PRA - UTS

20 4 5
                                    

Annyeonghaseyo~
Yeorobun, gwaenchanayo?
.
.
Hehe, maafkan author karena lama update
[Kenapa jadi sok interaktif si anj?]

.
Ah. Wkwk

......
Lagi-lagi si Raka secara tidak sengaja ketemu sama Natee. Dan yak! Di perpustakaan lagi dan di pagi hariT_T.

Sst. Apakah ini yang dinamakan jodoh? Eaaa

Bukan untuk meminjam sebuah buku, melainkan untuk membaca banyak buku karena sekolahnya lagi di masa pra-UTS atau menjelang UTS.

Yap. Ujian! Siapa yang phobia dengan yang namanya ujian? Atau suka karena pulang lebih awal dengan prinsip datang, kerjakan, selesai, dan lupakan. Ahahaha.

Rutinitas di Vances Private School emang bisa dikatakan sedikit berbeda dengan sekolah pada umumnya. Pada masa menjelang UTS jadwal kelasnya lebih fleksibel, tidak sepadat hari biasanya. Namun, emang diwajibkan belajar mandiri di fasilitas mevvah sekolahnya. Iya. Perpustakaan megah bak istana kerajaan.

Bagaimana tidak mewah, di setiap sudut ruangan memiliki study room yang di-idamkan oleh para siswa. Memiliki sofa dan meja yang nyaman serta terkesan aesthetic. Dengan konsep colorful yang memanjakan mata dan rileksasi pikiran, tetapi tidak out of pastel color. Iyaaaa, warna pastel emang sangat epik.

Kalo aku yang disitu bukan belajar, jatuhnya ketiduran sangat pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo aku yang disitu bukan belajar, jatuhnya ketiduran sangat pulas.

Satu fasilitas ter-ashsjshsgkd di perpustakaannya itu. Coba tebak apa hayo?

Hmmmz...
.
.
Iyaa. Perpustakaan menyediakan komputer khusus e-learning gitu. Jadi, bukan hanya bulu fisik. Tapi juga ada e-book yang dapat diakses langsung melalui komputer perpustakaan.

Sungguh membagongkan bukan?

[surprais, im dugun, phelHWet pHelet duddududdu] jebung said]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[surprais, im dugun, phelHWet pHelet duddududdu] jebung said]

Dengan suasana dan tingkat kenyamanan yang tinggi itu para siswa yang berkunjung dilarang berbicara keras. So, bisik-bisik kalo mau berbicara. Jika melanggar akan ditegur langsung karena dipantau melalui CCTV. Mengejutkan bukan?

.
.
.

"Lah, Natee ngapain lo disini? Eh engga, maksud gue kok ngga bareng sama temen kelas kita?". Tanya si Raka

Natee agak terheran dan melirik si Raka, melihat dari ujung kepala hingga kaki untuk memastikan apakah benar ini Raka. "Gue si berniat menghambur dari temen kelas. Biar kesannya asing sama orang lain dan bisa fokus belajar. Kenapa jadi ketemu elo Rak? Perasaan perpustakaan ini segede gaban dah, hiks". Jawab si Natee dengan memalingkan wajahnya dari si Raka.

"Iya juga ya, apakah kita ditakdirkan berjodoh? Canda Nattt awokawok". Ujar si Raka dengan cengingisan.

"Ah, ga lucu dah. Sst, yaudah jangan rame mending fokus belajarnya". Pinta Natee.

Raka melebarkan senyumannya kepada Natee dan berkata "siap 86, Bestie".

"Bestie palalo somplak". Jawab si Natee dengan menahan tawa.

.
.

.
.

"Zess, apa kita perlu beliin minum buat Raka? Siapa tau nanti bisa ketemu di perpustakaan". Ujar Leo.

Zess berpikir kecil dan bergumam "Iya juga, tapi perlu ngga ya? Ah engga usah deh Leo. Pasti Raka sudah sedia payung sebelum hujan dan dia sudah akan keluar dari perpus". Jawab Zess.

"Okay. Btw, napa si Raka duluan ke perpus? Kok ngga barengan sama kita aja si?". Tanya si Leo dengan muka kebingungan.

"Gatau dah, katanya dia mo cepet-cepet selesein tugas sih. Biasa nak ambis no debat. Wkwkwk". Zess menjawab dengan tertawa.

"Ahaha, kita kan tim ambis tapi dikejar deadline tugas". Timpal si Leo dengan mengemasi barang-barangnya.

Zess dan Leo pergi bergegas ke perpustakaan, karena waktunya tinggal satu jam lagi menuju ke kelas pertama nanti. Jadi, waktu ngga tersisa lama buat mereka belajar. Sedangkan si Raka dan Natee serta beberapa siswa lain yang sudah standby belajar di perpustakaan dari pagi.

.
.
.

"Nat, natt. Nateee. Bangunnn, hey lo kenapa?". Raka panik dengan menggoyang-goyangkan tubuh Natee.

Natee, jatuh tersungkur ke lantai. Dengan wajah pucat kemudian diikuti nafas yang lambat dan berat. Reaksi beberapa siswa lain yang ada di dekat Raka dan Natee hanya berdiri termenung. Mereka kaget melihat si Natee yang secara tiba-tiba pingsan di lantai.

Raka dengan sigap menggendong Natee dan membawanya ke klinik sekolah.

......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Ambis" ~ Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang