Bagian 1

4.2K 36 0
                                    

Di sebuah apartemen mewah di jantung kota Jakarta di kamar tidur utama, tubuh Michel yang montok tapi seksi sedang merangkak dengan gaya doggy di atas tempat tidur. Di belakangnya lelaki bernama Steve yang berkulit kecoklatan, tinggi dan tampan yang menggerakkan tubuh berototnya dengan cepat dan keras, napas mereka terdengar kasar dan berat.

"Oh, ya! ah!"

Steve menarik diri dan berjalan ke kamar mandi setelah selesai. Wajah tampan dengan alis tebal sejajar dengan mata biru tua yang tajam, rambut cokelat tua pendek mulut tanpa senyum saat ini, tetapi tampak rupawan. Wajah Steve mampu meluluhkan hati wanita manapun dari jarak 100 meter!

Kalian pasti tidak pernah percaya, dan akan berpikir bahwa Michel mungkin adalah gadis termanis yang pernah kalian lihat. Semua mata mungkin akan tertarik melihatnya, sangat luar biasa. Setelah dua tahun menjalani operasi plastik secara keseluruhan. Dengan dokter spesialis bedah serta menghabiskan hampir satu milyar, Michel yang dulunya bernama David Orlando, seorang ketua mafia kejam. Mendapatkan hasil yang sangat sepadan. Dia berubah menjadi wanita kecil yang manis. Tidak ada bagian lama dari sisa-sisa maskulinitas di tubuhnya. Semua diganti dengan wajah oval, bibir seksi, kulit wajahnya begitu halus dan mulus, seperti pahatan patung pualam. Tapi sekarang, dia juga terbebas dari kejaran interpol, fbi dan aparat hukum lainnya, mereka tidak akan pernah tahu jika David masih hidup.

Kehidupan David hancur bagai ditelan bumi, bahkan jejak masa lalunya pun terhapus. David diberitakan meninggal akibat kecelakaan mobil. Dengan perencanaan yang hebat dan matang, dia berhasil terhindar dari hukum. Namun jasa Steven sebagai tangan kanannya juga perlu diapresiasi.

Glek

Pintu kamar mandi terbuka, dari balik pintu muncullah sosok laki-laki telanjang dada, hanya mengenakan handuk putih yang dililitkan pada bagian pinggang, memamerkan otot perut yang sempurna.

Ia menelan saliva melihat pemandangan yang sering kali dia lihat.

"Sayang...." Suara itu mampu membuat bulu romanya menggidik. Mabuk? Ya, semalam memang dia mabuk dan terlepas begitu saja.

"Kamu sungguh , Steve" balasnya.

Mendengar penuturannya, membuat laki-laki itu semakin percaya diri.

Sekian menit menunggu, laki-laki itu keluar dari kamar ganti dengan kaos oblong dan celana boxer se lutut. Membuat tubuh atletisnya terlihat sempurna. Wanita mana saja bisa meleleh melihat pemandangan sesempurna itu. Dengan santainya, laki-laki itu lalu berjalan menuju balkon, mendaratkan tubuhnya pada kursi goyang yang unik, belum sempat ia bersuara, laki-laki itu, kembali membuka suara.

"Mulai hari ini, aku harap kamu jangan mencampuri urusanku. Serahkan saja semuanya padaku. Kamu cukup berbairng disini dan menjadi mainanku" kata laki-laki itu tanpa menoleh.

Dia terbelalak mendengar kata mainanku ? Dia langsung menuruni ranjang dan menyusulnya.

"Mainanmu?"

"Ya."

"Jangan kurang ajar kamu, Steve!!! Kamu itu cuma tangan kananku. Dan semua asset termasuk apartemen ini masih aku pegang"

"Hahaha.. Itu tidak akan bertahan lama Michel. Dan pada waktunya, kamu akan menjadi milikku selamanya"

Michel tiba-tiba ingin sekali mencabik-cabik laki-laki di depannya sekarang juga.

"Kamu bercanda kan!"

Laki-laki itu hanya tertawa, "Tentu saja aku tidak bercanda, semua hak asuh istri dan anakmu akan jatuh kepadaku, termasuk dirimu. Dan tentu saja, tidak ada yang bisa membuktikan jika David masih hidup"

Bola matanya lalu menatap wanita itu dengan sangat intens. Dia paling tidak suka di perhatikan seperti ini. "Damn it!"

Melihat tatapan dan perkataan itu, membuat Michel risih, langsung saja ia menampar keras wajah tampan laki-laki itu.

Plak

"Jangan coba-coba menghianatiku..."

Bukannya marah, laki-laki itu hanya tertawa dan mengusap kasar bekas tamparan.

"Penghiatan sudah hal biasa di dunia ini!! Mulai sekarang, kamu tidak lebih dari mainan kecil kesukaanku"

"Jaga mulutmu brengsek, selamanya aku tidak akan pernah jadi mainanmu"

"Kalo begitu bercerminlah..."

Tanpa jawaban, Michel langsung lari ke seberang dan menuju cermin besar. Oh astaga! dia seperti ingin menelan ludahnya. Apa yang dikatakan Steven adalah kenyataan. Dres yang ia kenakan sangat minim. Terlihat seksi dan menggoda.

Ia langsung berlari kembali menghampiri laki-laki itu dan menarik kaosnya.

"Dasar pria jalang"

Plak.

Tamparan kedua kalinya Michel hadiahkan sebagai bentuk kemarahannya. Namun laki-laki itu menjambak rambutnya, memukul bagian perutnya berulang-berulang. Untungnya, laki-laki itu kemudian tersadar dan bisa menahan diri saat kedua tangannya hampir mendaratkan pukulannya. Steven menatap Michel nanar. Bahu dan lengan bawah Michel sedikit menimbulkan bekas merah akibat perbuatannya yang tak terduga ini.

Steve membelakan matanya setelah melihat reaksi Michel yang ketakutan dan sama sekali tidak ada pemberontakan saat dia melakukan hal tadi kepadanya. Wanita itu terbaring lemas di kasurnya dengan pakaiannya yang sudah terlepas menyisakan bra putihnya.

"Tolong, Steve!!! Michel merintih. Air mata membanjiri wajahnya, saat laki-laki itu kembali mendekatinya.

"Jadi bagaimana Michel? Kamu masih mau melawanku"

Michel masih membeku, ya Tuhan. Setelah ia melewati beribu-ribu kejadian dan pengorbanannya selama ini, tidak ada satupun kecurigaan jika Steve akan menghianatinya, seorang tangan kanan yang dia percaya melebihi istri dan anaknya berusaha mengkudetanya.

Brukkk!!!

"Jawab Michel atau aku akan menyiksamu lebih parah..."

Tangan laki-laki itu kembali memeluk Michel, air matanya terus berjatuhan di wajahnya. Dia gemetar, matanya terasa kabur. Ketakutan dan histeria membakar dirinya ketika wajahnya dipaksa menatap laki-lakinya.

"Tidak apa-apa, Michel. Terimalah dan kamu akan selamat" Steve berbisik padanya.

Michel menggelengkan kepalanya ketika Steve berusaha mempengaruhinya, tubuhnya gemetar dan gemetar saat ia mencoba bergerak sedikit lagi. Tangan Steve mencengkeram pergelangan tangannya saat dia mencoba menarik diri.

Michel mencoba berteriak, tapi Steven menutup mulutnya dengan tangan besarnya. Dia mencengkeramnya, dan membiarkan air mata mata Michel berlinang jatuh bebas.

Kesadaran Michel akhirnya muncul, namun lagi-lagi Steve berhasil melemahkannya lalu membalikkan tubuhnya, tangannya melingkari mulut Michel. Dia merasakan tangan Steve yang bebas menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Ssst, ini akan segera berakhir..."

Mata Michel segera melebar, tetapi sebelum dia bisa memproses apa pun, kain putih menekan hidung dan mulutnya, dia berusaha mengeluarkan teriakan, hingga membiarkan dirinya lemas, tetapi bukannya jatuh, Michel merasakan seseorang menangkap tubuhnya, dan menahannya saat dia meronta-ronta. Dia mencoba menahan napas, tapi itu tidak cukup baginya untuk melepaskan diri dan merasakan bahan kimia dari kain membanjiri indranya.

Michel merasakan sakit dari cengkeraman Steve melambat dan memudar, rasa perih dari luka di kakinya menjadi mati rasa.

Matanya mulai berkibar tidak karuan, tapi Michel berusaha untuk tetap membukanya. Dia merasa tubuhnya menjadi dingin, dan akhirnya perjuangan yang dia lakukan terhenti. Setelah Michel menarik napas untuk terakhir kalinya, mati rasa membanjirinya, dan seluruh dunia menjadi hitam.

Lost MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang