Jeno menelan ludah kasar, sibuk menunduk menatap lantai pualam yang lebih menarik saat ini.
Sampai dagunya ditarik ke atas dan matanya membulat saat tinju Jaemin mengarah pada pipinya, tidak sadar akan serangan sang lawan, membuat tubuhnya oleng dan jatuh menabrak lemari kelas.
"Kau berani bertingkah kurangajar kan? Sini biar aku yang mendisplinkan mu."
Suara datar itu kemudian diikuti dengan satu tendangan pada perut, Jeno mengaduh.
//////
"Kau tidak berlutut? Berani sekali menatap kami?."
Renjun berkata marah pada Donghyuck yang menyandarkan tubuh di dinding dengan tatapan malas.
"Lalu? Bisa kau menyingkir sekarang? Aku sudah telat ke kelasku saat ini."
Keempat laki-laki yang berdiri di hadapannya dan berlagak penguasa dunia memerah padam karena emosi.
"Rupanya kau ini mau diberi pelajaran ya."
Taeyong dengan segera melayangkan satu tinju namun Donghyuck menghindar dengan cepat.
///////
Jeno dengan kesal menarik lengan baju, memasang kuda-kuda.
Semoga latihan kungfu yang Lucas ajarkan di rumah berguna disaat-saat seperti ini.
"Lihat Jaem."
Sungchan tertawa, menunjuk Jeno dengan dagu. Jaemin menarik sudut bibir ke atas, tak pernah ada satupun yang berani melawannya kecuali laki-laki dihadapannya saat ini.
Jeno tiba-tiba terkesiap, menatap wajah yang lebih tua dengan mata yang berbinar.
Astaga, tampan sekali.
Menggeleng kan kepala dan kembali fokus,
"Apa ayah dan ibunya tidak mengajarkan sopan santun?."
Jeno terdiam, tiga wanita menatap tenang melalui balik jendela.
"Mungkin, pantas saja anaknya kurangajar."
Jeno menunjuk wajah Yuta dengan berani, membuat seisi kelas lebih dari terkejut.
"Jeno! Hentikan!."
Mingyu berbisik, sedangkan Jeno melangkah lebih maju, tidak menggubris.
"Justru orangtuamu ini mendidik kalian seperti apa? Tidak diajari cara bersikap? Berperilaku seenak jidat begini."
//////
"Jaga bicaramu brengsek."
Renjun berhasil memukul rahang Donghyuck dari bawah, ia tersungkur hingga dahinya membentur lantai. Taeyong menginjak pergelangan kakinya dengan keras.
"Kau ingin tahu? Begini cara mereka mendidik kami."
Donghyuck meringis ketika kakinya di tendang, sialan sekali. Laki-laki itu lebih besar dengan otot yang luar biasa, seluruh tulang Donghyuck rasanya remuk.
Lee Johnny, laki-laki itu tertawa mendapati raut wajah keaskitan miliknya.
///////
Jaemin terengah-engah, Sungchan dan Yuta sudah jatuh terjerembab ke lantai terkena pukulan dari Laki-laki berdarah Hongkong yang sekarang menatapnya dengan angkuh.
"Kalau takut pergi saja sana, nanti aku pukul malah menangis."
Mingyu menepuk dahi, "Jeno!."
Jaemin yang sudah mencapai puncak emosinya hampir melayangkan pukulan sebelum satu orang dari tiga wanita diluar berlari masuk, niatnya mau memeluk Jaemin tapi tersandung tubuh Sungchan hingga tangannya mendorong bahu lebar laki-laki bermata tajam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
School √ Jaemjen
FanfictionBerurusan dengan Na Jaemin, tak pernah berakhir baik, semua memperingati nya, tapi Jeno justru melakukan nya. -Jaemjen -Romance If you don't like this story just leave dude. : On going