Kian hari Haechan jadi lebih giat berlatih lari dilapangan dekat rumahnya. Kadang di temani Renjun kadang tidak, tak masalah yang penting Haechan tetap bisa latihan.
"Lama-lama gue jadi punya otot nih kalo lari terus mah," gumamnya sambil memegang lengan kiri dan kanan, "tapi tetep ga ada si!"
Sepanjang pulang kerumah; habis latihan lari. Haechan mengomel kesemua hal, bahkan ke batu yang tak salahpun ia omeli. Mood Haechan sedang buruk saat ini.
Sampainya di rumah Haechan ingin segera mandi dan tiduran diranjang kesayangannya. Fyi, tadi dia sendirian Renjun nganterin papanya ke rumah sepupunya.
"Mobil? Inikan mobil kak Dery?" di depan rumahnya ada satu mobil warna hitam, Haechan tau itu pasti mobil sang kakak.
Haechan buru-buru masuk kerumah dan benar saja jika sang kakak sedang berkujung kerumah. Seo Hendery, kakaknya sedang bermanja-manja dipelukan Ten.
"Pergi! Pergi! Ini mae, Haechan!" tidak peduli bajunya yang basah oleh keringat, Haechan menarik Hendery kasar lalu segera memeluk Ten.
"Haechan! Badan kamu bau keringat, mandi dulu sana." Ten menutup hidungnya. Ten berkata jujur jika anak bungsunya bau keringat.
"Gamau! Ntar mae diambil sama kak Dery!"
Hendery menarik kedua pipi gembil Haechan sampai membuat pemiliknya mangaduh kesakitan.
"Sakit kak Dery!"
Hendery tertawa dan melepaskannya, "mae kamu mae kakak juga, ya! Jadi kakak berhak manja-manja sama mae."
"Kakak kan udah punya kak Xiaojun, jadi manja sama dia aja! Jangan sama mae, Echan."
Seo Xiaojun, istri dari kakaknya.
Merasa tidak ada kehadiran kakak iparnya, mata Haechan mencari sekelilingnya.
"Kak Xiaojun mana kak? Ko ga keliatan."
"Di dapur lagi makan mangga muda, tadi beli pas mau kesini."
"Mangga? Bukannya kak Xiaojun ga suka yang asem-asem ya? Diakan sukanya yang manis-manis kaya wajah Echan." Hm, percaya diri sekali."
"Wajar sayang, kakak ipar kamu kan lagi ngidam," ucap Ten.
Ngidam
Ngidam
Haechan menjadi linglung mendengarnya.
"Berarti kak Xiaojun lagi hamil, ya mae?" Ten mengangguk dengan senyum bahagianya.
"Yap! Dan bentar lagi mae sama daddy bakal punya cucu."
"H.a.m.i.l?" Haechan menekan kata hamil. Ia masih tidak percaya, "TIDAK! ECHAN GA SIAP JADI AUNTY!" Haechan teriak lebay.
"Eh, ada apa? Ko teriak-terak gitu?" tanya Xiaojun yang datang karna suara teriakan Haechan mengganggu acara makan mangga mudanya.
Haechan menghampiri Xiaojun dan memeggang kedua bahunya erat, sampai Xiaojun mengeluarkan ringisan pelan.
"Jangan erat-erat pegangnya, gembul! Istri kakak kesakitan."
"Kak Xiaojun jangan hamil, aku belum siap ada dua Hendery si nyebelin ntar. Cepet keluarin lagi, cepet!"
"Sayang, kak Xiaojun udah hamil mana bisa dikeluarin. Kalo di keluarin nanti dede bayinya meninggal dong." Maksud Ten meninggal karna melakun obrosi nantinya.
"Ya jangan sampe meninggal. Hamilnya ntaran dulu, kalo Echan udah siap baru masukin lagi."
Polos apa bego nih? :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival [Markhyuck]
Fanfiction"Sampai kapanpun kita itu rival, Mark Jung!" * * * Mark dan Haechan adalah rival dari sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas. Bagi Haechan, Mark adalah laki-laki yang harus ia kalahkan dalam hal apapun. Tapi bagi Mark, Haechan adalah...