Bagian 6

1K 20 1
                                    

Michel Calista kini sedang mematut di depan kaca tinggi yang tepat berada di depan ranjangnya, tak terhitung sudah berapa kali dirinya mencoba pakaian, mami Laura memberikan pesan supaya tampil yang elegan dan sopan.

Michel diruntuk kebingungan, bagaimana ia bisa terlihat elegan dan sopan? Bila ia saja tak memiliki pakaian-pakaian yang bagus.

Sekali lagi, matanya kembali ke dalam lemari.

Sebuah drees merah dan pink tanpa lengan tergantung di lemari, jelas itu jauh dari kata sopan. Adapun lagi tanktop crop berwarna hitam dipadukan jeans di atas lutut, tentu saja lebih jauh dari kata tidak sopan. Bahkan dilihatnya saja sudah membuat pikiran jijik.

"Pusing!!

Michel cuma bisa menghela nafas, hampir satu jam lamanya ia berkutat dengan pakaiannya. Tak ada satu pun yang dapat mencerminkan sopan dan elegan.

Otak Michel kembali menangkap ingatannya saat Lisa tiba-tiba memberi sebuah kabar.

"Jadi aku kesini ingin mengabarkan. Ada klient yang mau booking, tapi ini sedikit berbeda dari lainnya. Dia mengundang kita bertemu secara pribadi.. Bahkan dia langsung menyebutkan nominal, seratus juta rupiah. Gimana?"

Michel tidak habis piker dengan nominal sebanyak itu, baru kali ini ia menemukan klient begitu dermawan. Bisa jadi ini adalah honor paling banyak yang diterima olehnya. Tanpa pikir dua kali ia pun seteju untuk bertemu.

Dirasa tanpa adanya kemajuan Michel menekan angka-angka pada layar ponsel akhirnya terhubung dengan Lisa.

"Sorry Lis. Kayaknya aku gabisa nemuin klient itu. Batalin aja deh...."

"Yakin? Tanya Lisa di sebarang sana bingung.

"Iya Lis. Masalahnya aku udah bongkar isi lemari dan gak ada satu pun pakaian yang cocok. Gimana nih? ujar Michel dilanda kebingungan. Seujujurnya ia berat jika sampai menolak nominal sebesar itu, mungkin saja ia bisa memakainya untuk membuka usaha dan keluar dari ini secepatnya.

"Oh, aku ada ide. Tunggu di kamar mu" kata Lisa langsung menutup sambungan teleponnya, meskipun mereka masih dalam satu lokasi. Tapi jarak kamar mereka cukup jauh, seperti kamar rusun.

Michel menghela nafas beratnya, memutuskan merapikan pakaian-pakaian yang berserakan. Dan begitu cepatnya, Lisa tiba di kamarnya.

"Apa-apan itu?" pikir Michel dalam hati.

"Untung saja aku langsung menemukan ini" Lisa datang menenteng sebuah kantong berisi pakaian-pakaian yang sungguh mempesona.

"Eh? Darimana ini semua? Michel takjub melihatnya serta penasaran

"Aku minjem mami. Asal kamu tau, demi ini aku memohon-mohon pada mami. Bahkan rela honorku dipotong" ujar Lisa

"Terima Kasih Lis. Kamu memang sahabat terbaikku" kata Michel memeluk Lisa.

Akhirnya Michel memilih dres yang terlihat anggun, hanya dua yang merasa dirinya cocok memakai itu. Keduanya seperti yang dikenakan Angelina Jolie, berwarna hitam backles dengan bagian roknya sedikit mengembang dan yang satu lagi midi dress berwarna merah maron.

"Yes. You are perfect babe!" Lisa benar-benar terkesima setelah Michel mencoba kedua dress itu, mirip seperti karakter princess.

Michel memilih mengenakan midi dress berwarna merah maron, karena dress itu tampaknya lebih cocok dan sopan, lantas ia memoles bedak tipis serta lipstick merah tipis di bibirnya. Untuk rambut ia putuskan mengepang dengan gaya half updo, lalu menambahkan jepit di tengah agar tempak seperti Wanita-wanita berkelas saat pergi ke pesta.

Kini Michel siap untuk pergi, ternyata benar. Tidak lama setelah menunggu datanglah sebuah mobil Mercedens Benz keluaran terbaru terparkir di depannya yang akan mengantar ke tempat klient berada. Ia merasa seperti seorang Cinderella malam itu.

Lost MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang