Chapter 4

240 35 4
                                    

Sebelum Mulai baca jan lupa vote dan komen ya(●'▽'●)ゝ

•••••••

"Hei (Name),kau kesal dengan Childe kah?" tanya Paimon kepada (Name).

"Tidak" Ucap (Name).

Walaupun dalam lubuk hatinya dia sangat kesal dengan Childe, dia berusaha untuk menutupi nya karna orang nya ada bersamanya.

"Daritadi kau menghiraukan nya"

"Memang nya aku tidak boleh menghiraukan nya? "

"Ya boleh sih...tapi-"

"Biasanya kau juga kesal dengannya"

(Name) dan Paimon terus beradu argumen. Childe hanya lanjut berjalan sambil melihati mereka, sampai arah pandangan Childe berubah.

(Name) POV

Aku dan Paimon terus beradu argumen, kenapa Paimon sangat aneh. Apakah Childe menjanji kan makanan lagi. Awas saja si Rambut orange itu.

"AWASS!!" Aku mendengar suara teriakan dari belakang ku, pada saat aku baru saja ingin melihat kebelakang badan ku sudah dipeluk dengan seseorang.

(Childe) POV

"AWASS!!" Aku langsung memeluk tubuh Traveler, aku mengorban kan badan ku untuk menjadi perisai.

"AKH-" Aku merasakan sakit di tubuh ku di akibatkan sayatan yg di beri oleh anak panah.

"CHILDE KAU TIDAK APA APA!?" Aku mendengar suara Paimon. "Aku tidak apa -apa...." Jawab ku berusaha berdiri.

Aku melihat wajah (Name), dan berkata "Tunggu disini"

(Name) POV

Aku melihat luka Childe di bagian punggung, dan kemudian dia berlari ke arah Hilichurl yg tadi hampir menyerang ku. Tidak begitu lama dia langsung membunuh Hilichurl itu dan kemudian kembali ke aku dan Paimon.

"Kau tidak apa apa?" Tanya ku, aku tidak tahu apa yg ada di pikiran ku tapi aku langsung saja bertanya seperti itu.

"Hahaha, aku baik baik saja!" Jawabnya dengan senyuman konyol itu.

Orang ini...bisa bisanya dia tersenyum saat sudah jelas tubuh nya terluka. "Buka baju mu". "HAH!?" Teriak Childe terkejut

"B-u-k-a baju mu, aku ingin melihat luka mu" Ucap [Name] memperjelas apa yg akan dia lakukan. "O-oh...sebentar jangan di t-tengah jalan, nanti orang orang berpikir aneh aneh" Ucap Childe. 'Aneh?....' seketika [Name] pun tersadar dengan apa yg dia akan lakukan.

Mukanya langsung memerah bagaikan buah tomat. Dia berusaha menutupi nya tapi tetap bisa terlihat oleh Childe. Childe hanya tertawa kecil.

Childe dan [Name] akhirnya pun menepi ke pinggir jalan, Childe mulai membuka baju nya pelan pelan.

[Hayooo, READER'S PADA MIKIRIN APA]

Terlihat badan Childe yg sungguh kekar, di punggung nya terdapat luka gores akibat panah Hilichurl. 'Lukanya lumayan besar' ucap [Name] didalam hati. Bukan hanya itu [Name] juga salah fokus ke badan Childe yg kekar. Bersix pack, tapi terdapat banyak luka.

"Paimon tolong basahkan kain ini dengan air" [Name] memberikan sebuah kain ke Paimon dan menyuruh Paimon membasahkan kain itu dengan air. "Didekat sini ada sungai, kau bisa pakai air itu" Perjelas [Name], Paimon mengangguk tanda mengerti.

Ketika Paimon mulai pergi, [Name] memberanikan diri bertanya. "Apa ini luka luka yg kau dapatkan selama bertarung?". Childe sedikit terkejut dengan pertanyaan [Name] itu, dia menjawab dengan mantap " TENTU! Keren kan, aku sudah melawan banyak musuh loh. Ini adalah tanda kemenangan dan kekalahan ku!".

[Name] terdiam sejenak "Apa kau tidak takut akan tiada?" Pertanyaan itu membuat Childe terkejut. "Aku tidak pernah memikirkan soal itu, lagi pula aku adalah orang yg kuat!" Ujar Childe dengan percaya diri.

'Mulai lagi songong nya, crit 100 thn sekali sombong amat' ujar [Name] dalam hati.

Tiba-tiba saja [Name] teringat sesuatu, hal ini terjadi karna Childe melindungi nya dari serangan Hilichurl itu. 'Harus nya aku berkata terima kasih kan....'.

"Traveler ini kain nya!" Tiba-tiba saja Paimon datang sambil membawa kain basah. "T-terima kasih Paimon...tahan sebentar ya, ini bakal sakit" [Name] pun mulai pelan pelan membersih kan luka Childe.

"A-ahk..perih" Ucap Childe, dia mengigit bibir nya karna kesakitan. "KAU LEMAH SEKALI CHILDE, BEGITU SAJA SUDAH SAKIT!" Teriak Paimon. 'Awas saja si makanan darurat ini' -Childe.

Ketika [Name] sudah selesai membersihkan luka Childe dan memberinya perban. Childe pun kembali memakai bajunya, tapi hanya kemeja saja.

Dia bikang ribet jika harus memakai atribut lengkap nya. Mereka berdua pun akhirnya melanjutkan perjalanan mereka ke Mondstadt.

"Terimakasih ya [Name] sudah mengobati ku, kau memang yg terbaik" Ucap Childe sambil tersenyum manis ke [Name]. Ntah mengapa perkataan dan senyuman itu memberi sebuah perasaan yg membingungkan untuk [Name].

Perasaan hangat...dan sedikit senang? Atau kegirangan? 'Apa apaan ini-'.

Bersambung....

Hai semuanya, kabar baik kan? Harus dong. Btw selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan!

Author mau minta maaf banget kalo misalnya author dah lama gak updet ff ini, karna jujur sibuk di rl juga hehe. Udh itu aja dari ath.

Stay safe dan stay healthy, patuhi protokol kesehatan dimana pun kalian berada. See you later✿

Loving you was never in the plan (Childe x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang