O5🌠

1.9K 312 26
                                    

Seharusnya tadi Renjun lebih memilih pulang bersama kedua sahabatnya, lihatlah sekarang dia seperti orang hilang di depan kafe

Kakaknya Shua yang katanya mau mengajaknya ke suatu tempat, tapi di tunggu sampai hampir setengah jam lebih malah tak datang-datang

" Jika akhirnya begini, lebih baik tadi pulang sama Karina dan Winter, awas saja kalau sudah sampai sini nanti tuh orang, gue cuekin sampai mampus " gerutu renjun

Oh ayolah, Renjun mulai bosan!!!!!

Kak Shua adikmu ngambek!!!🤣🤣🤣

Renjun memutuskan tuk berkeliling di sekitaran kafe, bersenandung kecil dengan hoodie menutup rambutnya dan tak lupa masker yang menutupi sebagian wajahnya

So cool😍

" Hajar sampai mampus, hajar sepuas kalian, jangan berhenti!!"
" Baik bos! "
" Sudah ku bilang, kau jangan dekati adikku! Ku peringatkan untuk yang terakhir kali, ingat kata-kata ku ini ' Jangan dekati adikku lagi, Bangs*t'. ayo pergi, tinggalkan dia "

Orang yang di pukuli tadi hanya mengeluarkan senyum smirk

Bukan dia yang mendekati adik lelaki itu, tapi adik lelaki itulah yang seperti jal*ng🖕

Dia  bukan lemah, tapi dia sebenarnya bisa membunuh orang-orang tadi, dia hanya malas melawan segelintir semut yang memukulnya tadi

Sedangkan Renjun hanya mampu berdiri bak patung, iya yang melihat kejadian tadi didepan matanya hanya bisa bersembunyi dan sesekali merapalkan doa agar orang yang dipukuli tak mati, ia ingin menolong, tapi disana ada 10 orang lebih, dirinya memang bisa beladiri khususnya taekwondo, tapi di sana terlalu banyak lawan, nanti bukannya menolong, malah dirinya yang ikut babak belur dan merepotkan

Jadi Renjun menunggu sampai orang-orang tadi pergi

" Heei!! Jangan tutup matamu, jangan mati dulu, bantuan sudah datang walau terlambat, aku tadi ingin membantu mu, tapi aku sadar, nanti malah diriku ikut babak belur, maaf "

Renjun meletakkan kepala orang tadi di pangkuannya, dan sesekali menyuruh orang itu untuk tak menutup matanya

" Ku bilang jangan tutup matamu, pasti sakit, ku mohon bertahanlah, ambulance akan segera datang, hiks"

Dia merasa aneh, dia yang di pukuli tapi kenapa orang ini yang menangis, dia hanya bisa tersenyum samar, dia suka dengan mata orang ini, seperti rubah, sangat cantik, apalagi di saat menangis, sangat bersinar dan cantik

"Kenapa ambulance nya tak datang-datang hiks hiks, berhentilah menangis bodoh hiks"

Renjun tak tau kenapa ia malah menangis, dia merutuki dirinya yang bodoh, dan air mata yang tak mau berhenti

Akhirnya ambulance yang ia tunggu-tunggu datang, Renjun ikut masuk karena orang yang ia tolong tadi menggenggam tangannya sangat erat, renjun bisa apa?

Dia malah jadi rindu dengan gegenya

🚑

" Bagaimana keadaannya dokter? Tak ada yang parah kan? "
" Jangan kawatir, hanya saja tangan kanan dan kaki kirinya patah, kemungkinan perbannya bisa dilepas sekitar 2 bulan, dan ingatkan dirinya untuk selalu konsul setiap satu Minggu sekali, agar bisa di ganti perbannya, dia masih bisa berjalan kembali, tenanglah " jelas dokter itu dengan ramah, dokter itu juga menyuruh renjun untuk masuk

Renjun masuk dengan mata yang masih sembab

" Pasti sakit, kenapa kau hanya diam saja di pukuli seperti itu, kenapa tak melawan, kalau kau melawan aku juga takkan kerepotan bahkan aku sampai lupa mengabari seseorang karenamu"

What The Book?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang