Bab 2 : Justin Metteo

30 0 0
                                    

Bekerja adalah hal yang menyenangkan jika kau menganggapnya sebagai salah satu hobi. Segala tantangan dan hambatan bekerja benar-benar menarik, lebih menarik daripada wanita. Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sukses adalah pencapaian, sedangkan wanita yah itu menjijikkan. Siapa yang menyuruhku membandingkan pekerjaan dengan wanita.😒

***
Disebuah ruangan kantor, menampakkan meja kayu tunggal dipernis coklat tua sehingga terlihat mengkilat yang apik , diatasnya terdapat banyak kertas bertumpuk.  Ada pot putih dengan kaktus kecil disudut kanan meja tersebut, diseberang meja kerja  agak jauh, ada sofa hitam empuk bermeja kaca hitam mengkilat. Diatasnya ada tissu, secangkir kopi dan kaki orang. Yah, kaki bersepatu kulit hitam saling tindih, terlihat celana katun coklat tua dikakinya, lebih keatas  terlihat atasan jas  coklat tua dengan kemeja moka, ditambah dasi biru laut.

Melihat keatas lagi ada wajah fokus pada laptop, wajah itu berhidung mancung , alis tebal, mata penuh rasa ketegasan dengan bibir tipis datar dengan cekungan atas lebih sedikit menonjol. Intinya ini adalah wajah tampan.

Disudut lain kantor berdiri sosok laki-laki lain memperhatikan permandangan kota pada kaca besar interior dinding kantor itu, satu tangan ada di saku, satu lainnya memegang ponsel. Wajahnya tak kalah tampan dengan sosok yang duduk disofa, hanya saja jika dilihat seperti lebih rendah 1 tingkat.

" Hey Justin, ini waktu istirahat. Ayo turun makan, tidakkah kau lihat karyawan kantor sudah berkeliaran mencari makan." Ucap sosok yang berdiri disana pada Justin yang masih fokus bekerja.

"Tunggu sebentar Mike, ini akan selesai. jika kau terlalu lapar pergi saja dulu."
Jawab Justin yang masih fokus pada laptop.

Mike-pun berjalan mendekati Justin, menutup laptopnya. "Dasar kuda kerja, aku tau kau CEO ku yang amat rajin dan berdedikasi, setidaknya luangkan waktu makan, ayo makan." Ucap Mike berusaha mengajak Justin.

Mike adalah salau satu pegawai bagian departemen perencanaan perusahaan, tampak akrab dengan Justin yang adalah CEO karena mereka teman dari semasa kuliah. Siapa juga yang berani menutup laptop CEOmu jika kau tidak akrab.

Justin mendongak menyipitkan mata,"Mikkeee...oke ayo makan" tanggap Justin agak tidak suka dengan tindakan mike.

"Ada restoran steak bagus kata pacarku rasanya sangat enak, mau kesana?"  Tanya Mike sambil memperlihatkan foto daging steak dengan wajah pacarnya berselfie dengan beberapa wanita lain.

Justin memandang sebentar dan melihat jalan lagi, terlihat mereka akan mencapai lift. Disamping kedua sisi lift ada vas keramik besar dengan tanaman sebangsa kelapa tapi bukan.

" Terserah." Jawab Justin singkat.

"Itu tadi Mary pacar baruku, bagaimana menurutmu dia cukup manis bukan?"
Tanya Mike dengan ekspresi kebanggaan memamerkan pacar.

"Biasa saja..." Jawab Justin cuek tak terlalu peduli dengan para pacar Mike, dari masa sekolah sampai kini tak terhitung jumlahnya Mike memamerkan para pacar lama ke baru, dari bulan lalu ke bulan lain. Bisa dibilang Mike cukup playboy. Sangat berbeda dengan Justin yang selalu lajang dari masa kuliah sampai sekarang.

Mike terkadang miris melihat temannya yang tidak laku, jadi sering juga Mike memperkenalkan teman wanita pada justin tapi selalu ditolak dengan jawaban "tidak tertarik".Sempat Mike menuduh Justin adalah gay karena tak tertarik sama sekali pada wanita.  Dari situ membuatnya mendapat lemparan sepatu diwajahnya.

Pemikiran Justin sangat berbeda dari Mike, bukannya dia gay tapi dia adalah lelaki dengan ambisi besar mengejar kesuksesan besar yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Itu hal yang penting baginya. Karena dia dididik sejak kecil untuk jadi sosok pemimpin pewaris perusahaan yang menjaga dan meningkatkan nama keluarga  Metteo.

Akan tetapi seringkali ibu Justin yang berkunjung ke perusahaan menatap putranya agak tak puas. Membandingkan dengan putra-putra para teman arisannya yang memang membuat agak jengkel tapi hal itu membuat ibu Justin iri, Justin sangatlah membanggakan tapi didikan ayah Justin membuatnya jadi terlalu membosankan.  Bisa dibilang anak yang terlalu patuh terlalu baik bisakah kau nakal sedikit nak, terlalu datar itu yahhh....

***
Beberapa saat kemudian. Justin dan Mike sampai direstoran steak, restoran ini mengambil gaya retro yang menarik. Didalamnya para pengunjung cukup ramai.  Mereka memilih lantai dua yang agak sepi disudut. Dinding kaca memperlihatkan pemandangan pertokoan dan jalan raya yang lumayan ramai karena masuk jam istirahat kantor.

Sementara pesanan masih diproses, Mike pergi menelpon pacar barunya. Sedangkan Justin hanya melihat pemandangan jalan raya, matanya beralih ke meja depan terlihat  pasangan pria dan wanita sedang menikmati steak. Pria itu mengiris daging steak dan menyupi daging kepasangan wanitanya, sedangkan sang wanita sedang mengobrol ditelepon. 

"Cih..." Decak Justin agak muak.
Beberapa menit kemudian Mike kembali.

"Justin taukah kau pekan depan, teman pacarku mengadakan pesta di villa bukit B, kudengar akan ada banyak wanita cantik, pemandangan disana juga bagus, udaranya segar. Apa kau tidak mau ikut, aku dan Mary akan kesana kau tau sekali-sekali menikmati udara perbukitan yang segar itu bagus. Aku sangat muak dengan polusi kota." Ucap Mike semangat menawarkan undangan.

" Tidak tertarik." Jawab Justin seperti biasa.

Pelayan datang mengantar makanan kemeja mereka. Mike masih bercerita banyak, mencoba mengajak Justin ikut.
Sementara Justin tidak memperdulikannya, dia mulai mengiris steak yang harum, terlihat sangat lezat.
Ketika steak termakan, Justin agak mengangguk seolah setuju dengan ucapan pacar Mike yang mengatakan steak itu lezat.

Mike masih berbicara sambil menikmati steak, pandangan Justin menyapu pasangan tadi yang berada dibelakang Mike. Si wanita masih mengobrol dan terlihat sipria duduk lebih mendekati wanitanya, masih menyuapi dan makan steak itu sendiri. Memandang itu Justin menulis diotak bahwa wanita itu adalah wanita manja yang menjijikan.

Beberapa saat kemudian hal yang mengejutkan terjadi, sipria tiba-tiba menyelipkan tangannya kedepan siwanita, dan terlihat gerakan tangan meremas dada wanita itu, wanita itu menoleh kesipria dan mengecup bibir siprianya sebentar, kemudian masih mengobrol dengan handphonenya lagi. Pria itu masih terus meremasi dada siwanita.  Tapi wanita itu biasa saja seolah itu hal yang tidak penting.

Justin mengerutkan dahi mengangkat satu alisnya, melihat sekeliling orang-orang tidak ada yang menyadari perilaku tidak sopan pasangan itu, yah jika dilihat memang posisi mereka yang menghadap dinding kaca dapat menutupi perbuatan itu, tapi akan terlihat jelas oleh Justin yang ada disampingnya.

Justin menulis lagi diotaknya bahwa bukan hanya wanita itu manja dan menjijikkan, tapi wanita dan pria itu ada lah 2 pasangan yang sama menjijikkannya.

" Huh.." dengus Justin yang kehilangan selera makan.

"Justin, kau dengar aku? Justin ayo ikut pekan depan. Hey kenapa kau tidak makan lagi bukankah steak ini enak?" Tanya Mike yang sedari tadi mengoceh, tapi tak dihiraukan Justin. Dipiring nampak steak Justin yang masih separuh lebih belum dimakan tapi dia berhenti makan dan memilih melihat pemandangan dibalik kaca.

Justin punya kebiasaan baik sejak dulu, makan dengan baik, seperti apapun rasanya dia makan untuk menjaga tubuh selalu sehat dan fit untuk bekerja. Tapi siang ini Justin tidak makan dengan baik membuat Mike mengerutkan dahi.

"Apa ini tidak sesuai seleramu, atau perutmu sakit?" Tanya Mike penasaran.

"Tidak Mike, hanya saja mataku sakit..."😑

Bad Girl So WhyyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang