Chap 8 | Teman baru

551 66 6
                                    

Batang sigaret terhisap seraya memandangi satu sosok bertubuh kurus kering, tulang selangka sangat tampak jelas ketika kaus membalut tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Batang sigaret terhisap seraya memandangi satu sosok bertubuh kurus kering, tulang selangka sangat tampak jelas ketika kaus membalut tubuhnya. Ruangan pengap hanya di hiasi satu celah cahaya membuat satu sosok tegap berpakaian rapi masih setia memandangnya.

"Dia sudah di jaga dengan layak."

Dua kantung mata tampak sangat jelas sampai menghitam. Bibir pucat dengan beberapa kulit yang mulai mengelupas. Surai panjang tampak kusut sedikit jatuh ketika wajah oval tirus melihat sosok itu.

"Kau tahu? Siapa yang menjaganya?"

Kepala menggeleng kecil, masih menunggu jawaban dari bibir tebal mengeluarkan asap.

"Kau ingat siapa yang kau buat hancur?"

"Aku tidak akan salah," akhirnya dia mulai bersuara.

Perlahan tubuh itu duduk pada sebuah kursi tidak jauh darinya. Batang sigaret sedikit ia ketuk agar abu yang menumpuk hilang. Perlahan nafasnya berubah sedikit kasar.

"Aku sangat malu sekarang."

"Tapi kau membantu ku."

Perlahan-lahan wajah dari sesosok itu berubah drastis menjadi keterdiaman. Pupil mata legam beralih memandangi satu batang berisi tembakau kering terbungkus mulai menjadi abu.

"Setidaknya aku tidak mau melihat anak itu."

Lalu batang sigaret ia matikan pada asbak menjadi pengakhir obrolan mereka berdua.

1 bulan berlalu dengan cepat. Satu gedung besar berlebelkan Dandelions sport Company adalah tempat kerja ke-tujuh pria dewasa. Hari ini cukup senggang jadi mereka lebih memilih untuk berleha-leha sejenak. Satu anak kecil sudah sangat lancar berjalan masih sibuk oleh dunianya sendiri. Sangat damai di ruangan mereka sampai di luar sana terdengar langkah sepatu high heels.

Ruangan telah berubah menjadi luas ini terdapat dua buah meja kerja kosong belum terisi entah sampai kapan.

Terdengar ketukan tiga kali sebelum sosok di balik sana menampakkan diri. Saat melihatnya ternyata adalah Monara berpakaian kantor selalu memberi senyuman pada siapa saja.

"Pagi para bujang ku," gelaknya mulai masuk di ikuti dua orang lainnya.

Theo mulai menegap dari posisinya. Sama seperti pikiran ia, semua tampak bingung oleh munculnya dua manusia berpakaian kantor.

"Kenalin ini dua orang yang akan mengisi tim kalian dari kantor Helios yang sudah pak Rafael bilang, silahkan masuk."

"Terima Kasih," senyum mereka kompak.

Monara mulai keluar dari ruangan menuju tempat kerjanya kembali. sementara dua lelaki itu sedikit canggung ketika tatapan jatuh pada mereka berdua.

Theo berdeham untuk memecah kesunyian sedari tadi tercipta, "Salam kenal. Silakan perkenalkan diri terlebih dahulu biar tidak canggung."

Pertama lelaki memakai name tag disana mulai tersenyum, "Saya Eron Ghazonuar dan yang ini teman saya, Faza Dareen Aufa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm A Father RN?! • Taeyong ft JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang