***Ada yang aneh dengan suasana pagi hari di mansion megah ini. Semalam ketika dirinya tertidur Jaemin tanpa sadar melewati makan malamnya tanpa sadar, sepertinya ia memang selelah itu , Jaemin terbangun pagi-pagi sekali entah jam berapa tapi ketika ia ingin bangkit dari ranjang, niatnya ia urungkan ketika melihat Jeno yang terlelap berada di sebelahnya. Jadinya Jaemin memilih untuk melanjutkan tidur saja, namun ketika ia terbangun untuk yang kedua kalinya ia malah meihat ranjangnya sudah kosong.
Jadinya Jaemin memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk turun ke lantai utama mansion. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah para pelayan yang sibuk kesana kemari membawa entah apa itu yang Jaemin tak ketahui. Dirinya masih mematung di tangga atas sebelum seorang pelayan dari bawah menyadari kehadirannya dan menyerukan kepada pelayan yang lain bahwa nyonya mereka akan segera turun.
Gadis itu terkejut, lebih tepatnya tak menyangka bahwa barisan orang-orang yang sibuk berlalu lalang tadi menghentikan kegiatan mereka, lalu dengan cepat berbaris di bawah tangga membuat barisan memanjang seolah menyambutnya.
"Errr, kalian seharusnya tak perlu melakukan hal seperti ini kupikir." kata Jaemin sembari menuruni tangga dengan cepat, ia tak ingin membuat para pelayan menghentika kegiatan mereka hanya karena dirinya. "Aku juga sama seperti kalian." Dan satu kata itu meluncur berhasil membuat seluruh pelayan yang berbaris itu menggeleng cepat tak menyetujui ucapan Jaemin.
"Tidak, anda adalah nyonya kami." Jaemin lebih terkejut lagi ketika mendegar seruan itu yang diucapkan secara bersamaan oleh semua pelayan, mereka terlihat kompak sekali seakan sudah terlatih.
"Baiklah." Jawabnya takut-takut ketika melihat raut para pelayan yang sebenarnya terlihat antusias tapi entah mengapa di mata Jaemin terlihat begitu menyeramkan.
"Ada yang bisa aku bantu?, menyiapkan sarapan mungkin?." Dan gelengan sontak ia dapatkan dari seluruh pelayan, berhasil membuat Jaemin mengerucutkan bibir cemberut. "Tapi aku ingin, semalam aku terlalu banyak tidur dan tubuhku perlu sedikit bergerak." Melasnya.
"Biarkan dia melakukan apapun disini." Satu ucapan keluar dari bibir yang berada tepat di belakang tubuhnya membuat Jaemin terperanjat seketika, hampir saja terjatuh akibat terkejut sebelum tubuhnya ditarik cepat, membuat tubuhnya bertubrukan kuat dengan tubuh tinggi milik seseorang yang berhasil membuatnya terkejut di pagi hari ini.
"J-Jeno."
Jeno tak membalas, ia menegakkan kembali tubuh Jaemin, lalu membawa pandangan kearah para pelayan, ia lalu bertanya kepada kepala pelayan yang berada disana.
"Apa mereka sudah sampai?."
Kepala pelayan itu mengangguk. "Sudah tuan." Jeno kembali membawa pandangan kearah Jaemin. "Ayo, ikuti aku." Bukannya menyahuti ajakan Jeno, Jaemin justru memandang kearah para pelayan, dan tatapan yang mereka berikan kepadanya justru membuat Jaemin kembali diserang rasa takut. Tak mendapat jawaban dari Jaemin, membuat Jeno menarik tangan Jaemin pelan lalu membawanya berjalan beriringan dengannya.
.
.
.
Jaemin awalnya tak menyangka bahwa ia akan dibawa ke ruangan bawah tanah yang berada tepat di bawah mansion megah milik Devonte.
Lorong panjang yang menjadi penghubung antara mansion atas dengan ruangan ini terasa memiliki aura yang sangat-sangat berbeda. Patung-patung naga dari berbagai macam bentuk dan ukuran terlihat berjejer rapi di sisi kanan dan kiri lorong dengan tambahan nuansa temaram ketika keduanya mulai mendekati ruangan ini membuatnya terlihat semakin mencekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
STYGIAN [Slow Up]
RomanceA NoMin fanfiction ; GENDERSWITCH "Aku..." mengucapkan kalimat singkat yang akan mengubah hidupnya dalam sekejap, membuat bibir merah itu bergetar hebat. "Aku yang akan menggantikan posisi sepupuku untuk menikahi puteramu tuan. Demi menyelamatkan na...