Welcome, Hell

7.1K 626 17
                                    

"HUANG JENO BANGUN!."

Jeno tersentak, buru-buru bangun dari tempat tidurnya, kepalanya sedikit pusing karena terkejut. Ia menatap sang kakak yang berdiri dengan seringai puas, kemudian berteriak kesal.

"Apa?!."

"Apa apa, kita hampir terlambat bodoh, ayo cepat bangun dan mandi, pakai seragam mu, jangan terlambat di hari pertama sekolah."

Donghyuck menarik lengan sang adik dengan kasar, mereka punya sisa waktu sepuluh menit untuk sampai ke sekolah, dengan langkah malas Jeno berjalan menuju kamar mandi.

Sialan, seharusnya tadi malam ia tidak perlu maraton menonton flim action sampai jam dua dini hari, mungkin ia bisa bangun lebih pagi sekarang.

Ini hari pertama nya sekolah di sekolah baru, dia bukan orang Korea omong-omong, dia lahir di Hongkong, tapi karena sang ayah harus pindah sebab urusan pekerjaan, jadi mereka mau tak mau juga harus ikut.

"HYUNG JANGAN MENGINTIPKU MANDI!."

"AKU HANYA MAU MENGAMBIL SABUN BRENGSEK."

"KALIAN BERDUA! JANGAN BERTENGKAR AYO CEPAT TURUN!."

///////

"Donghyuck tas mu jangan lupa!."

Mark mengingatkan, memberikan tas pada si sulung yang sekarang sibuk mengikat tali sepatu dengan mulut penuh.

"Kalian ini, bukannya bersiap lebih pagi malah kesiangan begini."

Lucas mengomel, menatap jengah kedua anaknya yang sekarang kalang kabut bersiap pergi ke sekolah.

Ia nyaris terlambat kerja pagi ini, apalagi akan ada meeting penting.

"Ayah dimana bekalku?."

"Di meja!."

Mark berteriak, membantu suaminya memasang dasi dan menoleh menatap si bungsu yang memasukkan kotak bekalnya ke dalam ransel lalu memeluk tubuh Mark dan mencium pipi ayahnya.

"Pa ayo duluan saja, Hyung lama."

"Nyenyenye."

Mark hanya menggelengkan kepala saat kedua anaknya kembali bertengkar, ribut sampai Lucas melerai keduanya dengan tarikan di telinga.

"Kami berangkat dulu ayah-aduh papa jangan ditarik kencang-kencang!."

Jeno memekik, melepaskan diri dari jeweran telinga yang menyakitkan kemudian mencebikkan bibir, sedangkan Donghyuck hanya tertawa kemudian masuk ke dalam jok tengah sedangkan Jeno di jok depan.

Sekolah yang mereka tuju, mungkin terlihat seperti sekolah kebanyakan, biasa dan tak ada yang istimewa. Tapi saat nanti mereka masuk ke dalamnya, semua akan berbeda.

//////

"Hyung, aku takut."

"Kita pergi ke sekolah bukan rumah hantu."

Donghyuck berdecak, menarik lengannya yang dipeluk Jeno erat, menyebabkan dengusan terdengar.

"Nanti papa jemput sedikit terlambat, kalau kelamaan pakai bus saja. Hyung, adikmu jangan dibiarkan pulang sendiri."

Lucas berpesan, mengusap surai anaknya bergantian, Donghyuck mengangguk kemudian ikut melambaikan tangan bersama Jeno ke arah mobil yang sekarang sudah meninggalkan kawasan sekolah.

Jeno mendongak, menatap bangunan sekolah yang menjulang tinggi. Mewah, seperti hotel kalau bisa dibilang. Ia menarik tangan Donghyuck untuk digenggam meski menimbulkan protes dari yang lebih tua.

School √ JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang