Ratapan Di Bawah Hujan

3 0 0
                                    

Awan hitam kembali bergemuruh
Sementara dalam rumah suara lantang menggelegar
Seorang gadis belia berlari meninggalkan rumah
Sebab dibentak berulang-ulang seolah ia adalah biang masalah

Namun langkahnya terhenti, sebab guntur menggerutu membuatnya takut dan menepi
Hanya meredah hujan di bawah kaki atap seorang diri
Sambil sesekali berbisik menatap diri yang penuh memar membiru
"Kenapa harus aku, Apa salahku?" tuturnya sembari terisak sendu

Di bawah dinginnya hujan ia mengharap ada seseorang dengan sedikit rasa peduli
Sembari sesekali merintih dalam sepi
Terseduh mengharap sedikit belas kasih Sang Pemangku
Namun rasa peduli mungkin sudah mati tertutup ego

Bertahun sudah ia meneguk paksa perihnya caci maki
Bengisnya hidup dalam rumah yang berhiaskan diskriminasi
Sering berpikir untuk memberontak tapi ia tak punya kuasa
Jeritannya seolah hanya suara serangga yang tak dianggap ada

Bahunya yang kecil mencoba kuat memikul beban yang ia derita
Di saat teman sebayanya bermandikan kasih sayang penuh cinta
Ia hanya berpeluk air mata mengharap sedikit rasa iba
Namun tetap saja tak ia dapati manisnya cinta dari seorang ayah

Tangan mungilnya menengadah mengharap ijabah dari Sang Pencipta
Sebab raganya sudah tak kuat menghadapi dunia
Batinnya sudah lelah dengan semua yang ia derita
Semoga esok jauh membawanya menuju bahagia yang nyata

Ambon, 15 Agustus 2021.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang