Prologue | problemí é incontrì

620 47 6
                                    

kamu masuk dalam bahaya itu sendiri, Nona.
dan kamu, tidak akan bisa kembali. —

P R O L O G U E •

       "Berikan kalungmu."

"Bukan sudah kubilang, aku tidak akan memberikannya. Ini satu-satunya barang berharga yang kupunya!"

Kim Aeri, mulai bergerak mundur saat menemukan segerombolan berandal dengan pakaian lusuh dan wajah yang kusam tak terawat tertawa sambil terus merangseknya bergerak lebih dekat.

Demi Tuhan! Aeri merasa dejavu, kejadian yang sama terjadi lima bulan yang lalu. Kenapa semua preman sialan ini mengincar kalungnya?

"Itu kalung klasik, akan mahal jika dijual." preman berambut cepak bersuara, "Jangan banyak bicara, Nona. Cepat berikan!"

"Tidak!" Aeri berteriak kencang, berharap para preman yang setengah mabuk itu akan pergi. Namun sayang, harapan hanya tinggal harapan karena sekarang preman itu sudah selangkah di depan wajahnya.

"Atau kami akan mengambilnya paksa."

Duagh!

"Sial!" berhasil, preman itu mengaduh kesakitan saat Aeri dengan gemetaran menendang masa depan preman itu, dan segera berlari berbalik arah secepat mungkin.

"Dia kabur! Kejar!"

Aeri berlari sekuat tenaga, keringat deras mengalir di pelipisnya. Perempuan itu terengah-engah, meski mengerahkan segenap kekuatannya, langkahnya yang kecil mulai terkejar oleh preman-preman yang mengejarnya.

Kejadian ini membuat Aeri dejavu, kejadian sama persis dimana sekelompok preman ingin merampok kalungnya dan preman kecil berwajah kelinci bernama Jeon yang saat itu belum dikenalnya datang tiba-tiba dan menghajar pada preman itu hingga terbirit-birit.

Tapi sekarang, tidak ada Jeon Jungkook yang menolongnya. Entah kemana bayi kelinci satu itu, mungkin sedang minum susu pisang sambil mengaduk ramen di minimarket 24 jam.

"Matilah aku!" gumamnya sambil sesekali menoleh ke belakang, jarak mereka semakin dekat.

Aeri menoleh ke kanan dan kiri, perempuan itu mengeluh dalam hati, kepanikannya lari dari para preman itu telah membawa kakinya memasuki gang sempit tanpa orang yang malah akan membuatnya dalam bahaya.

"Aeri! Kenapa kamu bodoh sekali!" keluhnya dalam hati, perempuan itu terus berlari hingga di ujung gang yang kumuh dan penuh goresan grafitti itu. Nafasnya habis, tapi Aeri mendapati sinar matahari menerpa wajahnya hangat.

Tanah lapang!

Tapi lagi-lagi, Aeri mengeluh. Tanah lapang yang ditemuinya tumbuh semak-semak di beberapa bagian, mata perempuan itu membesar melihat sesuatu di depan matanya.

Di balik semak yang menjulang itu berdiri sebuah gedung. Gedung usang yang tampaknya sudah sangat lama tidak terpakai.

Glek!

Aeri mulai berpikir tentang hantu-hantu yang mungkin berkeliaran di dalam gedung itu, tapi dia tidak ada pilihan lain! Suara langkah kaki itu terdengar semakin mendekat, menyiapkan satu tarikan nafasnya, Aeri berlari dan melompat hingga terjatuh di atas semak yang menusuk kulitnya.

"Aw!"

Huft.

Sakit, tapi dia berdiri lagi dan kembali berlari. Tidak ada jalan satu-satunya selain dia harus masuk ke gedung ini atau Aeri akan tertangkap para preman itu karena ini adalah jalan buntu.

Kalaupun bukan kalungnya, bisa saja para preman itu melakukan hal-hal di luar nalar.

Krieeet ....

Tidak dikunci!

Aeri masuk perlahan, matanya mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan dan ia mengernyit heran.

Kenapa semua barang di dalam sini mewah sekali? terlihat masih dipakai dan terawat.

Botol wine, gelas piala, sofa cream yang tampak mahal, lampu chandelier, karpet bulu. Dari luar, gedung ini tampak kosong dan tidak terawat.

Tapi di dalamnya, merasa ada yang tidak beres, Aeri meneguk salivanya dalam-dalam.

Tapi di dalamnya, merasa ada yang tidak beres, Aeri meneguk salivanya dalam-dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu, apa dia masuk sarang vampire?

"Tidak Aeri, jangan biarkan halusinasi konyolmu kambuh di saat yang tidak tepat." keluhnya lagi, Aeri memukul-mukul kepalanya. Berusaha menyadarkan diri bahwa apa yang dilihatnya hanyalah halusinasi belaka.

"Tersesat, Nona?"

Aeri terhenyak, perempuan itu membalikkan tubuh dan seketika membeku di tempat.

Seorang laki-laki berjas hitam dengan potongan rambut rapi datang dari arah yang berlawanan, alis matanya tajam, rahangnya keras, wajahnya seperti campuran Korea-Italia.

Seorang laki-laki berjas hitam dengan potongan rambut rapi datang dari arah yang berlawanan, alis matanya tajam, rahangnya keras, wajahnya seperti campuran Korea-Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeri tersadar.

Jadi maksudnya, dia bebas dari berandalan jalanan dan masuk sarang penculik begitu?

Possessive Mafia [SUGA BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang