38. Wall of Selfishness 🧱

356 50 33
                                    

(Note : untuk penulisan huruf miring hanya digunakan pada saat percakapan dengan bahasa Indonesia, bahasa asing, telepon, dan kalimat hangeul)
___________________________________

D-3

Waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Beruntunglah Clara di tempatkan di ruang VIP. Dengan kamar rawat yang begitu luas dan juga fasilitas yang memadai. Di kamar itu orang-orang yang berpihak pada Clara tengah tertidur pulas. Mungkin karena begitu banyaknya perubahan rencana yang mereka buat.

''Enghh'' erang Winter yang terbangun dari tidurnya.

Dilihatnya sekitar ruangan, tidak ada yang berkurang. Hanya saja Dokter Oh sudah meninggalkan ruangan ini karena harus melaksanakan tugasnya.

''Oppa, Luhan oppa. Bangunlah, sudah pukul 10 pagi,'' ucap Winter membangunkan Luhan.

Tak butuh waktu lama, Luhan segera terbangun dan hal pertama yang ia lakukan adalah memeriksa keadaan Clara. Sedangkan Winter membangunkan yang lain.

Tidak ada perubahan, wanita itu tetap tertidur seolah enggan untuk bangun kembali. ''Apa yang kau mimpikan, Clara? Hm? Tidurmu nyenyak sekali. Kau tidak merindukanku?'' gumam Luhan.

Kriing kriing

Dering ponsel milik Winter mengejutkan seisi ruangan. Song Jong Ki yang kebetulan berada dekat dengan ponsel Winter segera melihat nama sang penelepon. Pria itu terkejut.

''PresDir Oh,'' ujarnya.

Winter segera mengambil ponselnya dan menyuruh seisi ruangan untuk diam. Ia menggeser tombol hijau dan juga menghidupkan loudspeaker agar seisi ruangan mendengar percakapannya.

''Annyeonghaseyo, sajang-nim.''

''Winter, kau sedang di mana? Saya mencarimu kemarin,''

Ucapan PresDir Oh berhasil membuat Winter gugup.

''Maaf, PresDir. Kemarin saya ada keperluan dengan keluarga besar, sehingga saya tidak tau jika anda mencari saya,'' jawab Winter berusaha tenang.

''Seharusnya kau memberitahu terlebih dahulu. Ada begitu banyak yang harus kita bicarakan untuk sidang pers 2 hari lagi,''

''Jika memungkinkan, kita bisa membahasnya melalui telepon sekarang, sajang-nim.''

''Sejak kapan anda kehilangan sopan santun anda, Nona Winter? Saya adalah Presiden Direktur jika anda lupa,''

''M-maafkan saya, sajang-nim. Saya akan segera ke kantor sekarang, ''

''Cepatlah, saya masih harus memikirkan banyak rencana''

Tut

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh PresDir Oh. Luhan dan Kris sangat geram dengan sikap PresDir Oh yang angkuh.

''Sebaiknya aku bergegas menemui PresDir Oh, sebelum ia curiga,'' ucap Winter sembari berdiri dari duduknya dan menuju wastafel untuk mencuci wajahnya.

''Aku harap semua rencana sudah tersusun dengan baik. Kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan agar segera mengembalikan kesadaran Clara,'' tambah Winter.

''Kau benar, sudah cukup adikku menderita,'' ujar Luhan.

Winter bergegas mengambil tasnya dan hendak berjalan meninggalkan ruangan setelah berpamitan. Namun, Somi menahan langkahnya.

''Tunggu dulu. Aku akan memasangkan benda ini dibalik bajumu,'' ujar Somi seraya memasang benda kecil mirip seperti bros dikerah baju milik Winter.

New Manager °° Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang