Seumur-umur, baru kali ini Izumi bertingkah begitu aneh. Ia tidak tahu mengapa dirinya malah menjadi ciut ketika matanya menangkap pandangan tak bersahabat dari [Name]. Keanehannya itulah yang membuatnya jadi jarang bersua dengan Makoto. Pokoknya menghindar dulu daripada gadis itu mengadu pada adik kelas mereka itu dan membuat suasana makin runyam.
Apa gadis itu ... benar-benar jadi membencinya?
"Wah, wajahmu asem banget."
Izumi mengembuskan napas panjang ketika ia menemukan Hakaze Kaoru tengah bertopang dagu di hadapannya. Buang muka, pemuda itu memilih bungkam dan tak menanggapi teman kelasnya.
Di sisi lain, Kaoru mencondongkan tubuhnya ke belakang dan menyangga meja di balik punggungnya dengan kedua siku. Si kelabu di depannya itu benar-benar kusut. Lihat dahinya, berkerut seperti cucian baru diperas.
"Ceritanya gagal move on, nih?"
"Tch, apa, sih?" Izumi melirik tajam si pirang di hadapannya.
"Nona itu makin cantik," tunjuk Kaoru ke luar jendela, lebih tepatnya pada figur [Name] yang bercengkrama dengan Anzu dan anggota Trickstar.
"Mana ada."
Di kursinya, Kaoru menyeringai geli. Ia melihat berita yang menyangkut nama sobatnya beberapa hari yang lalu. Namun, belum sempat dibagikan ke grup, berita yang dibacanya sudah hilang. Yang tersisa hanyalah potongan berita yang disimpan penggemar dan spekulasi kasar dari mereka. Hanya itu.
"Kuberitahu, nih. Amarah perempuan hanya bisa diredam dengan yang manis-manis."
Izumi memutar bola matanya. Ia tak mengindahkan ucapan Kaoru dan lebih memilih memerhatikan kumpulan remaja yang jauh di luar sana. Fokusnya berubah begitu melihat kemunculan mobil mahal yang berhenti di depan mereka itu.
Alis kelabunya menukik heran ketika figur remaja yang paling tua memberikan gestur agar yang lainnya meninggalkan lokasi. [Name], gadis itu tampak bersitegang dengan sosok yang keluar dari pintu penumpang. Wajah remaja kelas akhir itu tampak serius. Sedangkan, sosok yang menjadi lawan bicara [Name] tidak diketahui ekspresinya karena menggunakan topi lebar. Izumi hanya menebak bahwa sosok tersebut adalah perempuan dewasa karena menggunakan terusan formal berwarna biru tua.
Izumi merasa ada sesuatu yang mengancam. Matanya langsung membola lebar ketika tamparan melayang tepat pada wajah [Name]. Tangannya mengepal menahan kesal seolah tidak terima. Ada amarah yang tertahan ketika melihat reaksi si gadis hanya bergeming seperti patung.
"Wah, kupikir itu akan masuk berita acara besok pagi-Hei, Sena-kun, mau ke mana?!"
Figur si kelabu itu menghilang dengan cepat dari hadapan Kaoru.
Izumi mulai tak mengerti dengan dirinya sendiri. Apa yang ia lakukan? Menyusul senior kebanggan Makoto itu? Memberinya kalimat penghibur? Atau mengatai wajah manis yang dipastikan membengkak merah karena serangan fisik tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Direction | Sena Izumi
FanfictionMemperebutkan seorang adik kelas adalah hal yang mudah pada awalnya. Akan tetapi, ketika rasa yang asing memijakkan diri, seluruhnya menjadi berantakan. [] Sena Izumi x Fem!Reader (ft. Yuuki Makoto) a fluffy fanfiction of Ensemble Stars! » 13 Decemb...