdua berbalik.

Tunggu! Bagaimana dia---

"Jungkook?" aku bertanya. "Ap yang kau lakukan disini?" aku bertanya sekali lagi, dia memasuki rumah kecil itu.

Aku mengikuti kalian berdua. Aku bertanya-tanya apakah kalian bias pergi keluar dan makan malam denganku sejak..."

"Sejak apa?" aku bertanya. Kesedihan terpancar dimatanya. "Sudahlah. Tapi maukah kamu menerima tawaranku?"

Aku menatap Areum. Dia membuang muka. "Y-ya tentu saja." Aku jawab.

Dia tersenyum, tapi masih ada kesedihan dimatanya. "Bagus, akau akan mejemput kalian berdua jam 7 malam." Dia memandang Areum tapi Areum hanya membuang muka.

Dia menatapku dan memberiku senyum tipis sebelum berjalan keluar.

Kenapa dia tiba-

Mataku terbelalak saat mengingat sesuatu.

YA TUHAN! INI ULANG TAHUN JUNGKOOK!

"Areum ayo makan dengan appa." Aku memberitahunya. "Andwae..."

Aku berlutut. "Ini hari ulang tahun appa. Bayi Jeon akan sedih jika kakak tertuanya membiarkan appa menikmati hari ulang tahunnya."

Dia menghela napas. "Tetapi..."

"Jika dia baik-baik saja, apakah kamu akan membiarkan appamu sedih?" dia menggelengkan kepalanya. "Ya atau tidak?"

"Ne..." jawabnya. Aku tersenyum. "Ayo pergi dan bersiap-siap."

"Bye bayi Jeon, noona atau unnie mencintaimu." Dia mencium tngannya dan menempelkannya di nama bayi Jeon. Aku juga mencium tanganku dan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.

Setelah itu, kamu keluar dan kemobil kami untuk mempersiapak diri.

Kami telah tiba dirumah hanya dalam 10 menit. "Areum pergi bersiap-siap, ara?"

"Iya." Dia menjawab dan naik keatas segera setelah kami memasuki rumah kami.

Kami memasuki rumah kami.

Aku melihat ponselku ketika berbunyi.

Dari: Jungkook

Hei, para hyung dan noona akan bersama kita nanti. Semoga Areum baik-baik saja.

Untuk: Jungkook

Oh, baiklah. Dia kan baik-baik saja, jangan khawatir, kami akan bersiap-siap, aku akan mengirimi kamu pesan kalau kami sudah siap nanti.

Dari: Jungkook

Oke! Sampai jumpa lagi nanti.

"Eomma kenapa senyum?" aku menatap Areum. "Aku?" aku menunjuk diriku sendiri.

"Ne."

Ya tuhan! Aku terseyum sambil bertukar pesan dengan Jungkook?! "Aku baik-baik saja."

"Kau terkadang aneh eomma." Dia bilang, aku hanya terkikik padanya.

Aku melihat sekali lagi pada pesan terakhir Jungkook sebelum mematikan ponselku.

Astaga, aku benar-benar tergila-gila padamu, Jeon Jungkook.

KebahagiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang