Mari kita awali cerita kali ini dimana pemeran utama kita pertama kali bertemu, saat itu usia mereka menginjak 8 tahun.
Kala itu mama War meninggal dunia karena sakit, War selalu mengunjungi makam sang mama.Lima bulan berlalu semenjak meninggalnya sang mama, War datang lagi mengunjungi makam mamanya. Ia sendirian karena sang papa masih bekerja dan paman Chan menunggu dimobil sambil mengawasi War dari sana.
War menangis rindu pada sang mama. Ia selalu murung dan sedih, tiap ada waktu luang ia akan datang dan mengunjungi makam sang mama.
War menangis didepan makam, sesekali ia mengusap air matanya. Suara tangisannya cukup nyaring membuat bocah laki-laki yang sedang mengunjungi makam sang nenek sedikit terusik.
Anak laki-laki itu pun mengalihkan pandangannya pada War, melihat War yang sesengukan menangis, membuat anak laki-laki itu menghampiri War."Berhentilah menangis, kau akan membuat yang meninggal ikutan sedih, kau harus kuat nong" anak laki-laki itu menepuk pundak War, War yang masih bocah itu menatap anak laki-laki itu dengan wajah bingung, tapi anak laki-laki itu justru mengeluarkan saput tangan dan memberikannya pada War
"Usap air matamu, anak laki-laki itu harus kuat, jangan menangis lagi ya" Anak laki-laki itu pun mengusap wajah War dengan saput tangannya, lalu mengambil tangan War dan meletakan saput tangannya ditangan War.
War pun berhenti menangis, ia menatap anak laki-laki itu hendak bertanya namun seseorang telah memanggil anak laki-laki itu
"Tuan muda Wong mari kita pulang, Tuan besar sudah menunggu Anda" seorang pria dengan jas hitam itu pun membawa anak laki-laki itu pergi, tapi sebelumnya anak laki-laki itu tersenyum pada War, tanpa sadar War ikut tersenyum lalu meneriakan ucapan terima kasih karena anak laki-laki itu sudah memasuki mobilnya, anak laki-laki itu melambaikan tangan pada War, War membalasnya sambil tersenyum.
Seperginya anak laki-laki itu War menatap saput tangan yang diberikan anak laki-laki itu, saput tangannya bertuliskan -Y.A. Wong-
.
.
.Mari kita lanjutkan ke cerita masa sekarang.
- Di Restoran -
Yin dan War duduk berhadapan dan Yin lah yang memesan menunya. Saat ini mereka tengah menunggu dihidangkan makanan, War duduk dengan gelisah, wajahnya merah, sesekali ia melirik kearah Yin, sedangkan Yin semenjak sampai di restoran tak berhenti memandangi War dengan tatapan datar namun mampu membuat War salah tingkah.
Pelayan pun menghidangkan makanan diatas meja, tampak War terkaget melihat hidangan diatas meja, bukan karena porsinya melainkan apa yang dihidangkan.
"Yan bukankah kamu tidak suka daging merah" War menatap ragu Yin yang masih ia anggap sebagai Yan
Yin yang ditanyai hanya menatap War datar, ia ingin sekali mengkoreksi ucapan War, ia Yin bukan Yan, namun dia urungkan karena perutnya sudah meronta minta diisi.
"Karena aku menyukainya" jawab Yin santai sambil melahap sepotong daging steak merah kesukaannya
"Tapi kan ka..." ucapan War terhenti, Yin menyumpal(?) mulut War dengan daging steak
"Berhenti berbicara, makan saja, aku sangat lapar" Yin menarik garfunya lalu kembali memotong daging dan melahapnya.
War pun diam dan menurut, ia takut akan tatapan Yin, tatapan tegas yang jika dilawan akan berbahaya, pikir War.
Setelah acara makan dalam diam antara keduanya, kini Yin mengantar War kembali ke universitas untuk mengambil mobil War.
Entah kenapa tak ada seorang pun dari keduanya ingin mengucapkan sepatah kata. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
.
.
.Singkat cerita.
Semenjak kejadian itu hubungan keduanya membaik, saling menyapa ketika bertemu namun tak sering bertemu dikarenakan jadwal kuliah keduanya berbeda, War yang mengambil kelas pagi-siang, sedangkan Yin mengambil kelas siang-malam. Sesekali mereka ada dikelas yang sama disiang hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
YinWar I am Not Him (END)
Short Story"Aku bukan dia, harus berapa kali aku mengatakannya jika aku bukan Yan" -Yin Anan W.- "Aku mencintaimu . . . ." Wanarat R. Bagaimanakah kisah antara Yin dan War, siapakah orang yang dicintai War sebenarnya dan mampukah war melupakan masa lalunya