*Empat*

122 18 0
                                    

® Sorry For Typo

Junghwan bergerak gelisah saat di samping tubuhnya kini ada Chanwoo yang sedang memeluknya erat, setelah kejadian dimana Chanwoo ia temukan tergeletak tak sadar kan diri dengan hidung penuh dengan darah, ia akan membawa nya ke rumah sakit. Namun Chanwoo yang sedikit sadar mencegah nya untuk membawa diri nya ke rumah sakit, jadilah ia membawa tubuh lemah adik nya kembali ke rumah mewah nya.

"Sebenarnya kau sakit apa dik?".

Junghwan mengelus perlahan rambut lebat Chanwoo takut-takut dia akan membangun kan adik nya itu. Saat tangan Junghwan menghelai rambut terakhir, keanehan terjadi, banyak rambut Chanwoo yang rontok. Yang Junghwan ingat Chanwoo tidak pernah ada masalah dengan rambut rontok, dia dan juga Chanwoo punya rambut yang lebat dan tidak gampang rontok. Untuk memastikan kembali bahwa itu hanya kebetulan, Junghwan menyisir rambut hitam Chanwoo ke belakang dan hasil nya tetap sama, rambut Chanwoo semakin rontok begitu banyak nya.

Pikiran Junghwan semakin kalut dengan apa yang ia lihat, pertama Chanwoo pingsan dengan banyak darah di hidung nya dan kedua rambut nya yang tidak pernah rontok, sekarang rontok. Junghwan menggeleng kan kepalanya saat pikiran negatif masuk dalam pikirannya, Chanwoo sehat dan dia tidak akan sakit. Tapi Junghwan tidak tau kalau adik nya itu bisa menyembunyikan rahasia dengan amat sangat baik.

"Kakak", suara serak Chanwoo membuat Junghwan menengok ke arah nya, Junghwan memberikan senyuman manis nya pada Chanwoo.

"Kau kenapa?, apa yang sakit dik?", nada bicara Junghwan berubah khawatir dan sedih, Chanwoo hanya menggelengkan kepalanya, ia semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh kakak nya.

"Aku hanya kedinginan kak, kakak mau kan memeluk ku?", tanpa menjawab Junghwan langsung menarik tubuh kurus adik nya, mendekapnya dengan dekapan hangat nya, Junghwan serasa asing dengan tubuh adik nya, dulu tubuh Chanwoo tidak sekurus ini, namun tubuhnya sekarang sangat-sangat kurus.

"Berjanjilah pada kakak kalau ada apa-apa bilang sama kakak!", Chanwoo hanya mengangguk faham, dalam hati Chanwoo merasa bersalah karena ia sudah membuat kebohongan besar pada keluarganya.

Hari ini adalah hari di mana Hanbin akan pulang, Junghwan dan Jennie berencana menjadi yang pertama kali berangkat menuju bandara untuk menjemput Hanbin. Chanwoo hanya memandang kosong kaca yang ada di depannya saat ini, tubuh nya semakin hari semakin lemah dan rasa sakit yang ia rasakan semakin parah. Namun itu tidak membuat semangat hidup nya pudar, ia tetap bekerja untuk mewujudkan cita-cita nya yang terakhir kali, satu senyuman tampannya tercipta di bibir tipis nya, hati Chanwoo menghangat karena satu cita-cita akan tercapai.

Kalau kalian mengira Chanwoo akan naik taksi atau bis untuk menuju bandara, kalian salah, Chanwoo memilih untuk berjalan kaki dengan jaket tebal dan syal merah milik nya. Ia memang sengaja berangkat lebih awal untuk menjemput Hanbin, entah Hanbin mau dengan dirinya atau tidak, itu tidaklah ia pikirkan. Chanwoo ingin menjadi anak yang berbakti pada orang tuanya, dalam pemikiran Chanwoo orang tua adalah sosok Tuhan yang nyata, Chanwoo sangat menjunjung tinggi orang tuanya, meskipun orang tuanya berlaku tak adil padanya, ia tetap sayang dan mencintai orang tua nya.

Chanwoo terus meniup-niup telapak tangannya, hujan salju semakin deras dan tidak ada tanda-tanda muncul nya Hanbin di sana. Namun ia tidak kesepian, ia bermain dengan salju di sana, ia membuat 4 boneka salju yang lucu untuk menghilangkan rasa suntuk nya. Hal sederhana yang membuat hati Chanwoo gembira, empat boneka salju itu adalah dirinya, kakak nya serta ayah dan ibunya. Di sana terlihat bahagia sama seperti lukisan yang Chanwoo buat seminggu yang lalu. Lukisan yang akan Chanwoo berikan pada ayah nya saat ulang tahun nya yang ke 42 tahun. Chanwoo juga membuat syal rajut dengan tangannya sendiri.

Chanwoo mengalihkan pandangannya ke belakang saat gendang telinga nya mendengar suara Hanbin yang seperti memanggil seseorang. Hanbin memeluk dua orang tersayangnya tanpa melihat Chanwoo yang kini sedang kedinginan berdiri jauh dari dirinya. Dapat Chanwoo lihat Hanbin mencium kening Junghwan penuh cinta dan Hanbin memberikan paperbag yang Chanwoo yakin berisi oleh-oleh untuk ibunya dan Junghwan. Chanwoo tidak iri dengan oleh-oleh yang Hanbin belikan pada ibu nya dan Junghwan, namun ia ingin Hanbin memperlakukan hal yang sama seperti kakak nya pada dirinya.

The last January snow seasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang