Lebih Buruk?! ༒ Chapter 6

553 49 1
                                    

Typo berkeliaran
.
.
.
.
.

________________________________

Jisung terbangun dari tidur nya, dengan badannya yang sedikit remuk dan rasa nyeri dimana mana.

Jisung benar-benar masih ingat bagaimana raut wajah ayah nya yang begitu marah dan menyiksa diri Jisung.

Namun saat bangun Jisung sudah dikagetkan dengan gedor gedor dari pintu rumah nya.

"S-sebentar.. " Ucap Jisung secara lirih, Jisung berjalan ke arah pintu lalu membukakan pintunya, yang ia dapati adalah 2 orang berbadan besar mengenakan seragam polisi.

"Permisi tuan, untuk kasus pembunuhan ini, kita berhentikan sampai di titik ini, karena ini benar benar sulit di tebak, bahkan kita sudah menyewa detektif untuk memecahkan kasus ini, namun hasil nya sama, tidak ada jawaban maupun bukti yang kami inginkan. " Ucap salah satu polisi tersebut.

"Kita sudah menyelidiki ini sampai menggunakan alat teknologi yang canggih, namun hasil nya tak ada sama sekali, kita akan berusaha terus, tapi kita anggap kasus ini di pendam dulu, suatu saat kalau ada kabar, akan kita beritahu, semoga keluarga kalian diberikan ketabahan, kita ikut turut berduka cita, Terima kasih tuan, permisi. " Ucap polisi itu lalu menepuk pelan bahu Jisung dan meninggalkan area perumahan Jisung.

Jisung terduduk lemas di sofa nya, ia tak tahu harus berbuat apa, kepala nya pening sekali, namun beberapa saat, suara pintu dibuka dengan sangat keras sekali.

Itu Ayah nya, semoga Jisung tak mendapat kekerasan apa apa kali ini. Ini sudah cukup membekas di hati nya, entah, ayah nya malah masuk ke kamar nya dan menguncinya, apa yang ia lakukan?

beberapa saat pintu kamar Jisung terbuka dan terlihat seorang pria yang dikenal sebagai ayah dari Park Jisung itu membawa 2 koper lalu melemparkan nya pada anak nya.

"Ini, ikut dengan ayah. " Ucap ayah nya yang tak memedulikan segala pertanyaan yang di ucapkan oleh Jisung.

Jisung hanya menuruti nya karena jujur dia takut kalau ayah nya memberikan kekerasan lagi. Lukanya yang ini saja belum sembuh, gimana nanti kalau ditambah lagi? hufttt, lebih baik Jisung tidur sekarang.

.

.

🏘🚙

"Hey! Jisung, bangun lah, kita sudah sampai. " Teriak ayah Jisung sambil menggoyang kan pelan tubuh anak nya itu.

"Eungg iyaa" Jisung hanya bangun dengan mata yang masih sedikit mengantuk, namun matanya melihat sebuah..

Rumah yang besar, bisa dibilang ini memiliki 10 tingkat. Jisung tak menyangka ayah nya membawa nya kesini dan menginap disini.

"Kita dimana ayah? Kenapa kita disini? " Tanya Jisung untuk memastikan apakah yang ada dipikirkannya itu benar atau tidak.

"Kita datang ke kediaman Zhong, kamu akan ayah jual, karena perusahaan ayah sedang terlilit hutang sekarang. " Ucap ayah Jisung dengan santai nya tanpa ada rasa beban sama sekali.

"A-ayah?!! Ayah gila?!! Ayah menjual ku?!! Dasar gila, aku tidak akan pernah mau sampai kapan pun!! " Jisung terbelalak kaget karena ia mau dijual, siapa yang tidak kaget kalau dirinya dijual oleh ayah kandung nya sendiri?

Ayah nya hanya menulikan pendengarannya lalu masuk menyeret Jisung agar ia mau masuk.

Pintu dibuka, dan Jisung benar benar di luar kepalanya, rumah yang megah, mewah dan juga begitu indah, dia yakin bahwa uang 500 miliar pun tak cukup untuk membeli ini.

"Selamat datang tuan park. " Ucap salah satu pria tegap disana. Jisung yang sedaritadi memeriksa setiap ujung rumah tersebut, begitu mewah.

Sampai pada akhirnya Jisung menatap lawan bicara ayah nya, Jisung mulai menitihkan air matanya, itu..

















Zhong Chenle.


















Jisung terbelalak kaget, harus nya Jisung fokus pada surat yang di tanda tangani ayah nya, bukan pada rumah ini.

"Ayahhh hiks hiks.. Jangan jual aku ayahhh, aku akan melakukan apa pun, tapi jangan jual diriku ayahh hiks" Jisung sudah berteriak sambil menangis.

"Kalau begitu uang nya akan saya transfer kan malam dini hari, Terima kasih. " Ucap Chenle dengan senyum manis nya lalu berjabat tangan dengan ayah Jisung.

Jisung sudah bersujud sampai memeluk kaki ayah nya namun ayah nya berusaha melepaskan nya, sampai akhirnya Chenle yang melihat itu menyuruh 2 bodyguard nya untuk membawa Jisung ke dalam kamar miliknya.

"Hah... Kalau begitu saya pamit, permisi. " Ucap ayah Jisung yang setelah mendapat jawaban anggukan dari Chenle. Akhirnya ayah Jisung keluar dari perumahan Zhong itu.

_________________________________

Chenle masuk ke kamar Jisung dan melihat Jisung yang sedang berada di atas kasur, yang Chenle dengar hanya suara isakan.

Chenle suka mendengar nya. "Dasar bajingan. " Chenle hanya diam mendengar kata itu.


Byurr

Jisung di siram dengan satu ember air oleh Chenle, bajunya basah kuyup, ia kedinginan, ada 3 buah AC (Air Conditoner). Chenle menurunkan suhu nya, meninggalkan kamar Jisung sambil membawa remote AC tersebut dan tak lupa mengunci bilik Jisung dari luar.

_____________________________________

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you next chapt 😏.

Depending On Conditions - ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang