Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarokatuhSelamat Membaca
"Ayo, siapa cepat dia dapat. Ayo kejar aku kalau bisa, haha." tawanya dan cerianya sangat membahagiakan hati seseorang.
Menatapnya dan mendengar segala ocehan yang berputar sekitar Dory dan Cici saja membuat eratan dekapan yang ingin selalu melihatnya seperti itu sangatlah penting, dan berarti baginya.
Gadis itu melirik ke belakang sembari berlari menjauhinya agar orang itu tak bisa mengambil sebuah name tag di mana tertera nama Naki Vanzo Buana.
Name tag lelaki itu sempat terlepas, dan saat hendak mengambilnya sebuah tangan mungil lebih cepat mendapatkannya. Ia pun tak berniat untuk merebutnya, lelaki itu malah membiarkan tangan mungil itu mengangkat tinggi name tag miliknya.
Dan saat itu pula, gadis kecil milik Naki ingin bermain main dengannya.
Naki tersenyum smirk melihat kesenangan dari gadis kecil miliknya.
"Ayo, Naki kejar." teriak Asya sembari memaju mundurkan lima jemarinya agar lelaki bergerak bukannya malah hanya diam sembari memasukkan satu tangannya.
"Naki, ayo kejar!" pekik gadis itu ketika Naki masih diam. Tak lama langkah lelaki itu mulai belari. Dan membuat sepasang mata bulat itu menbola.
Berbalik dan berlari lagi menjauh dari jangkauan lelaki itu.
"ASYA!!" pekik Naki khawatir. Saat melihat siswi dari arah kanan dengan Asya yang berada lurus di jalur koridor itu akan tertabrak siswi itu.
Hap
Bak, slow motion. Naki meraih pinggang ramping Asya dan menariknya hingga mereka berputar satu kali dan berakhir di dekapan erat lelaki itu.
Naki menatap Asya, dengan tatapan khawatir. Matanya langsung menahan menatap siswi yang hampir menabrak Asya.
"Sialan!" suara tajam dan tegas Naki membuat siswi itu menelan ludah. Laki laki itu menarik kerah seragam putih milik siswa yang tak sengaja hampir menabrak Asya.
Asya menempatkan tangan kanannya di dada lelaki itu. Lalu menepuknya pelan beberapa kali agar lelaki itu beralih menatapnya.
"Naki, bukan salah dia sepenuhnya. Ini salah Asya juga." ucapnya bermaksud menjelaskan jika siswi itu tidak salah 100%.
"Jangan di marahin, kasihan nanti dia malu." sambungnya lagi. Naki kembali menatap siswi itu tajam.
"Pergi!" titah Naki, siswi itu lari terbirit-birit di koridor sepi itu.
Asya mengusap usap dada lelaki itu. Bermaksud menenangkan agar bisa mengontrol emosi dan lebih tenang. "Naki kenapa suka marah marah gitu? Serem tau."
"Selama itu menyangkut Asya, Naki nggak akan bisa tenang." ucap Naki lembut.
Mata bulat nan indah itu menyorot makna,"Makasih Naki, udah selalu jagain Asya." ucap Asya memeluk tubuh tegap Naki.
"Asya nggak kenapa napa kan? Atau Naki terlalu kenceng narik Asya?" sebuah gelengen di pelukan hangat Naki menandakan bahwa gadis itu baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
asya
Novela JuvenilKesedihannya adalah kebenciannya. Kebahagiaannya adalah keberusahaan yang terus di lakukan. Tidak ada yang tahu betapa liciknya seorang lelaki pemilik hati dari Asya Lia Dromika. We'll together until forever, Im yours, perkataan yang sering terlont...