Chap 2 | Keterkejutan.

727 104 11
                                    

Menjadi orang tua bukan lah hal yang mudah bahkan banyak beban yang di pikul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi orang tua bukan lah hal yang mudah bahkan banyak beban yang di pikul. Bagaimana membimbing anak adalah dengan lembut dan kasih sayang seakan titipan tuhan sangat berharga, menunjukkannya jalan yang benar dan juga mengantarkannya pada kebahagiaan.

Memahami anak memang tidaklah mudah tetapi jika perasaan saling berbicara maka hal rumit pun akan menjadi mudah. Mendukung sang buah hati adalah kunci utama bagi orang tua itu sendiri.

Anak tidak bisa memilih dari mana ia terlahir bahkan orang tua mana yang bisa menemaninya tumbuh hingga dewasa. Hanya tuhan lah yang mengaturnya. Tidak ada satupun yang tau kehendak diatas.

Lalu apakah jika sang anak tidak di harapkan, dia gagal menjadi orang tua?

Atau anak itu sendiri yang gagal?

Tengah malam yang indah dan nyenyak harus terganggu akibat suara tangisan tepat di samping dirinya. Terbangun cepat, lampu tidur Theo nyalakan sehingga penerangan itu mampu membuat mata Theo menyipit.

"kandra kenapa bangun hm?" suara husky khas seseorang bangun dari tidurnya cukup nyenyak.

Theo mendekat lalu mengambil Azkandra untuk ia gendong. Tubuh perlahan bergerak kecil agar satu anak kecil kembali tertidur. Menepuk pelan tubuh belakang Azkandra.

Dalam ruangan sepi cukup membuat pikiran Theo terbuka.

Pagi menjelang. Hari libur telah tiba pada minggu ini. Sangat dinantikan memang terbaik untuk menikmati hal seru tanpa melihat tumpukan kertas bertumpuk

Theo tidak mungkin selamanya menyembunyikan Azkandra dari kehidupannya. Sejenak dirinya berpikir, bagaimana dia juga mengurus bayi berusia satu tahun ini agar tetap bersamanya karena tidak mungkin di titipkan oleh orang lain dan maka dari itu ia harus meminta pendapat teman-temannya.

Berada pada kitchen bar, roti tepat di depannya masih belum tersentuh sedikit pun. Mengusak kasar surai legam menjadikan beberapa helaian cukup berantakan. Melirik kearah ponsel cukup membuat pikirannya berjalan lancar dan mulai meraihnya.

Saddam masih sibuk menekan beberapa tombol stick game. Mulutnya tersumpal penuh akan roti bakar, tentu saja di buat oleh kakak tercintanya. Tidak ada suara terdengar dari dapur membuat Saddam melirik singkat pada ujung ekor mata.

"Kak Theo lagi ngapain?"

Tengah sibuk oleh gawai dan dua jari mengetik secara cepat membuat Theo menoleh sejenak, "Nanya sama temen, minta pendapat mereka."

"Ooohhh..." ujarnya dengan nada panjang.

Berada di dalam chat saat ini para temannya sibuk membalas pesan dari Theo sendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm A Father RN?! • Taeyong ft JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang