7. Maaf

861 211 46
                                    

Tapi setiap perjalanan menjadi lebih baik pasti melewati banyak proses kan? gue begitu. Biarpun gue belajar sholat dengan raka, tapi gue tetep aja masih menjalani kehidupan gue sebagai remaja bajingan..

"WOI WINARTA! Beliin gue, ateng, jordy sama dito nasi uduk ke kantin"

"Duite?"

'YO pakek duit kowe dulu lah jancuk. Tadi aku liat kowe bawa duit banyak"

"jangan radi, itu uang buat bayar SPP"

"Pinjem dulu "

"Tapi nanti bapakku marah"

"Lebih takut mana kalo aku marah?"

Tangan winarta langsung gemetaran. Mungkin dia begitu trauma karena pas kelas sepuluh gue pernah ceburin dia ke sungai pas acara pramuka. Atau pernah gue kunciin dia seharian di wc yang baunya najubillah "i i-ya radi. aku belikan. 4 kan?"

"3 aja win" dito langsung ngasi duit sepuluh ribu ke winarta "Punya ku , aku yang bayar"

"Ma-makasih dit"

Begitulah, si dito emang temenan sama kita, katanya seru. karena kita kocak. tapi soal bully winarta dia kaga pernah mau ikut-ikutan. Kalau gue tanya kenapa, pasti bilangnya "Aku yo mau temenan ya karena pengen temenan, ndak peduli kalian bajiangan apa setan. tapi temenan ndak berarti aku harus jadi seperti kalian"

Dan kita juga menghargai perbedaan sifat dan sikap dalam pertemenan kita. Gue juga ga pernah kok maksa mereka jadi seperti gue. Seperti yang raka bilang, sesusatu yang dipaksa itu tidak baik.

Dan ngomongin raka, selepas winarta tadi ke kantin, dia ga kunjung muncul batang hidungnya "Kemana itu anak anjing"

"Telpon coba, dah laper aku asu" saut ateng ngelus perutnya "dah dangdutan iki cacing di perut ku"

masuklah cewek berhijab yang berstatus teman kelas itu. Dari tentengan plastiknya, kayaknya sih dia habis dari kantin "WOI AINUN! Kowe liat winarta ndak?"

"Oh dia tadi papasan di kantin, kata ne mau bayar SPP dulu"

"OASU! dah berani ngelawan kowe rad" kata jordy mengompori. 

"nanti datengnya plorotin saja celananya rad" tambah ateng.

sementara dito no komen.

Gue yang tadi duduk santai depan kelas, seketika bangun emosi. gue gulung lengan baju gue ke atas, menandakan gue siap berperang "Cah Jancuk!"

"Tidak usah kamu naikan baju mu seperti itu, tidak membuat mu terlihat hebat"

suara itu ngebuat seisi kelas noleh. Iya, Muhammad raka masuk ke kelas! ngebawa plastik yang berisikan 4 bungkus nasi dan 4 teh gelas. dan dia taruh makanan itu di meja paling dekat dengan pintu "Ini makanan kalian"

Sumpah gue langsung kikuk! ga bisa bicara lagi gue. Belum lagi tatapan mata raka yang serius dan menandakan dia sedang marah "Oiya, soal winarta, tadi saya yang minta dia untuk tidak menuruti kalian. Kalau kalian merasa keberatan, jangan apa-apakan dia.  Cari saja saya langsung ke kelas"

"Dan buat kamu radi, kalau kamu perlu sesuatu, jangan kamu tagih paksa pada mereka. Tagih saja ke saya. IsnyaAllah saya iklas. Dari pada jatuhnya dosa untuk mu, lebih baik pahala untuk saya" lanjutnya terus meninggalkan kelas gue.

Sementara anak-anak lain yang kayak nahan tawa gitu ngeliat gue. Untuk pertama kalinya ada yang ngebuat preman kelas mereka kicep! Gue yang diliatin mah ngeliat balik "Ga usah liat-liat! naskir baru tau rasa"

Belum lagi winarta tiba-tiba masuk kelas, ngebuat jordy ngelirik gue "Iki arek e datang rad, piyeee?"

Gue liat winarta juga kayak nunduk takut-takut "wes ndak usah diganggu"

SURABAYA'2012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang