(D)anger

100 31 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.

Hari ini adalah hari Rabu, tubuh Binar sudah terbalut dengan seragam olahraganya dan rambutnya ia kepang satu ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari Rabu, tubuh Binar sudah terbalut dengan seragam olahraganya dan rambutnya ia kepang satu ke belakang. Pak Vivian—guru olahraganya kini sudah berdiri di depan dan memberi aba-aba untuk membariskan mereka.

"Gue bakal kalahin lo." Itu adalah suara Jenggala.

Gadis itu saat ini berbaris di belakangnya, seketika Binar menoleh dan menunjukkan senyum miringnya. "Kalau mau mancing, mending ke sungai sana. Jangan suka mancing emosi, kalau gue tanggepin ... nanti nangis."

Setelah itu, ia tak memperdulikan tatapan tajam Jenggala yang terarah ke arahnya, ia lalu melirik ke arah samping tepat di mana Cakra berdiri. Laki-laki itu kini secara terang-terangan mencuri pandang ke arahnya, tak lupa dia juga menampilkan senyum konyolnya.

"Berhenti ngelirik gue atau gue tusuk mata lo itu!" ancam Binar mulai risih.

Cakra mendekatkan bibirnya ke samping telinga Binar, "Kalau lo tusuk mata gue, gue bakal sebarin aib lo." Cakra mengancamnya balik.

"Emang apa aib gue?" tanyanya penasaran.

Cakra melirik ke sana ke mari, lalu mulai mengecilkan suaranya. "Lo belok," balasnya.

Mendengarnya, Binar benar-benar dibuat menahan kesal di tempat, masih saja Cakra berpikir seperti itu. Binar harus melakukan apa, agar laki-laki gila itu berhenti berpikir hal-hal aneh kepadanya?

"Gue kan udah bilang ... gue punya mantan, namanya Arion. Dia laki-laki tulen," geram Binar.

Cakra mengangguk berulang kali, "Gue tahu ... gue percaya, kok."

"Terus kenapa lo masih mikir gitu, mau gue tonjok lo?!" Tangan Binar sudah terkepal erat dan bersiap memukul Cakra.

Tetapi, Cakra lebih dulu beringsut ke belakang, "G—gue tahu alasan Arion putusin lo," cicitnya masih berani bersuara.

Binar seketika menegang di tempat, bagaimana Cakra bisa tahu itu? Apa Cakra waktu itu ada kafe yang sama dengannya? Laki-laki itu menyaksikan aksi perselingkuhan Arion dan Jenggala? Sial, ia yang diselingkuhi, tetapi ia juga yang malu.

"Arion putusin lo, karena dia tahu lo belok, kan?" sambung Cakra seenak jidatnya.

Raut wajah Binar seketika berubah, kedua matanya berkedut menatap Cakra. Tanpa Cakra duga, satu pukulan melayang tepat di pipi sebelah kirinya.

"Lo anak siapa, sih?!" sentak Binar. Ia benar-benar dibuat kesal sekarang, lama-lama Binar bisa tidak waras hanya gara-gara menghadapi laki-laki itu.

Pandangan satu kelas dan juga pak Vivian langsung menatap ke arah keduanya. Cakra yang mendapat pukulan dari Binar, seketika mengelus-elus pipinya. Pukulan gadis itu sangat kuat, dia seakan ingin membuat tulang pipi Cakra remuk.

Maleficent SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang