surya (Pov)
.
.
.
.
Jam tangan digital handphoneku sudah menunjukkan pukul 18:45 saat MC membuka acara Pensi malam ini. Jantungku berdegub kencang. Bukan karena sebentar lagi band-ku akan tampil, tetapi aku menunggu penampilan Rahayu. Aku dengar ia mewakili kelasnya untuk mengisi acara Pensi malam ini. Ia juga peserta Pensi yang pertama tampil malam ini.Aku penasaran apa yang akan ia tampilkan malam ini. Apakah ia akan menyanyi? Atau bahkan menari? Ah ... rasanya tidak mungkin gadis pemalu seperti dia menyanyi dan menari di atas panggung. Tidak lama kemudian seorang gadis cantik berkerudung cokelat naik keatas panggung setelah MC menyebut namanya. Langkahnya sungguh sangan anggun. Penampilannya yang terlihat sederhana dan sangat tertutup membuatnya sangat mencolok dibandingkan siswi lainnya. Make up tipis yang ia pakai membuatnya semakin mempesona.
“Cantik banget,” gumamku pelan. Tiba-tiba ia mengedarkan pandangannya kearahku. Sesaat tatapan kami saling beradu. Bola mata cokelatnya menatap mata sipitku seolah ingin menyampaikan sesuatu. Sungguh moment itu nyaris membuat jantungku berhenti berdetak. Tidak ingin rasanya aku berkedip agar bisa menikmati moment langka ini selama mungkin. Suara riuh teman sekelas Rahayu membuat kami tersadar. Rahayu bergegas membuang muka dan bersiap untuk tampil.
“Hah ...” desahku setelah membuang nafas dalam-dalam. Aku hampir saja pingsan karena bertatapan dengan Rahayu. Sungguh jatuh cinta bisa membuatku menjadi sekonyol ini.
Aku berusaha tenang dan menikmati penampilan Rahayu. Ternyata ia tampil membawakan tilawah Al Quran dan terjemahannya.Lantunan suara Rahayu saat membaca Al Quran menggetarkan hatiku. Sebuah lantunan yang sangat indah dibandingkan lagu pop yang terkenal di negeri ini. Sungguh irama dan suaranya sangat indah. Meskipun aku tidak mengetahui tentang kitab yang sedang ia baca, aku sangat menikmati penampilannya. Setelah ia membaca ayat Al Quran, ia membaca arti ayat yang baru saja ia lantunkan
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) hingga mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya (perintah-perintahNya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran,.”. ujarnya.
“Jleb ...” sebuah pukulan tak kasat mata mengarah ke arah jantungku setelah mendengar arti ayat yang ia bacakan.
“Apa artinya ini? apakah dia tahu jika aku menyukainya diam-diam? Apa tujuannya membacakan ayat ini saat Pensi?” tanyaku dalam hati. Hatiku masih bertanya-tanya maksud Rahayu membacakan surat itu.Tetapi aku sangat berharap surat ini menggambarkan perasaan hatinya saat ini. Saling menyukai dalam diam karena tidak mampu melanggar batas takdir kehidupan. Tidak terasa air mataku jatuh membasahi pipi kananku saat Rahayu menyelesaikan penampilannya. Ah ... ada apa ini? apakah aku mulai menyesali karena mencintai orang yang salah? Atau terlalu bahagia karena ia mungkin merasakan hal yang sama? Jika saja aku mempunyai kekuatan dan keberanian untuk menghancurkan batas ini.
“Bro, mau kemana? 15 menit lagi kita tampil, loh,” ujar Dhani saat melihatku beranjak pergi meninggalkan area Pensi.
“Mau ke toilet sebentar,” jawabku. Aku ingin membasuh wajah menghapus sisa air mata yang tidak sengaja keluar. Tidak mungkin aku tampil dengan mata yang sembab karena menangis. Aku bergegas menuju kamar mandi. Kulihat jam digital di handphoneku sudah menunjukkan pukul 19:00.Artinya 10 menit lagi aku akan tampil. Setelah aku keluar dari toilet, handphoneku bergetar pertanda pesan masuk. Saat aku ingin membuka handphone, seorang siswi tanpa sengaja menabrakku. Kami berdua terjatuh dan handphoneku terlempar jatuh ke lantai. Tampak sebuah buku kecil milik siswi itu juga tergeletak di lantai.