Memaafkan

456 38 11
                                    

  Seokjin menatap jungkook dan hoseok yang sedang berpelukan di depan matanya. Seokjin menatap dengan tidak sukanya kearah hoseok.

  "Kenapa kau disini?" "Tanya seokjin kasar. Jungkook dan hoseok melepaskan pelukan mereka lalu menghampiri ranjang seokjin. Jungkook duduk di kursi sementara hoseok berdiri di samping jungkook.

  "Kenapa kau biarkan dia masuk jungkook?"

  "Hyungie, kenapa kau sangat membenci dia? Dengarkan dulu alasan mengapa dia meninggalkan kita selama ini. Hyung jangan egois -..."

  "Apa aku selama ini egois jungkook ah ? Aku... Hyungmu ini melalui banyak hal bersama kalian tanpa adanya dia. Coba aku tanya, kemana kau disaat aku membutuhkanmu? Dimana disaat aku terluka, kau DIMANA HAH! kau tahu, aku membesarkan mereka berdua dari kedua orang tua ku meninggal hikss, tapi kau kemana hah?! WAE?? KAU KEMANA SAAT ITU?"

  "maafkan hyung, seokjin ah. Hyung punya alasan untuk itu. Jadi mohon dengar penjelasan hyung dengan baik. Hyung ingin kita balikan seokjin. Hyung sudah lama mencari kalian bertiga kemana mana"

Flashback...

  Saat meninggalnya yoon ah, ibunya hoseok, seokjin, jimin dan jungkook. Hoseok mengantarkan jenazah ibunya ke makan disebelah min seok. Yoona meninggal secara tidak lazim saat hoseok dan yang lainnya tidak berada di rumah.

  Waktu itu, hoseok menemukan yoona sudah bersimbah darah di ruang keluarga dan disamping lututnya, sebuah pisau yang sudah berdarah ada disana.

  Hoseok yang melihat itu sangat syok dan langsung menangis kencang.

"Eomma hiksss! Eommaaa, kau kenapa hiksss!!! Eomma, hajimaaaa!!!"hoseok memeluk kepala yoona yang sudah terkulai lemas. Untung saja ketiga adiknya masih dirumah kakek dan neneknya, jadi mereka tidak akan melihat kejadian ini.

  "Aku harus menelepon chang wook samchon..." Hoseok mencoba menelepon changwook tapi nomornya tidak tersambung.

  "Aku harus apa eomma? Aku bingung dan panik. Tolong arahkan aku eomma hikss" sebuah keajaiban seseorang datang kerumah itu, dan orang itu adalah seorang tetangga disebelah rumah nya. Tetangganya itu menelepon ambulance dan memberi tahu kepada hoseok kalau orang tuanya sudah pergi ke surga.

  Seokjin kecil, jimin dan jungkook yang masih balita belum mengerti apapun tentang kematian. Yang mereka tahu, eomma mereka pergi seperti appa mereka ke tempat yang jauh untuk mencari uang untuk mereka.

  Hoseok bahkan menahan tangisnya saat melihat mata polos milik ketiga adiknya itu.

  "Jinnie, jika sudah besar nanti. Jadilah superhero yang kuat. Lindungi kedua dongsaeng mu ya.. bantu hyung merawat mereka"

  "Nee!" Seokjin yang belum tahu apapun hanya mengangguk. Dan besok harinya hoseok kedatangan tamu dari kepolisian. Kepolisian ingin meminta keterangan darinya. Seokjin yang melihat hyung hya dibawa orang asing, langsung menahan dengan sekuat tenaga nya. Namun, tenaga nya tidak kalah kuat dari polisi tersebut dan membuat seokjin tercengkang jatuh kelantai.

   Jimin yang melihat seokjin terjatuh, lalu membantu seokjin berdiri lalu menepuk kedua pantat seokjin takut hyung cantiknya ini menangis.

  "Jangan bawa hyung, olang jahat! Hajimaaaa!!!"seokjin memeluk kaki polisi tersebut mencoba menahan polisi itu agar tidak membawa hoseok pergi darinya.

  "Pak polisi, bisa aku bicara dengan adikku sebentar?"Polisi itu mengangguk lalu berjongkok dan menangkup kedua pipi tembem seokjin.

  "Jinnie uljima nanti kedua bayi itik dan kelinci itu menangis... Uljima hmm ~ hyung janji, jika ini sudah selesai hyung akan menjemput kalian. "

  Setelah memberi pengertian pada seokjin, polisi menbawa hoseok dari ketiga adik hoseok. Dan pengadilan memutuskan bahwa hoseok tidak bersalah karena sidik jari hoseok tidak sama dengan bekas pukulan yang ada di pipi dan pisau berdarah itu.

  Selama dua bulan hoseok direhabilitasi dan baru kembali hari ini. Tapi saat kembali kerumah, hoseok menutup mulutnya syok karena rumahnya hancur lebur. Hoseok berlari kearah bangunan tersebut lalu bertanya kepada orang orang yan sedang membawa bahan bahan bangunan.

  "Ada apa ini?! Kenapa rumahku dihancurkan?! Dongsaeng deul ku ada didalam?!"

  "Maaf tuan, didalam rumah sudah tidak ada orang. Rumah ini sudah dijual oleh orang yang punya kontrakan, jadi minggir saya mau bekerja"

  "Seokjin! Jimin! Jungkook ah! Kalian dimana hiksss!!"

Flashback end...

  "Dan hyung pergi mencari kalian kemana pun. Kerumah nenek dan kakek tapi kata tetangga kita, nenek dan kakek sudah meninggal. Hyung merasa mati saat itu. Hyung merasa gagal menjadi hyung nim untuk kalian bertiga.

  Hyung terus mencari kalian sampai 3 tahun dan hyung bertemu dengan orang sebaik minho hyung, dia adalah manager hyung sekarang ini. Jadi, apa kau marah pada hyung, jinnie?"

"T- terus... S- siapa yang m- membunuh eomma hikss... Kenapa mereka kejam sekali dengan eomma" ucap seokjin lirih, jungkook memeluk seokjin. Jungkook ingin menjadi hyung saat ini, karena seokjin terlihat sangat rapuh.

  "Samchon kita, Ji Chang Wook"

  "Kau serius? Bahkan kemarin, dia yang memberitahu kalau aku dan yang lainnya harus berhati hati"

  "Benarkah?"

"Nee "

"Tapi polisi sendiri yang mengatakan pada hyung. Mereka mengatakan kalau changwook lah pelakunya. Dan sampai sekarang dia belum ditemukan dan baru gikwang yang ketemu. Mereka sudah lama berkerja sama untuk menghancurkan bisnis appa! Sampai kita tidak punya apa apa. Tapi hyung sangat bersyukur bisa bertemu dengan minho hyung dan tentunya kalian sekarang"

  "Kookie ~"

"Nee jinnie hyung?"

"Boleh tinggalkan aku dengan dia. Aku ingin bicara berdua dengan dia. Sebentar saja, bolehkan?"

"Tentu saja boleh hyung, asalkan jangan macam macam"

"Hyung masih normal, kim!"

"Nee jinnie hyung, angan malah ~ seokie hyung aku keluar dulu dan jaga hyungku ya hyung bye bye hyung"

  Tinggallah hoseok dan seokjin didalam ruangan dengan suasana yang canggung.

  "Hyung..."

  "Ehh? Kau menyebut apa tadi? T- tunggu sebentar, hyung korek kupingku dulu. Nah, sudah coba katakan sekali lagi"

  "Hahahahah hyung, kau lucu sekali"

BRUK!

  seokjin tersenyum bahagia karena hoseok, jadi inikah rasanya memiliki seorang hyung. Dimanja dan diperhatikan.

  "Hyung, mau menemani aku untuk kemoterapi. Aku ingin sembuh walau sedikit harapan untukku"

  "Husst! Jangan bicara seperti itu. Kau akan sembuh Saeng, hyung yakin itu. Teman hyung juga memiliki penyakit sama seperti mu dan, dia sembuh Saeng. Jika kau punya tekad yang kuat, kau bisa sembuh sayang"

  "Hyung, jangan panggil aku begitu. Aku jijik"

"Hahaha iya iya, hyung siap menemani jinnie hyung ini untuk kemoterapi. Ayoooo jagoannnn!"

 Ayoooo jagoannnn!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saranghae hyung 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang