Tinggal bersama Tante Vivi membuat ruang gerak Elaina. Ia harus mengikuti peraturan yang dibuat Tante Vivi di rumahnya. Seperti tidak boleh jalan ketika jam 8 keatas.
Dan sekarang Elaina bingung bagaimana caranya agar dirinya bisa mendapatkan izin malam ini.
Gurunya memberi sebuah kerja kelompok dan pembagian teman kelompok ditentuin berdasarkan nomor absen dengan isi tiap kelompok 4 orang. Mereka sudah berdiskusi akan kerja kelompok di malam hari, dikarenakan anggota kelompok luang ketika malam, jam 8 contohnya.
Elaina sedang mondar mandir dari dapur ke ruang tamu, dan begitu beberapa menit sampai Tante Vivi peka jika Elaina sedang ingin mengatakan sesuatu.
"Ela kenapa mondar mandir? Lagi nyari apa?" Tanya Tante Vivi yang menoleh ke arah belakang, tempat Elaina berdiri sekarang.
"Ah engga Tante," jawab Elaina gugup. Ia mengusap tengkuk lehernya. Elaina mencoba mendekati Tante Vivi yang duduk di sofa depan TV.
"Tante... Ela boleh keluar gak?" Tanya Elaina ragu-ragu. Ia mengulum bibirnya ke dalam dengan mata yang menatap was-was. Degup jantungnya tidak beraturan, seolah ia sedang naik roller coaster.
Mata Tante Vivi yang tadinya fokus menatap TV beralih menatap Elaina.
"Mau ngapain?"
"Kerja kelompok."
"Malam?"
"Iya...." Napas Elaina sedikit tertahan kala melihat raut wajah Tante Vivi, tangannya dingin.
"Boleh," ucap Tante Vivi lalu matanya melanjutkan menonton.
Senyum Elaina terbit ketika mendengar ucapan Tantenya, dengan cepat ia berlari ke kamar.
"MAKASII TANTE!" Tak lupa juga ia mengucapkan kata terima kasih meski berteriak.
Elaina masuk ke kamar dan dengan cepat menyambar hp nya yang bergeletak di meja bertujuan untuk memberitahukan pada Geisha jika ia diizinkan untuk keluar.
Geisha
Ke sini naik apa?Pesan yang baru Geisha kirimkan membuat Elaina memberhentikan gerakan mengikat rambutnya.
Iya juga, dia kesana naik apa? Karena selama ini ke sekolah ia naik taksi dan untuk keluar rumah, palingan dia hanya jalan kaki. Atau kalau jalan, biasanya Geisha yang menjemputnya. Tapi kali ini Geisha menjadi tuan rumah yang pastinya tidak bisa menjemputnya.
Belum sempat Elaina membalas pesannya, Geisha sudah mengirimkan pesan lagi.
Geisha
Kamu siap siap aja
Nanti Elang jemput kamu.Kening Elaina mengernyit, Elang? Burung Elang? Elaina terkekeh.
Elaina
Kamu bercanda yaa
Emang kalau malam elang engga tidur?Geisha
Elang Zayden Abraham
Bukan burung Elang lohElaina
Siapa?Geisha
Teman kelompok
Dia udah otw rumah kamuElaina
Teman kelompok kita siapa aja?Geisha
Farzan, Elang, kamu, sama akuBelum sempat Elaina menyelesaikan ketikannya, Tante Vivi sudah mengetuk pintu kamar. Segera Elaina membuka pintu
"Iya Tante?" Tanya Elaina ketika pintu sudah terbuka.
"Ada teman kamu katanya." jawab Tante Vivi dengan mata menatap seksama.
"Udah datang?" cepat banget. Elaina sedikit terkejut dengan kecepatan Elang datang sampai ke rumahnya. Ternyata orangnya sesuai dengan namanya.
"Kamu jalan sama cowok?" Tanya Tante Vivi dengan nada mengintrogasi.
Elaina kebablakan.
"Engga Tan, nanti pulang aku cerita ya. Kasihan Elangnya nunggu di depan kelamaan. Pamit dulu Tante." Buru buru Elaina menyalami tangan Tante Vivi sebelum pergi.
Elaina tersenyum kikuk ketika melihat Elang yang berdiri menunggu di depan pintu.
"Oh kamu namanya Ela?" Tanya Elang begitu melihat Elaina menghampirinya.
"Iya." Elaina ini bisa di bilang tipe orang yang susah ingat. Apalagi selama SMA, ia tidak pernah bertegus sapa pada Elang sehingga ia tidak tahu dikelasnya ada yang namanya Elang.
"Tante, kami pergi dulu." Tersadar jika di belakangnya sudah ada Tante Vivi yang melihat mereka berdua, Elaina hanya mengangguk, sedangkan Elang malah menghampiri Tante Vivi kemudian mencium tangannya.
Pemandangan ini membuat detak jantung Elaina tidak beraturan. Biasanya, pemandangan seperti ini hanya akan dia lihat di drama. Dan sekarang malah ada di hadapannya. Ingin rasanya Elaina menjerit,
"IDAMAN BANGET YA TUHAN!" Pekik Elaina dalam hati. Tapi wajahnya tetap memasang wajah biasa biasa aja.
Setelahnya Elang mengambil helmnya di motor dan menyodorkannya pada Elaina.
"Pake nih." Karena otaknya lagi blank,
Elaina segera memakainya padahal di dalam rumah ada helmnya.Saat menaiki motor Elang, Elaina sedikit kesusahan karena ia baru pertama kali naik motor gede. Dengan saran Elang yang menyuruhnya memegang pundaknya, akhirnya Elaina bisa naik.
"Kami pergi dulu Tante," ucap Elang sekali lagi sebelum benar benar pergi membawa Elaina diboncengannya.
***
Hai haii
maaf banget udah 3 hari aku gak update padahal udah janji bakal update tiap hari.
dikarenakan aku lagi ada kesibukan sedikit, mohon di maklumi ya.
sampe sini, pendapat kamu tentang cerita ini?
ga ngasih pendapat juga gapapa kok, baru bab 2 wkwk
see u in the next chap
tataahh

KAMU SEDANG MEMBACA
EL (Kita sebatas teman)
Teen FictionElaina dan Elvan sudah berteman sejak 3 tahun lalu, atau lebih tepatnya sejak kelas 7 SMP. Hubungan mereka sebenarnya cukup baik sebelum Elvan mengungkapkan tentang perasaannya terhadap Elaina. Lalu Elvan menghilang tanpa kabar bak di telan bumi. ...