h i! f r i e n d s.

18 5 3
                                    

Usai belajar dengan tutor malam itu. Zess dan Raka pulang ke rumah masing-masing dan mereka setuju untuk menyambut si Leo ketika di kelas nanti. Karena kebetulan hari ini jadwal kelasnya untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Pa, ternyata si Leo juga diajar sama kak Thea ya untuk kelas tutor? Kenapa papa ngga bilang Raka si". Tanya Raka saat sarapan dengan papanya.

"Emang kenapa? Bukannya dia satu kelas di sekolah sama kamu ya?". Jawab papa Raka.

"Ehm, gapapa sih pa. Iya dia satu kelas sama aku dan Zess juga pa, kebetulan banget jadi kita bertiga bisa pergi kelas tutor bareng. Hehe". Kata Raka sambil tersenyum lebar.

Fyi, papa Raka bekerja di sebuah perusahaan swasta menjabat sebagai CFO. Wow, Chief Financial Officer atau Direktur Keuangan. Ngga salah lagi si kalo banyak cuan wkwk. Kebetulan mama Raka lagi melakukan pekerjaannya di luar negeri, tepatnya mamanya salah satu karyawan yang di transfer ke cabang perusahaannya yang ada di Korea, tepatnya di Gangnam-du, Seoul. Jadi, Raka hanya tinggal dengan papa dan ART-nya, karena dia anak tunggal. Makin mantab ngga tuh, hmmz.

_ _ _ _ _ _

Setelah selesai sarapan sambil berbincang dengan papanya, akhirnya Raka berangkat juga ke sekolah dengan diantar supir pribadinya.

Di sekolah, Raka tidak langsung menuju ke kelasnya karena dia hendak meminjam buku ajar di perpustakaan sebagai bahan materi untuk kelasnya nanti.

Ketika Raka sudah lelah mencari keberadaan buku yang ia cari, tiba-tiba Raka dipanggil oleh seorang gadis. Terlihat tidak asing di mata Raka, ternyata emang teman sekelasnya. Gadis itu bernama Natee. Ya, gadis berwajah blasteran asia timur itu nampak familiar di mata para siswa.

"Eh, lo Raka kan? Dari kelas 10 MIPA 1?". Tanya Natee.

"Ehm, anu. Iya, kenapa kok disini? Mau pinjam buku Anatomi I ya?". Jawab Raka dengan pertanyaan.

Natee yang sambil baca buku jadi agak meleng, "Eh, eh. Engga kok, gue lagi baca buku aja. Emang lo lagi cari buku Anatomi emm, berapa tadi? Anatomi I kan?". Ujar Natee agak belepotan.

"Iya, lo tau ngga? Gue daritadi belum nemu nyari2". Ujar Raka sambil menggerutu.

"Kayaknya gue tadi liat, tapi dimana ya.... Di sel 8 kalo ngga salah, soalnya tinggal 1 biji aja terus nyempil di tema buku lain wkwk". Jawab Natee sambil nunjuk ke sel no 8.

Raka berterimakasih ke Natee sambil berjalan ke arah rak untuk mencari bukunya. "Ahh, akhirnya ketemu juga deh." Ujar Raka dalam hati. "Lahh, mana si Natee anjrit, kok udah ilang aja si wkwk". Gumam Raka.

Sebenarnya Raka dan Natee memang satu kelas, tetapi namanya masih siswa baru ya belum akrab satu sama lain. Tapi, sejak saat itu mereka jadi lebih akrab.

_ _ _ _ _ _

"Hai Zess, Leo. Kalian dah ngobrol apa aja nih dari pagi? Hehehe". Sahut Raka dari arah pintu kelas menuju ke tempat duduk Zess.

"Apaan sih lo? Baru aja gue dateng". Jawab Zess dengan sinis.

Emang rencana mereka hari itu untuk menyambut si Leo karena mereka di kelas tutor yang sama. Jadi, mereka pun berbincang mengenai kelas tutor yang akan dilaksanakan nanti selepas pulang sekolah. Bahkan mereka juga sudah membuat grup whatsapp untuk berkomunikasi. Mereka telah merencanakan untuk berangkat bersama satu mobil dengan supirnya si Zess.

Ring the alarm.....🔔 (bukan lagu Lisa)

Akhirnya sekolah mereka telah usai, yah namanya lagi pandemi jadi mempersingkat waktu belajar dan mengurangi jumlah siswa per kelasnya. Mereka semua pun bergegas cabut ke tempat tutor bersama.

"Zess, Rak. Kalian tunggu di depan ya, aku mau pergi ke belakang bentar nih. Dah ngga tahan, pfft". Pinta si Leo dengan wajah memerah.

"HAHAHA, Okee Leo". Jawab Zess dan Raka bersamaan sembari tertawa kecil melihat Leo yang seperti menahan ***.

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 12.00 PM tepat. Tak terasa Zess dan Raka sudah menunggu Leo selama 30 menit, entah kemana si Leo daritadi tak kunjung datang dari toiletnya.

 Tak terasa Zess dan Raka sudah menunggu Leo selama 30 menit, entah kemana si Leo daritadi tak kunjung datang dari toiletnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Leo telah keluar dari toilet. Dia berlari kecil melalui koridor sekolah untuk menuju menemui Zess dan Raka yang sudah lumutan di depan. Entah hari itu siapa yang bernasib sial, tiba-tiba Leo tidak sengaja menabrak salah seorang guru yang membuat barang-barang yang guru itu bawa terjatuh.

"Mohon maaf pak, saya buru-buru ditunggu supir di depan". Pinta Leo kepada guru lelaki itu dengan raut muka takut.

"Kamu anak kelas berapa? Kok masih disini? Bukannya jam sekolah sudah berakhir dari pukul 11.30 AM ya?". Tanya pak guru.

Leo yang semakin terdesak dan sedikit takut menjawab dengan polos, "Saya habis BAB di toilet pak, perut saya sakit jadi agak lama". Ujar Leo dengan wajah melas.

"Yaudah, lain kali hati-hati ya. Jangan lari-lari di koridor nanti jatuh mampus". Jawab pak guru dengan tertawa kecil.

Setelah kejadian itu, Leo beranjak pergi ke depan sekolah berharap Zess dan Raka masih disana menunggunya.

Yah.. Entah siapa yang sial, ternyata Leo sudah ditinggal sendirian. Zess dan Raka sudah pergi duluan.
"Mampus aku, duh mana tadi janji pulang sama supirnya Zess". Leo bergumam.

Dari situ Leo memutuskan untuk naik taksi menuju tempat tutor. Dia segera pesan taksi karena takut telat.

"Pak, ke Private Study Room A1 Bojonggede yaa, tolong agak cepat pak". Ujar Leo ke supir taksi dengan agak memohon.

"Siapp mas". Jawab pak supir dengan santai.

Leo sampai di tempat tutor tepat waktu. Dia berkeringat dingin lagi karena melihat bangku Zess dan Raka kosong. Dia sangat panik saat itu.

"Anj*r". Umpat Leo karena dikagetin sama Zess dan Raka dari belakang.

"Lo tadi lama banget si, itu supir gue gabisa nunggu lama lagi. Dia harus jemput adik, yaudah gue pergi duluan. Tapi gue dah kirim pesan ke lo kok, belum baca ya?". Ujar Zess kepada Leo.

"Lahh iya, kenapa gue ga cek hp si anjrit, elahhh". Leo dengan wajah malu.
"Yaudah, yuk-yuk kita duduk dulu nanti dilanjut setelah kelas tutor". Timpal Raka dengan menarik Zess dan Leo ke bangku mereka.

Saking sial dan paniknya Leo bahkan tidak bisa berpikir jernih hingga lupa untuk melihat hp nya. Untung masih keburu dan segera naik taksi, kalo misal Leo niat mencari Zess dan Raka ala-ala di drama bisa berabe? Ujungnya gabakal berangkat ke tempat tutor nih si Leo wkwk.

ckp ah!

Next>>>>>>>

"Ambis" ~ Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang