3 : Sangkalan

357 70 3
                                    


Izumi tidak menyukai [Name]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Izumi tidak menyukai [Name].

Itu adalah salah satu dari sekian alasan mengapa keduanya bertingkah seperti dua kucing liar memperebutkan teritorial mereka. Izumi tidak suka ketika Yuuki Makoto si adik kelas mendadak memiliki dewi penyelamat yang membatasi interaksi keduanya.

Izumi tidak menyukai [Name].

Meski gadis itu telah berusaha mengakrabkan diri pun Izumi tetap mendesis geram. Ia tidak suka kesayangannya direbut. Ia tidak suka melihat Makoto begitu riang setiap bersama siswi kelas tiga itu. Ia juga tidak menyukai senyuman [Name] yang begitu lebar dan hangat. Saking hangatnya menjadi perbincangan di kelas Izumi.

Dia ramah dengan siapa saja, dia menolak ajakan kencan dengan bahasa yang terlalu santun, dia ini, dia itu. Izumi muak mendengar segala pujian yang ditujukan untuk [Name].

Benar, Izumi tidak menyukai [Name]. Ia tidak senang ketika [Name] bahagia. Ia juga kesal melihat sisi rapuh si gadis yang ditunjukkan padanya tempo hari. Seolah menempatkan diri sebagai korban yang malang dan membuat Izumi seperti pelaku kejahatan.

Pokoknya, Izumi tidak menyukai apapun tentang [Name], titik.

"Izumi-san apa tidak ingin berbaikan dengan [Name]-san?"

Telur gulung yang hendak ia suapkan jatuh ke dalam kotak makan. Alisnya menukik tajam dengan mulut ternganga heran. "Hah?"

"Izumi-san dan [Name]-san selalu bertengkar tiap bertemu. Apa sebegitu bencinya Izumi-san dengan [Name]-san?" tutur Makoto. Baiklah, si kecil itu memberanikan diri makan siang bersama senior kelabunya ini demi mengulik apa yang sebenarnya terjadi di antara para kakak kelasnya. Mari beri dia dukungan dan semangat.

"Aku bukannya membencinya. Hanya ... tidak menyukainya."

Kini giliran Makoto yang keheranan. Apa yang minus dari [Name]? Selain masih sendiri, gadis itu banyak disukai. Pembawaannya yang hangat dan ramah mampu menarik siapa saja untuk sekedar menyapa ringan. Benar, yang minus hanyalah kenyataan gadis itu masih sendiri.

Karena yang dikejar pun memiliki kutub yang sama, sehingga muncul reaksi tolak-menolak dan berakhir dalam hubungan seperti kompetisi(?). Entahlah, Makoto pun kebingungan.

"Bahkan meski [Name]-san tiada pun Izumi-san masih tidak menyukainya?"

Astaga, apa-apaan kalimat yang diutarakan adik kelasnya itu? Mengapa menjadi begitu kelam dan mencekam?

"Jika ia menyukaiku, aku mungkin akan berhenti tidak menyukainya."

"Bagaimana jika [Name]-san lebih dari sekedar menyukai Izumi-san?"

Izumi kelabakan, bingung ingin menjawab apa. Seluruh susunan kata di pikirannya berlarian ke sana kemari dan tertawa. Mengejek dirinya yang mati kutu setelah mendengar pertanyaan sang adik kelas.

Heart Direction | Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang