bab 1 : Laurene Bella

51 0 1
                                    

Laurene Bella yah itu namaku, aku suka uang melebihi segalanya. Moralitas jangan pernah bilang itu didepanku. Dizaman ini yang terkuat adalah uang bukan? Dengan uang kau bisa beli moralitas haha.

***
Ringgg ringgg ringgg
Bunyi telfon berdering keras membangunkan Bella dari tidurnya. Meski enggan Bella membuka matanya dan meraih handphone disisi kanan meja samping kasur.

"Hmmmn, siapa?" Tanya Bella malas, sementara dia berusaha duduk menyingkirkan tangan yang memeluk pinggangnya. Lawannya disamping ikut terbangun karena gerakan Bella.

"Bella kau baru bangun ya, ini jam 11 siang Bella, kau janji akan datang kepembukaan toko kueku?" Tanya suara perempuan diseberang telepon.

Otomatis Bella melihat jam, yah sudah siang. Ini semua karena Martin
disampingnya yang masih menatapnya disamping kasur.

Melihat tatapan Bella Martin mendekat dan meremas dada Bella sambil memberikan senyum mengajak, " jangan pergi Bella, ayo main lagi." Ucap Martin dengan mempermainkan jarinya disana.

Bella hanya melirik Martin dan berdiri menghempas tangannya.
"Yah oke tunggu saja aku akan datang Audy, kau jangan khawatir" ucap Bella selagi berjalan kekamar mandi.

"Hey aku dengar itu, kau main lagi yah Bella? kau telat karena main dengan serigala-serigala itu, ayolah Bella setidaknya kau ingat hari pembukaan tokoku. Haaah...sudahlah" ucap Audy yang marah dan langsung menutup telepon.

" Ishh.. dasar pemarah, hanya telat saja kau marah"

Tanpa menghiraukan kemarahan Audy sahabat Bella, yah satu-satunya sahabat Bella yang tersisa sampai sekarang, Bella adalah orang yang cenderung santai dan tak terlalu mementingkan hal lain selain uang, sampai merebut pacar sahabatnya ketika masa kuliah atau menjual keperawanan dengan harga tinggi, semua itu tak terlalu berharga bagi Bella.

***

Bella berjalan keluar kamar mandi dengan memakai handuk putih dibadannya, rambutnya basah menetes kekarpet bludru dikakinya. Ketika memakai baju, Martin yang tadi dikasur tidak terlihat lagi. Terdengar suara orang berbicara dibalkon, sepertinya Martin sedang berbicara dengan seseorang ditelfon. Asap rokok perlahan masuk dari balkon.

Bella duduk disamping kasur mengeringkan rambut dengan hairdrayer. jam menunjukkan pukul 11.30. Melihat kesamping adalah kasur besar dengan seprei merah acak-acakan mengungkapkan jejak permainan intens semalam. Terdengar langkah kaki mendekat dari arah balkon.  

"Benar-benar pergi? Lalu nanti malam..."

"Tidak lagi kau membosankan Martin" ucap Bella ketus memotong ucapan Martin yang belum selesai.

Memicingkan mata "Hey..hey membosankan?  Dasar jalang, katakan apa yang kurang hahh" Martin melangkah mendekati Bella, memegang dagunya.

"Kurang besar Martin, apa kau tidak sadar." Bella berdiri  memakai sweternya dan berjalan kepintu. Sementara martin yang agak syok, melihat kebagian bawah tubuhnya.

(Benarkah???) Batin Martin

***
Jam 12.20 Bella datang ketoko kue Audy.
Terlihat bekas pemotongan pita diluar pintu, banyak kerlap-kerlip bertaburan dilantai, meja-meja disamping penuh dengan berbagai macam kue yang terlihat menggoda untuk dimakan. Banyak anak kecil berlarian. Orang-orang mengobrol, ada para ibu-ibu, lansia, juga banyak anak muda seumuran Bella.

Diantara orang yang mengobrol ceria ada Audy yang memakai Dress biru tosca selutut sedangkan Bella memakai rok merah selutut dengan atasan oranye bahan rajut berlengan pendek berpunggung lumayan banyak terbuka, dari  belakang terlihat amat seksi namun dengan kesan manis. Bella menghampirinya Audy.

Bad Girl So WhyyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang