A

22 7 13
                                    

Terbiasa untuk pura pura tidak belajar sebelum ulangan harian sudah tentu kebiasaan Elaina, atau lebih akrab dipanggil Ela.

Demi mendapatkan ketenangan disaat ulangan, ia harus terbiasa berbohong kepada Geisha jika semalam ia tak belajar, agar gadis itu tidak meminta jawaban pada Ela.

Geisha tak sebodoh itu untuk bisa tertipu berkali-kali. Karena setiap Ela mengatakan dirinya tak ada persiapan untuk ulangan, nilainya pasti diatas 85.

"Kamu kira aku anak TK? Denger ya Ela, anak SD aja yang kelas 6 juga ngerti kamu bohong." Dengan nada kesal Geisha berucap pada Ela yang mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Giliran kamu benar benar gak tau jawabannya, nanya ke aku. Parasitisme tau!" Tandas Geisha.

"Kamu kok mikir gitu sih?" cicit Ela seraya menatap melas.

"Kok bisa baca pikiran aku? Ternyata Geisha itu lebih pintar dari aku ya?" Ela menampilkan senyuman lebarnya yang memperlihatkan giginya yang gingsul. Namun itu malah menambah kesan manis.

"Ela! Aku lagi marah loh!"

"Geisha! Aku lagi muji loh!"

"Tabok nih ya?"

Bugh!

Bukan Geisha yang menabok Ela, tapi Ela duluan yang menabok Geisha.

"Nih tabok aja," ucap Ela sambil memasang lengan yang siap untuk ditabok Geisha.

Geisha terlihat geram sekaligus gemas dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini. Karena itu, ia tak jadi menabok Ela.

"Pokoknya kamu jauh jauh sana. Aku mau belajar buat ulangan matematika. Habisnya kamu gak mau bantu aku," ujar Geisha sambil membolak-balik kan buku matematika yang ia pegang.

"Oh, oke!" Ela membulatkan mulutnya sembari mengangguk paham. Tanpa merasa bersalah.

Karena masih pagi, meski sisa 15 menit lagi masuk kelas. Kelas hanya masih terisi setengah dari penghuninya. Bahkan tidak semua stand by di kelas. Siswa di kelas bahkan bisa terhitung pakai jari.

Ela mengeluarkan hp nya dari dalam tasnya. Menyalakan fitur internet yang membuat hpnya ribut dengan notifikasi dari berbagai aplikasi. Salah satu notifikasi yang ia buka adalah aplikasi WhatsApp, aplikasi pengirim chat online. Dan diantara pesan-pesan yang masuk, ia dibuat bingung oleh satu orang yang juga mengirimnya pesan.

Elvan.

Harusnya Elvan sudah masuk asrama, karena ini sudah hari Selasa. Harusnya juga ia sudah tidak menggunakan hp. Tapi kok dia mengirim pesan? Bahkan pesannya dia kirim dari jam 3 subuh. Ela yang memang belum memainkan hp dari pagi segera membuka pesannya berniat untuk menjawab.

Elvan
Ela, udah tidur ya?

Itu isi pesan yang dikirim Elvan jam 3 subuh.

Elaina
Kok bisa kirim pesan?

Elaina tidak berharap lebih jika Elvan akan membalas pesannya. Karena sekarang memang lagi jam sekolah. Tapi nyatanya, setelah pesan terkirim, status Elvan berubah menjadi online. Membuat Ela mengangkat sedikit alisnya bingung.

Elvan
Aku izin.
Pura pura sakit.

Elaina
Ortu kamu engga marah?

Elvan
Ga tuh.
Kamu lagi di sekolah?

Elaina
Mulai kapan kamu izinnya?
Iya, lagi di sekolah.

Elvan
Dari Senin.
Sengaja gak kabarin ehehe.

Elaina
Oh, baru mau tanya tadi.

Elvan
Nanya apa?

Elaina
Nanya, kenapa engga ada chat hari Senin. Ternyata emang sengaja engga dikabarin.

Elvan
Iya wkwk
Ga marah kan?

Elaina
Engga sih.
B aja tuh.

Elvan
Guru kamu belum masuk?

Pesan terakhir tak sempat Ela balas karena tiba tiba saja guru masuk kelas. Bukan tiba-tiba sih, tapi karena bel udah bunyi tadi.

Geisha sedikit menyikut perut Ela sehingga Ela menoleh.

"Bantuin aku ulangan, nanti aku traktir hari ini!" Bisik Geisha.

Dengan senyum penuh arti, Ela menautkan ujung jari telunjuknya dan jempolnya membentuk OK.

Sebenarnya, tujuan Ela dari awal adalah agar Geisha mentraktirnya hari ini.

Ela menggoyang-goyangkan kepalanya ceria dan bersemangat.

"Kamu Ela! Ngapain kayak gitu? Mengejek saya?" Ketus sang guru matematika.

***

Jadi berdasarkan pertimbangan aku dan pendapat para teman-teman, aku bakal nulis adegan chatting nya kayak gitu aja.

Aku juga belum nemu aplikasi fake chat yang bagus. Kalian ada saran aplikasi fake chat yang bagus?

see you in the next chap

EL (Kita sebatas teman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang