***
Hari ini tidak cukup sibuk seperti kemarin, para petinggi Selvaggio tenggelam dalam kesibukannya masing-masing. Setidaknya begitu yang Aeri pikirkan, dia tidak melihat kehadiran Tuan muda Kim atau Jimin seperti biasanya. Gadis itu cukup mengalami trauma setelah kejadian semalam dimana ia melihat Suga meledakkan rumah seseorang di depan matanya sendiri, ini baru tiga hari dan Aeri sudah melihat tiga orang mati terbunuh. Ia cukup trauma, terlihat dari bagaimana Aeri lebih banyak diam, mentalnya terguncang — itu normal, sangat wajar. Biar bagaimanapun, Aeri hanya seorang gadis muda yang tidak tahu apa-apa, dan harus berurusan dengan AGUSTD karena sebuah ketidaksengajaan yang tidak bisa dihindarkan.
"Noona, aku di sini." seseorang muncul, setengah kepalanya melongok dari balik pintu kamar, mengalihkan perhatian Aeri. Dia menatap ke arah pintu dan langsung sumringah saat menemukan presensi Jungkook, pemuda bermata besar itu memamerkan cengiran kelincinya sembari melambaikan tangan ke arah Aeri.
"Noona ...."
"Jungkook? Sini." Jungkook mengendap-endap, lalu berlari kecil menghampiri begitu Aeri menepuk sisi ranjang, meminta pemuda itu duduk di sebelahnya.
"Noona, baik-baik saja?"
Aeri mengangguk, tersenyum manis. "Aku baik-baik saja selagi melihat kau di sini, Jung. Kau sendiri bagaimana? Apa kau melakukan tugasmu dengan baik?"
Jungkook nyengir, "Di sini banyak makanan enak, Noona!"
"Jungkook! Bukan begitu maksudku." Jungkook meringis kecil karena Aeri memukul bahunya pelan. "Bisa-bisanya kau berpikir tentang itu, di sini bahaya."
"Tapi memang benar, Noona. Kau galak sekali sih!" Aeri gemas sendiri melihat Jungkook mengerucutkan bibirnya, seperti bayi kelinci — membuat akhirnya gadis itu tertawa. Jungkook-nya lucu sekali.
"Oke, kali ini aku serius." Jungkook mengulum bibirnya, "Aku dengar Noona melihat conseliegre meledakkan rumah ya semalam? Kau baik-baik saja dengan itu?"
"Umm ya, aku kaget dan takut. Tapi aku senang sekarang ada kau di sini, aku lega melihatmu. Itu saja sudah lebih dari cukup, Jung." jawab Aeri tulus, setidaknya ada Jungkook di sini. Dia akan baik-baik saja selama pemuda Jeon itu ada di sisinya.
"Noona, tidak boleh begitu ya. Tidak boleh bilang begitu pada yang lain selain Kookie, hanya aku. Nanti yang lain tersenyum karena ucapan Noona, tidak mau, tidak suka." dia memperingatkan, terdengar serius sekali, mata Jungkook mengedip beberapa kali, pupil matanya membesar. Pemuda itu tidak berani menatap Aeri.
Menggemaskan sekali.
Aeri tertawa lepas. Alih-alih tampak seperti preman menyeramkan dengan tattoo di sepanjang lengannya, Aeri berpikir sepertinya tattoo di tangan Jungkook salah mengambil tempat. Ukiran yang dianggap kebanyakan orang sebagai simbol menyeramkan itu tidak mampu menutupi gemasnya seorang Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Mafia [SUGA BTS]
FanfictionSeorang mahasiswi yatim piatu bernama Kim Aeri, harus berhadapan dengan pimpinan mafia kelas atas Korea yang ditakuti, ketika tidak sengaja menemukan markas mereka saat dikejar oleh kumpulan preman. AGUSTD. adalah nama bawah tanah dari pimpinan kump...