Seperti biasa Jaemin dan Jeno akan berangkat bersama saat kesekolah
Mereka berdua memang akrab karena keduanya sudah bersahabat sedari kecil
Paras keduanya yang tampan dan sama-sama suka mempermainkan perasaan seseorang
Walaupun dikenal seperti itu, tak dipungkiri masih banyak sekali yang menyukai keduanya
"Apakah kau masih sering bertemu dengan wanitamu itu?" Celetuk Jeno yang masih menatap lurus kedepan
"Oh! Dimana yang lain?" Jaemin tak menghiraukan pertanyaan dari Jeno, karena pertanyaan dari Jeno sangat tak berbobot baginya dan tidak penting
Garis bawahi tidak penting
Jeno yang mendengar jawaban dari sang sahabat hanya tersenyum remeh tanpa meliriknya
"Kalian berdua mengenalnya?" Tanya seorang pemuda lain yang baru tiba dan ikut melihat apa yang kedua sahabatnya perhatikan
Betapa bingungnya dia karena tatapan para sahabatnya hanya terfokus pada dua orang yaitu perempuan dan laki-laki yang mungkin sedang menjalin hubungan
Dan sedang bercanda gurau? Entahlah dirinya tak tau siapa keduanya, tapi bisa-bisanya kedua orang itu menarik perhatian sahabatnya
Jaemin maupun Jeno sama-sama fokus dengan apa yang mereka lihat, tanpa sengaja mengabaikan pertanyaan dari lelaki yang baru datang itu
"Bagaimana jika nanti? Tanganku sudah mulai gatal"
"Oh, sejak kapan kau disini Mark?" Kaget Jaemin melihat Mark yang sedari tadi sudah ada disampingnya
"Disaat pandangan kalian berdua yang tak mau teralihkan dari arah parkiran dan mengabaikanku" jawab Mark merasa jengah
"Siapa sih mereka, kalian mengenalnya?" Lanjut Mark melihat Jeno dan Jaemin bergantian
"Jeno, kau mengenalnya?" Tanya Jaemin menatap mata Jeno penuh selidik
"Dia mainanku" jawab Jeno tersenyum samoyed
"Dia bukan mainan, jika kau tau itu" dengus Jaemin memandang Jeno dengan tatapan tajam
"Sudahlah, ada apa dengan kalian berdua, tak seperti biasanya saja" Mark yang melihat pertengkaran keduanya hanya menatap malas dan mencoba melerai keduanya
Jika Jeno maupun Jaemin sampai bertengkar seperti ini, dia jadi ingin tau, siapa perempuan dan laki-laki yang membuat sosok dua sahabatnya sampai beradu mulut
Menarik
•••
Renjun dan Karina yang melihat keadaan Winter seperti mayat hidup hanya bisa menenangkan
Rambut acak-acakan, mata sembab, hidung memerah, dan baju yang seperti gembel tak terbentuk
Renjun tadinya mau bertemu dengan ayah Winter, dirinya ingin mencoba membantu dan mencari solusi agar hubungan ayah anak bisa kembali baik lagi
Dari kemarin-kemarin Winter tak ingin bertemu ataupun berbicara dengan ayahnya sama sekali, Winter akan menghindar jika ayahnya mencoba menghampirinya
"Hmmmm" hela nafas Renjun lelah memikirkan sahabatnya yang sama-sama keras kepala seperti ayahnya
"Baiklah aku akan mencoba bicara dengan ayahmu, dimana beliau?"
Mendengar ucapan Renjun, Winter yang daritadi menatap kosong kedepan mengalihkan tatapannya ke arah Renjun
Tak terasa air mata keluar dengan derasnya
"Dia di kamp pelatihan, hiks" jawab Winter dengan tangis sesenggukan dipelukan Karina
KAMU SEDANG MEMBACA
What The Book?
Novela JuvenilLangsung baca aja, siapa tau suka....🗿 Genre masih abstrak..... Salam santuy dari zero💪