Title : Fruits Basket Another
Genre : Romance, School, Shoujo
Original Author : Natsuki TakayaNote : Ini hanya fanfiction, semua nama, chara dan dll adalah milik Natsuki Takaya.
Cahaya matahari sudah menembus langit yang saat ini berawan penuh. Tampak Kyou dan Tohru keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Mereka sudah di panggil oleh pelayan agar mempersiapkan diri untuk sarapan bersama."Shiki-kun dan Hajime belum datang?" Tanya Tohru sambil duduk dan memperhatikan sekitar.
"Mungkin mereka sedang mempersiapkan diri. Kita tunggu saja." Jawab Akito.
"Apa tadi malam kalian bisa tidur nyenyak?" Shigure mulai menggoda Tohru dan Kyou. Karena Shigure ingat tadi malam Kyou juga mabuk.
"Tentu saja. Bahkan menurutku, aku sudah kesiangan dan belum mempersiapkan makanan. Aku baru ingat kalau sekarang ada di rumah utama." Tohru tersenyum senang sambil bercerita. Kyou dan yang lain ikut tersenyum mendengar Tohru.
"Apa kau akan pulang hari ini? Hatori? Kureno?" Kyou mengambil buah dan mengupasnya.
"Iya. Sebentar lagi aku akan pulang. Sebelun itu Arisa ingin menelponmu, Tohru."
"Benarkah? Baiklah. Sehabis makan aku akan menelpon Uo-chan."
Hatori yang memilih membaca koran itu belum menjawab pertanyaan Kyou. Kyou yang penasaran mengintip apa yang Hatori baca.
"Apa itu menarik?" Tanya Kyou.
"Iya."
"Menginaplah disini lagi, Hatori. Mayu belum pulang juga dari Dinas. Dari pada kau kesepian di rumah." Ejek Shigure yang mendapat pukulan kecil dari Akito.
"Nanti malam Mayu datang. Jadi hari ini aku akan pulang." Jawab final Hatori.
"Yui-san, panggil Shiki dan Hajime." Perintah Akito yang menyuruh pelayanya memanggil Shiki dan Hajime.
"Akito-san, dari tadi pagi mereka tidak ada di kamar." Pernyataan sang pelayan membuat yang lain kaget.
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Dan tiba-tiba Shiki dan Hajime tidak ada di tempat tanpa berpamitan. Akito mencoba menghubungi anaknya, tapi handphone Shiki tidak di angkat begitu pula Kyou yang menelpon Hajime.
"Kemana mereka pergi?" Tohru tampak cemas.
"Jangan khawatir, Hajime pasti menjaga Shiki. Lagi pula mereka laki-laki. Wajar saja jika sedikit membangkang." Tutur Shigure yang asyik mengoles selai pada rotinya.
Hajime yang merasa sudah meninggalkan Shiki saat berlari memilih untuk berhenti dan menunggu Shiki yang berusaha untuk mengejar Hajime.
"Maaf, Hajime-nii aku tidak biasa olahraga pagi." Ujar Shiki dengan nafas yang susah di atur. Keringatnya sudah membasahi kaos yang dia kenakan.
"Yah... aku tidak menyangka kau tidak akan kuat berlari. Jika tau sebelumnya aku akan mengambil jalur yang pendek." Hajime masih memperhatikan Shiki yang terduduk di tepi jalan sambil mengelap keringatnya.
"Kalau mau Hajime-nii bisa tinggalkan aku dan pulang lebih dulu." Shiki tampak menyerah.
"Tentu aku lakukan. Jika aku mau." Hajime malah ikut duduk bersama Shiki." Saat sampai di rumah nanti aku akan di marahi oleh ibu. Dan kau pasti di diamkan oleh Akito-san." Tebak Hajime sambil tersenyum.
"Aku rasa begitu." Shiki ikut tersenyum.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tiba-tiba suara itu muncul dari sebelah kiri mereka. Hajime melihat Mutsuki sedang berjalan ke arah mereka.
"Kau sendiri sedang apa di sini?" Tanya balik Hajime.
"Ah, aku mengembalikan buku di perpustakaan. Jadi aku lewat sini sekalian jalan-jalan pagi."
"Jalan-jalan pagimu cukup unik sampai kesini, Mutsuki." Mutsuki tersenyum, dia tau Hajime sedang mengejeknya.
"Shiki? Kau juga berolahraga?" Mutsuki melihat ke arah Shiki yang masih duduk dan mengatur nafasnya.
"Iya, Mutsuki-nii. Tapi aku malah menghambat Hajime-nii."
"Tidak. Tidak. Hajime memang rajanya olahraga. Akupun kalah darinya." Mutsuki tidak menyetujui perkataan Shiki. Dan pernyataan Mutsuki membuat Hajime tertawa.
"Setelah mengantar Shiki, aku ikut ke perpusatakaan." Hajime menawarkan diri.
"Baiklah."
"Hajime-nii bisa meninggalkan aku."
"Tidak. Aku seakan membawa kabur pengantin orang lain jika aku tidak mengantarmu." Sekali lagi mereka tertawa bersama di pagi yang cerah itu. Dan saat asyik mengobrol sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan mereka. Seseorang membuka kaca jendela dari tempat duduk belakang.
"Kalian di sini? Akito-san dan Tohru-san mencemaskan kalian." Ternyata itu Hinata yang akan berangkat kuliah.
"Hinata-nee, maaf aku tadi lupa memberi kabar." Shiki berdiri dan meminta maaf pada Hinata.
"Tidak apa-apa. Aku akan menghubungi Akito-san dan kalian segera pulang." Perintah Hinata sambil mengeluarkan handphonenya.
Akito yang menerima telpon dari Hinata di ruang tamu bersama yang lain cukup lega. Shigure yang menikmati kopi berkata, "Kalian terlalu cemas. Mereka sudah dewasa." Langsung dapat lirikan tajam dari Akito hingga Shigure memalingkan wajahnya.
"Tohru, sesampainya Hajime kita juga akan pulang." Ujar Kyou yang sudah di tinggalkan Kureno dan Hatori.
"Benar. Aku akan persiapkan barang-barang dulu." Tohru segera pergi menuju kamar mereka dan mempersiapkan kepulangan mereka.
"Kenapa kalian tidak menginap lagi?" Tanya Akito.
"Besok Hajime sekolah, dan dari sini jaraknya cukup jauh." Jawab Kyou.
"Kalian bisa naik mobil." Tambah Shigure.
"Tidak perlu. Terima kasih. Tapi kita harus pulang." Akito dan Shigure paham maksud dari Kyou. Mereka tersenyum dan tidak menghentikan Kyou lagi. Tapi di sini lain Shiki tampak sedih saat dia akan berpisah dengan Hajime yang sudah dia anggap kakaknya. Shigure dan Akito cukup sibuk hingga Shiki harus dijaga oleh Hinata.
"Lain kali aku akan menginap lagi." Hajime mengacak rambut Shiki, saat dia tau wajah Shiki tampak sedih saat mereka berjalan arah pulang.
"Aku juga akan menginap." Tawar Mutsuki.
"Baiklah. Aku menunggu kalian." Shiki tersenyum mendengar penuturan Hajime dan Mutsuki. Ini pertama kalinya bagi Shiki bisa merasakan hidup normal seperti anak yang lain. Shiki adalah pewaris Akito. Jika Akito sudah tidak jadi kepala utama rumah kelurga Souma, maka Shiki lah yang akan mewarisinya. Itu yang selama ini Shiki pikirkan dan menjadi beban anak di usianya. Tapi tidak sekarang. Dia bisa merasakan layaknya anak keluarga biasa bersama Hajime dan Mutsuki.
To be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
(Fanfiction) Fruits Basket Another
Teen FictionBerkisah tentang keluarga Kyou dan anak-anak dari keluarga Souma selama menjalani kehidupan remaja mereka dalam sekolah yang sama dan terjebak dalam cinta dan ikatan yang sama.